Ragam Pembunuhan di Sumut Sepanjang 2022: Ditikam, Dililit, Dimutilasi

Year In Review 2022

Ragam Pembunuhan di Sumut Sepanjang 2022: Ditikam, Dililit, Dimutilasi

Datuk Haris Molana - detikSumut
Kamis, 29 Des 2022 21:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom)
Medan -

Beragam kasus pembunuhan keji terjadi sepanjang Tahun 2022 diberbagai daerah di Sumatera Utara. Aksi-aksi itu dilakukan dengan cara dan motif yang beragam.

Aksi yang dilakukan mulai dengan ditikam, lehernya dililit hingga di mutilasi. Pelakunya pun, kebanyakan orang dekat korban.

Berikut rangkuman kasus pembunuhan yang terjadi di Sumut sepanjang Tahun 2022:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. PMI asal Deli Serdang Dibunuh di Tanjungbalai gegara Dikira Informan Polisi

Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Suriadi dibunuh di Tanjungbalai. Pembunuhan dilakukan oleh tiga orang pelaku yang mencurigai korban sebagai informan kepolisian.

"Korban bernama Suriadi warga Percut Sei Tuan, Deli Serdang, saat kejadian ditemukan tewas dengan luka tikaman dan luka bakar di sekujur tubuh di sebuah lahan kosong," kata Kapolres Tanjungbalai, AKBP Triyadi salam keterangan pers, Kamis (12/5).

ADVERTISEMENT

Polisi mengungkap bahwa kasus pembunuhan itu dilakukan Selasa (19/4). Aksi itu dilakukan oleh tiga orang pelaku karena salah paham dan mencurigai korban sebagai informan polisi.

Kejadian pembunuhan tersebut berawal dari keinginan Suriadi untuk menjadi PMI di Malaysia. Dia menghubungi salah seorang temannya yang juga bekerja sebagai PMI di negeri jiran tersebut.

Atas saran temannya, Suriadi diminta menghubung pelaku Bagus Wira (32) yang saat itu sedang pulang ke Indonesia. Bagus Wira merupakan salah seorang PMI yang kembali ke Indonesia untuk melihat orang tuanya yang sedang sakit.

"Jadi sebelum peristiwa pembunuhan itu korban Suriadi menghubungi rekannya di Malaysia. Dia bilang ingin merantau kerja ke Malaysia. Lalu rekannya ini menyarankan untuk menemui pelaku Bagus Wira di Tanjungbalai guna mendapatkan informasi tentang cara keberangkatan, mengingat pada saat itu belum ada keberangkatan resmi PMI ke Malaysia baik jalur udara maupun laut," jelas mantan Kapolres Sibolga ini.

Saran untuk menemui Bagus Wira ke Tanjungbalai akhirnya dituruti oleh korban. Setelah menjalin komunikasi lewat telepon mereka akhirnya bertemu. Bagus Wira bukanlah agen perjalanan PMI. Hanya seorang pekerja yang ingin memberikan informasi.

"Singkat cerita pertemuan mereka membuat pelaku curiga, karena korban menanyakan paspor dan KTP pelaku sehingga dia menyangka korban ini adalah informan yang mencari tau tentang keberangkatan PMI secara ilegal ke Malaysia," beber Triyadi lagi.

Pelaku merencanakan pembunuhan terhadap korban yang baru dikenalnya. Ia kemudian menghubungi dua rekannya dan menghabisi korban di sebuah lahan kosong hingga membakar tubuh korban untuk menghilangkan jejak. Namun identitas korban tetap bisa dikenali berdasarkan identifikasi inafis dan rekam sidik jari.

"Akhirnya, tim yang dibentuk oleh Bapak Kapolda langsung berhasil mengungkap motif ini secara utuh. Dua pelaku kita amankan Budi Wira sebagai otak pelaku dan rekannya bernama Suriadi (37). Ada satu orang lagi yang masuk dalam pencarian orang berinisial AM," kata dia.

2. Gegara Batas Tanah, Petani di Dairi Tewas Ditikam Tetangga

Josua Sembiring (51), warga Desa Lau Perimbon, Kecamatan Tanah Pinem, Dairi ditangkap polisi karena membunuh tetangganya. Dia menghabisi nyawa korban karena dipicu masalah batas tanah.

"Benar telah terjadinya kasus pembunuhan," kata Kasat Reskrim Polres Dairi AKP Rismanto J Purba, Minggu (29/5).

