Mengenal Mangupa-upa, Tradisi Batak Dilakukan Bobby dan Edy saat Kampanye

Mengenal Mangupa-upa, Tradisi Batak Dilakukan Bobby dan Edy saat Kampanye

Nizar Aldi - detikSumut
Sabtu, 12 Okt 2024 11:43 WIB
Bobby Nasution menjalani prosesi Mengupa-Upa di Kabupaten Padang Lawas Utara
Foto: Bobby Nasution menjalani prosesi Mengupa-Upa di Kabupaten Padang Lawas Utara (Dok. Istimewa)
Medan -

Kedua Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 1 Bobby Nasution dan Cagubsu nomor urut 2 Edy Rahmayadi menjalani tradisi Mangupa-upa di awal masa kampanye mereka. Lantas apa makna dari Mangupa-upa tersebut?

Bobby Nasution melaksanakan tradisi Mangupa-upa saat berkampanye di Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel). Sedangkan Edy Rahmayadi melaksanakan tradisi Mangupa-upa saat berada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Tradisi Mangupa-upa ini sudah ada sejak dulu dan menjadi budaya turun temurun hingga saat ini. Tidak hanya masyarakat yang masih tinggal di Sumut, tapi Suku Toba atau Mandailing yang telah menatap di luar Sumut juga masih melakukan tradisi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mangupa-upa berarti suatu bentuk acara permintaan doa atau nasihat. Harapannya, setelah acara itu dilakukan, orang yang diupa itu akan mendapatkan perlindungan dan keberkahan dalam hidupnya.

Mangupa-upa ini biasanya dilakukan saat momen tertentu yang menggambarkan bentuk rasa syukur, seperti dalam acara pernikahan, kelahiran bayi, menempati rumah baru, atau baru pulang saja ke kampung halaman. Selain itu, Mangupa-upa ini juga bisa sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar kejadian buruk yang baru saja dialami tidak terulang lagi, misalnya setelah kecelakaan.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari website indonesia.go.id, ada dua ciri Mangupa-upa yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Batak. Pertama, Mangupa-upa ala Batak Toba dan Mangupa-upa yang lazim dilakukan keturunan Mandailing yang biasanya hidangan makanan yang disajikan di dua daerah ini juga memiliki versi yang berbeda.

Untuk di suku Toba, biasanya Mangupa-upa dilakukan saat prosesi pernikahan. Sajian makanannya biasanya adalah ikan mas yang telah diolah dengan bumbu khas Batak atau orang biasanya menyebutnya ikan arsik.

Wakil Edy Rahmayadi, Hasan Basri Sagala menjalani prosesi Mangupa-upa di Kabupaten SamosirFoto: Wakil Edy Rahmayadi, Hasan Basri Sagala menjalani prosesi Mangupa-upa di Kabupaten Samosir (Dok. Istimewa)

Para orang tua dan sesepuh, bahkan juga lainnya yang ketika itu ikut hadir dalam Mangupa-upa pernikahan, akan berkeliling dan menyentuh menu ikan mas arsik tadi.

Kalau ada yang tidak dapat mengambil menu sajian ikan mas arsik tersebut, cukup dengan menyentuh orang yang bisa mengambil makanan. Ritual seperti itu tidak boleh terputus serta berhenti sampai semua orang tua, sesepuh, atau pihak lain yang hadir. Diharuskan semua yang hadir dapat menyentuh ikan mas arsik tadi.

Penggunakan ikan mas pada Batak Toba bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat Batak Toba, ikan mas disimbolkan sebagai makna agar pengantin menjadi keluarga bahagia dan terus saling menyayangi serta mendapatkan anak yang banyak.

Berbeda dengan tradisi Mangupa-upa di Mandailing. Dulu, masyarakat Mandailing menyebut Mangupa Upa ini dengan nama 'paulak tondi tu bagas'. Mereka menganggap bahwa ketika terjadi peristiwa, tondi atau ruh manusia sedang terpisah dari jasad, sehingga perlu dimasukkan kembali.

Kegiatan ini lazim digunakan bagi orang yang baru saja kecelakaan. Hidangan yang disajikan dalam acara ini juga biasanya lebih banyak hidangan yang disediakan, seperti sirih, beras, daun pisang sitabar, ikan, ayam atau daging kambing, telur ayam dan garam.

Semua sajian menu tersebut memiliki makna masing-masing bagi masyarakat Mandailing. Untuk kapur, ditandai sebagai bentuk ungkapan sukacita. Lalu, beras sebagai simbol agar kedua pengantin dapat memilah jalan kebaikan dan buruk.

Sementara daun pisang sitabar adalah tanda pernikahan cukup sekali saja. Untuk daging kambing menjadi simbol keperkasaan, telur ayam sebagai makna sumber kehidupan dan garam dimaksudkan agar kedua mempelai mampu memberikan manfaat bagi kehidupan di dunia.

Setelah itu, semua hidangan Mangupa-upa itu nantinya akan disuapkan kepada kedua mempelai atau orang yang diupa-upa.

Meski ada dua versi, tradisi Mangupa Upa itu tetap memiliki satu kesamaan makna, yakni bentuk rasa syukur, permintaan perlindungan dan yang lainnya.

Simak Video: Momen Bobby Panggil Edy Rahmayadi 'Om', Lalu Sindir Jalan Rusak

[Gambas:Video 20detik]



(afb/afb)


Hide Ads