Jenderal Andika akan Kirim Dokter Terbaik Autopsi Brigadir Yoshua

Jenderal Andika akan Kirim Dokter Terbaik Autopsi Brigadir Yoshua

Tim detikNews - detikSumut
Sabtu, 23 Jul 2022 07:40 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (Foto: Tangkapan layar YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa)
Foto: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (Foto: Tangkapan layar YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa)
Medan -

Keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menolak hasil autopsi yang dilakukan RS Polri. Pihak keluarga meminta autopsi ulang melalui tim independen.

Kuasa hukum keluarga Brigadir Yoshua, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan, pihak keluarga meragukan hasil autopsi yang dilakukan RS Polri. Dia mempertanyakan kredibilitas dari hasil autopsi yang dilakukan.

"Kami menolak dan memprotes hasil yang kemarin itu karena kredibilitasnya itu. Kami mohon dibentuk tim yang baru supaya legal dan dapat dipercaya. Supaya kredibilitasnya bisa dipercaya dan autentik, maka dibentuklah yang baru," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penolakan hasil autopsi ini karena keluarga merasa ada kejanggalan dalam kematian Brigadir Yoshua. Salah satu yang alasannya karena keluarga menemukan ada bekas luka lilitan di leher Brigadir Yoshua.

Menurut Kamaruddin, semestinya hasil autopsi dari RS Polri yang mengatakan kematian Brigadir Yoshua karena tembak menembak menuai protes. Namun, Polri justru dianggap diam saja.

ADVERTISEMENT

"Harusnya ketika penjelasan Karo Penmas Polri yang mengatakan meninggal karena tembak menembak harusnya mereka protes berdasarkan hasil autopsi bukan begitu bro, bukan begitu kawan. Tapi mereka diam saja, mereka tidak protes mereka menikmati saja bahwa almarhum mati karena tembak menembak," terangnya.

Hal itu yang kemudian membuat keluarga Brigadir Yoshua meragukan kredibilitas hasil autopsi sebelumnya. Keluarga lantas meminta autopsi ulang dilakukan dengan melibatkan tim independen yang melibatkan dokter dari RSPAD, RSAL, RSAU, RSCM, dan RS swasta.

Merespon keinginan itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Andika Perkasa akan mengawasi objektivitas proses autopsi ulang jasad Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Prose autopsi rencananya akan melibatkan dokter forensik dari rumah sakit tiga matra TNI.

"Saya pasti siap, ini kan kemanusiaan. Apa saja. Tetapi memang saya ingin memastikan detailnya, supaya apa? Supaya saya sendiri bisa mengawasi, mengawasi objektivitas itu kan tidak mudah di lapangan," kata Andika di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (22/7/2022) seperti dikutip dari detikNews.

Ia menyebut, tim dokter yang ditunjuk akan dipilih berdasarkan keahlian dan kedalaman ilmunya agar hasil autopsi bisa maksimal.

"Sehingga saya harus pasti rumah sakit mana, tim dokternya pun kita pilih yang senior sehingga mereka bisa memberikan penilaian maupun, misalnya, sumbangsih dari segi keilmuan itu lebih maksimal," kata Andika.

"Dan yang lebih penting memang terkendali. Terkendali dalam arti tidak ada intervensi sedikitpun sehingga mereka bisa memberikan opini yang benar-benar objektif," kata dia.

RS TNI yang bakal dilibatkan yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Pusat AU Dr Esnawan Antariksa, dan RSAL Dr Mintohardjo. Ketiga pihak menyatakan masih menunggu arahan Panglima TNI.

Keluarga Brigadir Yoshua Hutabarat meminta Polri melakukan autopsi ulang jenazah Brigadir Yoshua. Polri menyampaikan akan menindaklanjuti dan menggandeng kedokteran forensik eksternal.




(bpa/bpa)


Hide Ads