Korban sendiri bernama Nasipta Tarigan (34) yang bekerja sebagai petani di sana. Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu (28/5) kemarin, sekitar pukul 18.30 WIB di Dusun Kuta Nangka, Desa Lau Perimbon, Kecamatan Tanah Pinem tepatnya di depan rumah ladang milik Jasman Karo Karo.

Ketika turun ke lokasi, petugas menemukan korban tewas tergeletak di tengah jalan di depan rumah ladang salah satu warga di sana. Korban mengalami luka tikam di sejumlah bagian tubuh.

"Berdasarkan informasi awal yang diterima peristiwa dilatarbelakangi permasalahan batas tanah antara terlapor dengan korban, sehingga terjadi perkelahian. Pada saat pergumulan berlangsung pelaku berulang kali menusuk pisau ke bagian belakang dan depan tubuh korban, sampai korban meninggal dunia," sebut Rismanto.

Korban kemudian dibawa ke RSUD Pak Pak Bharat untuk diautopsi. Sementara pelaku ditangkap dan ditahan di kantor polisi.

"Saat ini tersangka sudah diamankan dan dibawa ke Sat Reskrim Polres Dairi guna proses penyidikan selanjutnya," sebut Rismanto.

3. Siswi di Langkat Diperkosa Lalu Dibunuh

Mayat yang diketahui seorang siswi ditemukan oleh pengembala ternak lembu Komplek Sanggar Pramuka PT. Pertamina Pangkalan Berandan, Desa Puraka II, Kecamatan Sei Lepan, Selasa (21/6). Saat ditemukan, hampir seluruh tubuh mayat sudah berbelatung.

Setelah ditemukan, mayat korban pun dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Kemudian, tim Subdit III Jahtanras Polda Sumut bersama Polres Langkat menyelidiki soal mayat tersebut. Ada sembilan orang saksi yang diperiksa dalam peristiwa tersebut dan kemudian polisi pun menangkap pelakunya berinisial FS (19).

Setelah diperiksa, terungkap FS memperkosa korban saat sedang pingsan lalu memukul kepalanya hingga meninggal dunia. Awalnya, pelaku membonceng korban saat pulang sekolah.

Pelaku lalu membawa korban masuk ke area bekas Sanggar Pramuka, Komplek Pertamina RU II Pangkalan Berandan. Sampai di TKP, pelaku mengajak korban ke semak-semak dan menciumnya. Namun, korban menolak dengan menggigit bibir pelaku dan pelaku pun memukul korban dengan keras hingga pingsan.

"Sesampainya di TKP pelaku memarkirkan sepeda motor dan mengajak korban ke semak-semak dan melakukan ciuman terhadap korban secara paksa, lalu korban menolak dengan cara menggigit bibir pelaku, dan pelaku langsung melakukan pemukulan dengan tangannya dengan keras ke arah tengkuk korban mengakibatkan korban pingsan," sebut Joko, Selasa (28/6).

Setelah pingsan, pelaku membuka pakaian serta celana dalam korban dan memperkosanya dalam keadaan sedang pingsan.

"Kemudian pelaku melakukan pemerkosaan terhadap korban dalam keadaan korban sedang pingsan dan sewaktu pelaku melakukan pemerkosaan, atas pengakuan pelaku bahwasanya korban masih perawan," sebut Joko.

Selanjutnya korban mulai sadar dan masih lemas. Pelaku pun memperkosa korban kedua kalinya. Setelah itu, korban yang telah sadar sempat berbincang dengan pelaku dengan bertanya soal sperma pelaku apakah dimasukkan dan pelaku pun mengaku telah memasukkan ke kelamin korban.

Kemudian, korban pun mengatakan bakal melaporkan hal tersebut ke orang tuanya jika dirinya hamil. Mendengar itu, pelaku pun panik dan langsung memukul korban menggunakan batu.

"Saat itu pelaku mulai panik dan ketakutan dan selanjutnya pelaku memukul korban dengan batu di kepala bagian belakang, bagian pelipi sebelah kiri, kening dan rahang korban sebelah kiri," sebut Joko.

4. Wanita Dibunuh Pacar di Siantar, Hidung-Kemaluan Ditusuk Kayu

Seorang wanita dibunuh secara sadis oleh pacarnya bernama Lihatmansyah Saragih (27). Selain menggunakan pisau cutter, pelaku juga menusuk hidung dan kemaluan korban dengan ranting kayu.

