Suku Karo memiliki kekayaan budaya yang melimpah dan indah. Mulai dari makanan, pakaian, rumah adat, bahasa, hingga struktur kekerabatan, semuanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Suku Karo.
Salah satu kekayaan budaya itu ialah tari terang bulan. Tari ini terinspirasi dari cerminan jiwa dalam kehidupan sosial Suku Karo, khususnya mengenai romantisme yang terjalin di antara muda mudi di bawah purnama yang indah.
Tari terang bulan memiliki arti yang dalam bagi Suku Karo. Pelestarian terhadap kekayaan seni ini masih dilakukan hingga sekarang meski tidak sebanyak dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lebih lengkapnya, yuk, simak artikel yang sudah dirangkum oleh detiksumut berikut ini!
Asal Usul dan Makna Tari Terang Bulan
Dikutip dari hasil penelitian Miranti, dkk, dalam jurnalnya yang menganalisis mengenai makna keseluruhan dari tari terang bulan, tarian khas Suku Karo ini diperkirakan lahir sekitar tahun 1965. Tarian ini melambangkan pertemuan muda mudi di bawah terangnya bulan purnama saat mereka menumbuk padi.
Tari terang bulan dilakukan dengan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Bersama, mereka membawakan tarian ini dengan penuh penghayatan dan diiringi syahdu oleh musik tradisional Karo.
Sebagai salah satu media ekspresi di Suku Karo, tarian terang bulan juga memiliki makna yang penuh akan nila-nilai Suku Karo. Adapun makna yang terkandung antara lain:
· Dalam setiap gerakan yang dilakukan dalam tarian ini melambangkan kehidupan muda mudi dalam mencari pasangan hidupnya. Mulai dari pertemuan pertama mereka, proses yang dilewati untuk mencari pasangan hidup, dan rayuan-rayuan kepada satu sama lain. Ada satu kalimat dalam bahasa Karo yang sesuai dengan makna tarian ini, yaitu "Isepe adi enggo ertutur, ialo alo alu mehuli," artinya, siapapun yang ingin berkenalan, sambutlah dengan baik dan sopan.
· Lewat busana yang dikenakan, para penari menggunakan pakaian tradisional Suku Karo dan mengedepankan aturan tak tertulis mengenai cara berbusana. Kata 'mehaga, mejile, metunggung' adalah semboyan Suku Karo yang mengedepankan kepantasan busana yang dikenakan dan nilai estetikanya.
· Lewat pola lantai pada tarian terang bulan memiliki makna bahwa setiap satu langkah maju berarti seorang Karo selalu mencari dan berjuang, langkah mundur berarti menghormati Sang Pencipta, berputar artinya perjalanan hidup memiliki proses yang berliku, dan jongkok yang berarti Suku Karo selalu mengedepankan kesepakatan bersama.
Karakteristik Tari Terang Bulan
· Berpasangan: Tarian ini dilakukan secara berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan dengan minimal tiga pasangan. Hal ini menjadi ketentuan umum karena makna tari ini menceritakan tentang pertemuan muda mudi dalam konteks romantisme.
· Gerakannya Lembut dan Gemulai: Gerakan dalam tari terang bulan didominasi oleh gerakan-gerakan yang lembut dan mengalir, menggambarkan perasaan cinta yang halus dan mendalam.
· Kostum Khas Karo: Untuk perempuan biasanya menggunakan uis jujung-jujungen, kelam-kelam, uis nipes ragi barat, kebaya merah, dan songket. Untuk laki-laki menggunakan celana hitam, baju kemeja hitam tangan panjang, beka buluh, dan samarenda. Semua itu adalah pakaian adat dari Suku Karo.
· Musik Pengiring: Tarian ini biasanya diiringi oleh musik tradisional Karo yang membuat suasana mendayu-dayu dan lebih romantis.
Saat ini, upaya pelestarian terhadap tari terang bulan terus dilakukan oleh para pegiat seni tradisional Karo. Untuk itu, diperlukan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat umum juga di dalam upaya pelestarian tersebut.
Nah, itu dia penjelasan mengenai tari terang bulan dari Suku Karo. Semoga menambah wawasan, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Evita Doryna Br Ginting, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)