Polisi akhirnya turun tangan menelusuri dugaan penyimpangan pengiriman 2.050 kantong darah PMI Banda Aceh ke Tangerang, Banten secara diam-diam. Dua pengurus PMI yang mengungkap informasi itu diperiksa untuk dimintai keterangan.
"Ya (diselidiki). Sementara dua orang yang sudah kita mintai keterangan yaitu Sekretaris PMI dan Kabid Pelayanan Kesehatan Sosial dan Unit Donor Darah," kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol M Ryan Citra Yudha saat dimintai konfirmasi detikSumut, Rabu (18/5/2022).
Ryan mengatakan, keduanya dimintai keterangan di Polresta Banda pada Jumat (13/5) lalu. Awalnya polisi memanggil Sekretaris PMI Syukran Aldiansyah namun dia datang bersama kabidnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga yang bersangkutan (kabid) sekaligus kita mintai keterangan dan bersedia. Jadi dua orang yang sudah kita mintai keterangan," jelasnya.
Menurut Ryan, pihaknya bakal memanggil sejumlah saksi lain untuk menyelidiki dugaan pengiriman darah tersebut. Surat panggilan ke saksi lain dilayangkan pads Selasa (17/5) kemarin.
"Kemarin kita buat surat permintaan kembali untuk saksi-saksi yang lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, pengurus PMI Banda Aceh kaget mengetahui adanya pengiriman darah mencapai 2.050 kantong ke Tangerang secara diam-diam. Pengiriman itu diketahui setelah dilakukan sidak ke Unit Donor Darah (UDD).
"Ini dasarnya dari kecurigaan kami di pengurus karena ada beredar isu ada pengiriman darah ke Tangerang, kami tidak tahu itu. Kita lakukan sidak di PMI dengan pengurus-pengurus ternyata benar bahwasanya ada pengiriman darah ke Tangerang," kata Sekretaris PMI Banda Aceh Syukran Aldiansyah kepada wartawan, Kamis (12/5).
Ribuan kantong darah itu, katanya, diduga dikirim pada Januari, Februari dan April. Menurutnya, pengurus tidak mengetahui adanya pengiriman tersebut karena selama ini tidak diberi akses ke UDD.
"Selama ini akses kami ke UDD ditutup oleh ketua, kami tidak tahu apa. Data yang kami peroleh darah yang dikirim itu sekitar 2.050 kantong," jelasnya.
Sementara itu PMI Banda Aceh menjelaskan kronologis pengiriman 2.050 kantong darah ke Tangerang. PMI menyebut pengiriman itu dilakukan untuk menghindari kedaluwarsa darah.
"Khusus di Desember 2021, kita terima lonjakan donasi darah dari pegawai kontrak di Pemerintah Aceh yang membuat stok darah di kita berlebih. Kita sudah menanyakan ke rumah sakit di wilayah kerja kita dan juga UDD PMI Pidie, Aceh Utara, dan Langsa, apakah kebutuhan darah mereka terpenuhi atau tidak, dan mereka jawab untuk saat itu mereka punya stok yang stabil," kata Kepala UDD PMI Kota Banda Aceh dr. Ratna Sari Dewi dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Ratna mengatakan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan PMI Medan sebelum dilakukan distribusi darah ke Tangerang. Saat itu, darah di PMI Medan disebut masih banyak persediaannya.
Selain itu, alasan dikirim ke Tangerang karena daerah tersebut ada penerbangan langsung dari Banda Aceh. Sementara ke provinsi lain di Sumatera disebut tidak ada penerbangan langsung.
"Kalau harus transit kita nggak bisa menjamin kualitas darah kita tetap bagus karena proses di perjalanannya lama," ujarnya.
"Proses pengiriman darah juga tidak serta-merta. Jadi kita harus memastikan darah yang kita kirim itu sudah lewat proses pemeriksaan kualitas sesuai dengan standar PMI. Setelah kita yakinkan mereka dengan data-data yang layak, baru kami kirimkan sesuai dengan permintaan UDD dan sesuai SOP," terang Ratna.
(agse/astj)