Kasi Humas Polres Pematangsiantar, AKP Rusdi Ahya mengatakan pembunuhan sadis itu terjadi karena pelaku cemburu kepada pacarnya.

Pada hari Minggu (10/7), sekitar pukul 03.30 WIB, pelaku melihat pacarnya menerima tamu laki-laki yang tak dikenalnya masuk ke kamar kosnya di Jalan Rondahaim, Kelurahan Tanjung Pinggir, Siantar Martoba. Masuknya lelaki lain itu diketahui pelaku, lantaran kos mereka bersebelahan.

Saat pelaku tengah tidur, dia mendengar suara ngos-ngosan dan desahan antara korban dengan lelaki yang dibawa ke kamarnya itu.

"Maka mendengarkan suara-suara tersebut, pelaku pun tidak bisa tidur dan hanya bisa menangis dan merenung di dalam kamarnya," sebut Rusdi.

Kemudian, pada pukul 11.30 WIB, korban dan lelakinya itu pun keluar dari kamar kos menuju seberang jalan untuk mengambil sepeda motor milik lelaki tersebut. Keduanya pun lalu bersama-sama pergi sarapan pagi. Pada pukul 12.00 WIB, keduanya kembali ke kos. Setelah mengantar korban, lelaki itu langsung meninggalkan kos-kosan.

Setelah itu, pelaku dan korban bertemu di kos di mana korban lalu mengajak pelaku untuk mandi di Pemandian Pulau Batu, Kecamatan Siantar Sitalasari.

Atas ajakan korban, pelaku setuju kemudian mempersiapkan sebuah tas berisi baju, celana, sabun dan handuk. Dalam tas itu juga ada pisau cutter yang sudah lama berada di dalamnya.

Pada pukul 12.30 WIB, keduanya berangkat ke lokasi tempat pemandian dengan menumpang angkutan umum. Pada pukul 13.00 WIB, keduanya tiba dan dari tempat mereka turun harus berjalan kaki selama 30 menit menuju TKP.

Setelah tiba di TKP, keduanya sempat cekcok mulut. Pelaku mengungkit soal hubungan mereka yang katanya mau dibawa ke jenjang pernikahan. Korban kemudian menampar dan memaki korban dan meminta pelaku tak mengatur-atur hidupnya. Saat itu pelaku sedang jongkok.

Seketika pelaku berdiri dan langsung menjambak rambut korban. Korban membalas dengan menjambak dan menggigit jari pelaku.

Setelah gigitan korban terlepas, pelaku mencekik korban hingga lemas dan jatuh terlentang. Dia kemudian mengambil pisau cutter dari dalam tas dan menggorok leher pacarnya itu tiga kali.

Selanjutnya pelaku membuka baju korban dan menyumpal mulutnya menggunakan ranting kayu hingga baju dan kayu tersebut masuk ke dalam mulut korban.

Tak sampai di situ. Pelaku kemudian mengambil dua ranting kayu dan menusuk lubang hidung korban. Celana pacarnya itu kemudian dilepas. Pelaku lagi-lagi menusukkan kayu ke kemaluan korban.

Setelah pelaku melihat korban tak bernyawa, dia menutupi jasad pacarnya itu menggunakan dedaunan. Pada pukul 14.00 WIB, pelaku meninggalkan lokasi kejadian menggunakan angkutan umum ke Ramayana Kota Pematangsiantar.

Setelah dari Ramayana, pada Pukul 15.00 WIB pergi menuju Pasar Perluasan. Pada pukul 18.00 WIB, dia kembali ke Ramayana lalu kembali lagi ke Pasar Parluasan dan makan malam.

"Setelah pelaku makan malam, pelaku merenung dan menyesali perbuatannya serta merasa bersalah. Pada pukul 23.00 WIB, pelaku menuju Polsek Siantar Martoba dan menceritakan semua perbuatannya," ujar Rusdi.

"Pelaku merasa dikhianati oleh korban sehingga pelaku dendam dan sakit hati kepada korban," ujar Rusdi.

Aksi Pembunuhan karena Sakit Hati. Baca Halaman Berikutnya...

5. Pasutri di Samosir Dibunuh gegara Sakit Hati

Pasangan suami-istri, Gultom (55) dan Henny Kartini (54) di Simanindo, Samosir dibunuh oleh Marwan alias Begu. Motif pembunuhan itu diduga pelaku sakit hati dan ingin mengambil uang para korban.

