Duduk Perkara Penganiayaan Nakes RS Bandung oleh Sejumlah Oknum Polisi

Round Up

Duduk Perkara Penganiayaan Nakes RS Bandung oleh Sejumlah Oknum Polisi

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 08 Nov 2022 07:10 WIB
Orang yang mengaku polisi bernama IR Siregar terekam CCTV saat melakukan penyerangan ke RSU Bandung di Medan. IR Siregar membuka jaketnya dan menunjukkan baju dinasnya. Istimewa
Foto: Orang yang mengaku polisi bernama IR Siregar terekam CCTV saat melakukan penyerangan ke RSU Bandung di Medan. IR Siregar membuka jaketnya dan menunjukkan baju dinasnya. Istimewa
Medan -

Aksi penganiayaan di Rumah Sakit Bandung Medan bikin heboh. Sebab, peristiwa yang terjadi di rumah sakit milik Bendahara PDIP Sumut Meriahta Sitepu dinarasikan sebagai penyerangan oleh segerombolan oknum polisi.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi menjelaskan duduk perkara persoalan yang terjadi. Ia mengatakan peristiwa itu bukanlah penyerangan oleh oknum polisi.

"Bukan penyerangan, itu penganiayaan mereka salah paham antara empat sekuriti dengan satu anggota Polri awalnya itu aja. Tidak terkait dengan rumah sakit," kata Hadi, Senin (7/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Hadi menjelaskan peristiwa itu berawal dari kesalahpahaman antara satu oknum polisi dengan sekuriti RS Bandung dan salah seorang perawatnya di salah satu hotel di Kota Medan.

Awalnya empat orang yang sama-sama berteman dan saling kenal sedang nongkrong di kafe dan minum alkohol. Keempat orang itu adalah Bripda T, Debye dan Iten merupakan mahasiswi dan Ayu seorang perawat RS Bandung.

ADVERTISEMENT

Usai nongkrong, mereka menuju hotel memesan dua kamar. Karena Iten dan Ayu mabuk, agar tidak ribut keluar kamar mereka dikunci dari luar oleh Bripda T. Akan tetapi Ayu marah dan menelpon kawan-kawannya dan terjadilah percekcokan.

"Berawal dari empat orang yang sama-sama berteman dan saling mengenal (Bripda T, Debye/mahasiswi, Ayu/perawat RS Bandung, Iten/mahasiswi) mereka nongkrong di salah satu kafe dan meminum alkohol, setelah itu pukul 4 subuh mereka menuju hotel memesan dua kamar," jelasnya.

"Karena Iten (mahasiswi) dan Ayu (perawat RS Bandung) mabuk, agar tidak ribut keluar kamar mereka dikunci dari luar oleh Bripda T tetapi Ayu marah dan menelpon kawan-kawannya. Sekuriti RS Bandung dan perawat atas nama Wanda Winata kemudian cekcok mulut dengan Bripda T," ujar Hadi.

Akibat cekcok mulut itu, selang beberapa saat Bripda T bersama enam temannya mendatangi RS Bandung dan menganiaya Wanda.

"Dari cekcok mulut Bripda T dengan beberapa securiti dan salah seorang Perawat Wanda Winata di salah satu hotel, pukul 5 pagi Bripda T bersama enam temannya dan satu warga sipil mendatangi RS Bandung dan Bripda T lansung menunjuk Wanda Winata, secara spontan empat orang teman Tito memukuli Wanda Winata hingga mengalami lebam di wajah," ujar Hadi

"Kemudian sekitar pukul 6 pagi datang kembali ke RS Bandung sekitar tujuh orang yang salah satunya memakai seragam dinas polisi dan menanyakan siapa security yanh sudah menghina kawannya, tetapi di jawab oleh beberpa warga tidak tahu, kemudian mereka membubarkan diri," sebut Hadi.

Baca selengkapnya di halaman berikut....

Hadi menegaskan dalam peristiwa itu tak ada aksi yang disebut-sebut melakukan penyekapan. Mereka disebut berteman baik.

"Tidak ada penyekapan. Mereka empat orang itu berteman baik satu sama lainnya," ujar Hadi.

Hadi menyebutkan saat ini penyidik tengah mengumpulkan beberapa alat bukti salah satunya rekaman CCTV. Ada lima orang oknum polisi telah diamankan dalam kasus tersebut.

"Atas perintah Kapolda Sumut oknum personel Polri yang terlibat untuk segera diproses dan tindak tegas," sebut Hadi.

Hadi mengatakan setelah menerima informasi, dia bersama Kapolrestabes Medan mendatangi pihak Rumah Sakit Bandung di Jalan Mistar Medan untuk mendapatkan informasi secara utuh.

Hingga saat ini Polrestabes Medan dan Propam Polda Sumut sudah memeriksa beberapa oknum anggota Polri yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut

"Ada lebih dari lima orang yang sudah diklarifikasi penyidik Polrestabes Medan dan Propam Polda," ujar Hadi.

Informasi penyerangan RS Bandung Medan awalnya disampaikan anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto. Menurut dia rumah sakit milik Bendahara PDIP Sumut itu dilakukan pada Minggu (6/11) pagi.

"Tadi pagi, subuh, kami mendapatkan kabar adanya penyerangan sekelompok oknum gerombolan manusia yang mendatangi rumah sakit ini, mengganggu, dan memukuli," kata Rudy dalam video yang diterima detikSumut, Minggu (6/11/2022). Pernyataan dari Rudy ini sudah mendapatkan izin untuk dikutip.

Dalam video itu, Rudy sedang bersama sejumlah orang yang diduga menjadi korban penyerangan. Dia mengatakan ada dokter yang luka-luka karena menjadi korban dalam peristiwa itu.

"Adik ini saksi, pegawai atau paramedis, ada juga saya dengar dokter yang dipukuli," sebut Rudy.

Rudy pun menyampaikan kecamannya terhadap peristiwa ini. Dia menyebut, tidak seharusnya terjadi penyerangan di rumah sakit.

"Pada situasi yang sangat menyeramkan atau situasi perang sekalipun rumah sakit adalah tempat yang tidak boleh dilakukan penyerangan oleh siapapun, perang sekalipun," tutur Rudy.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Aksi Pria Ngelem di Depan Polda Sumut Demi Konten"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads