Video yang menyebut adanya petani yang meninggal saat ribut soal lahan di Deli Serdang, Sumatera Utara, viral. Penyebar video tersebut pun dilaporkan ke polisi.
Pelapor adalah pihak PT Propernas Nusa Dua yang merupakan anak perusahan BUMN yang sedang melakukan proyek pembangunan di lokasi petani wanita yang meninggal dunia itu. Laporan dilayangkan karena mereka keberatan narasi petani wanita itu meninggal dunia akibat bentrokan dengan preman bayaran yang mereka sewa.
"Kita buat laporan polisi yang langsung pada pemilik akun Facebook MG, KS, EI dkk terkait dengan tindak pidana pencemaran nama baik lewat medsos karena membuat berita hoaks terkait pekerjaan clearing di lahan kami," kata pengacara PT Propernas Nusa Dua, Rinaldy kepada wartawan, Sabtu (25/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan itu bernomor STTLP/B/1092/VI/2022/SPKT//Polda Sumut tentang UU ITE. Rinaldy mengklaim peristiwa meninggalnya petani wanita itu tidak sama dengan narasi yang disebar dalam video itu.
"Tidak, tidak benar itu apa yang dinarasikan. Dalam narasi itu sangat menyudutkan pihak Propernas Nusa Dua," tuturnya.
Terkait masalah lahan yang menjadi dasar keributan, Rinaldy mengklaim lahan itu sudah dimenangkan oleh pihak Propernas Nusa Dua dan akan dilakukan pembersihan lahan untuk dibangun.
"Mereka telah kalah di pengadilan, sehingga kami melakukan penertiban di atas lahan yang telah memiliki HGB dan IMB bersama Tim Pam OBVIT Polda Sumut," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, video saat sejumlah petani cekcok dengan petugas kepolisian di sebuah lahan viral di media sosial. Narasi dalam video dijelaskan ada seorang petani wanita yang meninggal akibat dari keributan itu.
Seorang warga, Timbung mengatakan mereka melakukan penolakan aktivitas pembangunan karena lahan itu masih dalam sengketa yang menunggu keputusan pengadilan. Saat itu, kata Timbung, sempat terjadi aksi saling dorong antara petani dengan sejumlah petugas keamanan yang berjaga di sekitar lokasi.
"Karena seharusnya menunggu keputusan pemerintah dulu. Nah, itu sudah coba dijelaskan tapi pihak sana tidak mau mendengar, makanya terjadi kontak fisik dorong - dorongan. Memang pukulan tidak ada. Saat itu kami diperhadapkan pada Sabhara dan preman," ucapnya.
Timbung mengatakan saat aksi saling dorong itu ada warga yang tersungkur. Erni (petani yang meninggal) melihat ada rekannya tersungkur, ikut terjatuh dan pingsan. Setelah dibawa ke rumah sakit, Erni kemudian meninggal dunia.
Sementara itu, Polsek Pancur Batu menyebut Erni meninggal dunia karena kelelahan setelah turut melakukan aksi menolak aktivitas buldoser.
"Erni meninggal karena kelelahan atau lemas setelah aktif ikut menolak aktivitas buldoser saat itu," kata Kapolsek Pancur Batu, Kompol Suriyanto Ginting saat dikonfirmasi.
Suriyanto tidak menyangkal bahwa saat itu ada anggota Sabhara yang berada di lokasi. Akan tetapi, Suriyanto membantah bahwa sempat terjadi kontak fisik dengan pihak Sabhara.
"Informasi yang kami dapat, para petani itu cuma ngejar bolak balik ngejar aktivitas buldoser. Tidak ada kontak fisik sama sekali apalagi dorong-dorongan dengan Sabhara. Karena bolak balik itu mereka ya kecapean," ucap Suriyanto.
(afb/afb)