"Tersangka sakit hati karena tidak diizinkan pulang dan ingin menguasai uang korban," kata Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon kepada wartawan, Minggu (24/7).

Polisi menyebut, Marwan ditangkap usai sempat melakukan pelarian ke sejumlah tempat. Setelah membunuh, dia lari ke tempat istrinya di Bandar Baru. Diketahui oleh polisi, dia lalu sempat melarikan diri ke hutan.

Marwan sempat pergi ke rumah pamannya di Tanjung Morawa, namun ditolak oleh pamannya. Pelaku lalu pergi ke tempat sahabatnya di Binjai. Singkat cerita, pelaku juga diketahui hendak melarikan diri ke Pekanbaru. Namun, pada tanggal 21 Juli, pelaku berhasil ditangkap Polres Samosir dan Polres Tebing Tinggi di Simpang Beo Tebing Tinggi.

"Yang bersangkutan ditangkap di dalam bus saat hendak menuju Pekanbaru," ujar Josua.

Akibat perbuatannya Marwan bakal dijerat dengan Pasal 340 atau Pasal 338 atau pasal 365 ayat ( 3 ) dari KUHP.

6. Anak SD Tewas Dibunuh Pamannya di Sekolah

Seorang anak SD, berinisial SRB menjadi korban pembunuhan di sekolah Yayasan Baiti Jannati, Deli Serdang. Pelaku bernama Rahmat yang merupakan paman SRB pun ditangkap.

Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha mengatakan bahwa Rahmat ditangkap pada Jumat (12/8) malam. Dia menjelaskan kini Rahmat sedang berada di Polsek Sunggal.

"Tadi pelaku sudah ditangkap saat berjalan di sekitaran Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara," ucap Chandra.

Aksi keji itu dilakukan pelaku pada Selasa (9/8). Awalnya SRB mengikuti apel pagi bersama murid lainnya.

Selanjutnya SRB dan murid lainnya masuk ke kelas untuk membaca surat-surat pendek. Biasanya wali kelas mengajar dengan kondisi pintu terbuka. Akan tetapi kali ini pintu kelas ditutup.

"Tiba-tiba pelaku datang dan mendobrak pintu kelas. SRB langsung ditusuk pakai pisau di bagian jantung," kata Ketua Yayasan Baiti Jannati, Waluyo.

Guru dan siswa lain dalam kelas itu langsung menjerit histeris. Waluyo juga langsung menuju ruang kelas yang sudah gaduh itu.

Dia mendapati SRB sudah tergeletak berlumuran darah. Siswa malang itu kemudian dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong saat masih di perjalanan.

"Kemungkinan SRB meninggal di jalan," sebutnya.

7. ASN di Nisel Tewas dengan Leher Terlilit

Seorang ASN, Ghasali Lahagu alias Ama Tesa (59) ditemukan membusuk dengan leher terlilit. Pelakunya yang berjumlah tiga orang dan dua di antaranya ditangkap.

Awalnya, petugas menangkap pelaku pria berinisial DD (17). Dia ditangkap saat hendak melarikan diri ke Riau. Kemudian, petugas mengamankan HZ (17) usai menyerahkan diri dari pelariannya di Medan.

Petugas mengungkap motif keduanya membunuh korban.Polisi menyebut aksi remaja itu dilakukan diduga dipicu masalah ekonomi.

"Motif sudah mulai terungkap, diduga masalah ekonomi, para tersangka anak-anak memerlukan uang. Sementara korban diduga 'senang anak-anak'," kata Kapolres Nias Selatan AKBP Reinhard H. Nainggolan, Senin (31/10).

Hanya saja, Reinhard tak menjelaskan lebih rinci apa motif pembunuhan itu. Begitu juga dengan istilah 'senang anak-anak' yang diungkapkannya.

Reinhard mengatakan, motif ini masih sementara. Pihaknya masih mendalami hingga terungkap fakta-fakta secara terang. "Namun masih terus kita dalami hingga terungkap fakta-fakta," ujar Reinhard.

Pembunuhan dengan Cara Mutilasi. Cek Halaman Berikutnya..

8. Pria Mutilasi Istrinya di Humbahas

Aksi keji yang dilakukan oleh HM terhadap istrinya NS itu berawal pada Jumat (11/11) pukul 10.00 WIB. Tersangka HM mengunci korban (NS) di dalam kamar, setelah itu tersangka HM mengambil pisau dan kembali masuk ke dalam kamar.

Selanjutnya tersangka mencekik korban dan menusuk pisau sebanyak satu kali ke bagian leher sebelah kanan korban. Kemudian, tersangka menyeret tubuh korban ke dapur dengan cara menarik kedua kaki. Sesampai di dapur, tersangka kembali menusuk badan bagian dada korban sebanyak dua kali.

"Pukul 19.00 WIB tersangka memotong leher korban hingga terputus dengan menggunakan satu pisau setelah itu memasukkannya ke dalam sebuah karung," sebut Kapolres Humbahas, AKBP Achmad.

Pada pukul 23.00 WIB tersangka memotong tubuh korban bagian tangan, kemudian mencuci potongan tangan dan memasukkan ke dalam panci berikan air dengan menambahkan garam beserta ke dalam panci untuk direbus. Lalu, pada Sabtu 12 November 2022, pukul 03.40 WIB tersangka memotong bagian kaki kanan dan kaki kiri korban dengan menggunakan satu buah kampak hingga terputus.

"Pada pukul 07.15 WIB tersangka membungkus kedua kaki korban menggunakan selimut dan dimasukkan ke dalam satu karung plastik. Kemudian membawanya ke belakang rumah tersangka untuk dibakar menggunakan satu buah mancis," ujar Achmad.

Kemudian, HM dibawa ke RS Jiwa di Medan. Dia dilakukan observasi. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Ildrem Medan membeberkan hasil observasi tersebut. Pihak RSJ mendiagnosa HM menderita skizofrenia paranoid.

"Jadi untuk tersangka HM saat ini sudah dilakukan observasi di RSJ Prof Ildrem Medan dan telah dikeluarkan Visum Et Refertum (VER) Psychiatricum dengan diagnosis Skizofrenia Paranoid oleh pihak RSJ," kata Kapolres Humbahas, AKBP Achmad Muhaimin, Senin (12/12).

Achmad mengatakan setelah hasil itu keluar, pihaknya akan mengambil keterangan lebih lanjut terhadap dokter yang mengobservasi HM. Hal tersebut, untuk mendalami hasil visum yang telah dikeluarkan.

"Kemudian penyidik masih akan memeriksa kembali dokter kejiwaan untuk mendalami dari hasil visum tersebut," ujar Achmad.

Achmad menyebut, walau HM mengidap hal seperti itu. Proses hukum terhadapnya masih terus berjalan. Petugas, kata Achmad, bersama pihak kejaksaan telah melakukan rekonstruksi terhadap kasus tersebut.

9. Siswi di Deli Serdang Dibunuh gegara Pelaku Sakit Hati

Seorang siswi SMK di Deli Serdang, warga Desa Purwodadi berinisial LPS (17) menjadi korban pembunuhan. Polisi kemudian menangkap pelaku dan mengungkap motifnya. Kepada polisi, pelaku yang bernama Rizky Lewa membunuh korban karena sakit hati dikatain sumbing.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi pelaku ditangkap oleh Unit 2 Buncil Subdit III Jahtanras Ditreskrimum Polda Sumut. Setelah ditangkap pelaku langsung diserahkan ke Polsek Sunggal untuk menjalani pemeriksaan.

"Motif yang diketahui sementara, yang bersangkutan itu sakit hati atas ucapan dari korban terhadap si pelaku," kata Hadi, Jumat (16/12).

Hadi menyebutkan awalnya pelaku dan korban kenal di media sosial. Kemudian, mereka berjumpa dan saat itulah korban dibunuh oleh pelaku lantaran sakit hati atas ucapan korban.

"Jadi pelaku dan korban ini kenal di media sosial, kenal dua Minggu di media sosial chattingan saling berbalas dan sebagainya. Kemudian ketemu di salah satu tempat, pas pertemuan itulah si korban berkata yang menyinggung perasaan dari pelaku. Perkataannya karena si pelaku ini cacat di bagian bibir sehingga berucap itu agak susah. Jadi itulah yang diucapkan oleh korban sehingga menyinggung perasaan pelaku," jelas Hadi.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Perampok yang Tewaskan Lansia di Bali Pakai Hasil Curian untuk Judol"
[Gambas:Video 20detik]
(dhm/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads