Dalam kisah pergerakan nasionalisme Indonesia, ada sosok pahlawan yang tidak boleh terlewatkan, yakni Panglima Polem IX dari Provinsi Aceh. Panglima Polem IX punya peranan besar dalam mempertahankan daerah dan hak-hak rakyat Aceh.
Panglima Polem IX lahir di wilayah Aceh Besar pada tahun 1905 tepatnya di Lam Sie, Selimuem. Panglima Polem merupakan gelar dari keturunan bangsawan Aceh.
Berikut detikSumut rangkum kisah perjalanan Panglima Polem IX mulai dari sejarah, perjuangan, hingga jasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Gelar Panglima Polem
Dilansir dari laman Pemerintah Provinsi Aceh, sebutan Panglima Polem jadi salah satu dari banyaknya gelar kehormatan untuk keturunan kaum bangsawan Aceh. Panglima Polem merupakan pejabat "Panglima Sagoe XXII Mukim" (Pedalaman Aceh Besar) dengan tambahan "Sri Muda Setia Peurkasa"
Panglima Sagoe membawahi para Uleebalang, Imeum Mukim, dan Keuchik namun bergelar Panglima Polem. Ada juga sebutan untuk sebelah kanan Aceh Besar Panglima Sagoe Mukim XXVI bergelar Sri Imam Muda dan kiri ada Mukim XXV bergelar Setia Ulama.
Biografi Panglima Polem IX
Dikutip dari Jurnal Pemikiran Islam berjudul Nasionalisme Dalam Pemikiran Panglima Polem IX oleh Muhammad Ihcsan, Teuku Muhammad Ali dinobatkan sebagai Panglima Sagoe Mukim XXII Pedalaman Aceh Besar, menggantikan orang tuanya Teuku Panglima Polem Muhammad Daud yang telah meninggal. Nama dan gelar kehormatan tersebut juga ditulis dalam berbagai corak:
1. T.M.A. Panglima Polem
2. T. Muhammad Ali Panglima Polem
3. Panglima Polem IX
4. Raja M. Ali
5. Teuku Muhammad Ali Panglima Polem
Teuku Panglima Polem IX lahir di wilayah Aceh Besar, daerah ini kaya akan sejarah dan budaya perlawanan terhadap penjajahan. Keluarga Polem adalah salah satu keluarga terhormat di Aceh, yang sering memegang peran penting dalam pemerintahan dan pertahanan daerah.
Teuku Panglima Polem Muhammad Ali punya garis keturunan dari Sultan Iskandar Muda bersama tiga perempuan.Istri pertama punya dua orang anak, yakni Meurah Pupok dan Sultanah Safiatuddin. Istri kedua bernama Puteri Kamaliah, dikenal dengan nama Putroe Phang dari Kerajaan Pahang.
Jasa Panglima Polem IX
Dalam catatan sejarah perlawanan di Aceh, Panglima Polem IX memimpin pasukan dalam pertempuran dan menyusun strategi perang. Beberapa jasa Panglima Polem IX selama pertempuran sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Militer
Bersama dengan para pasukan dan pejuang Aceh, mereka bekerjasama dalam pertempuran penting melawan Belanda. Munculnya ide dan strategi perang karena serangan yang dilakukan di berbagai tempat dan waktu yang bersama.
2. Diplomasi
Berusaha menjalin aliansi dengan kelompok lain untuk mempertahankan dan memperkuat posisi daerah Aceh. Contohnya saat tentara Jepang berada di Sigli, ada perebutan senjata dengan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), sehingga daerah tersebut juga dijaga oleh uleebalang.
3. Pengorbanan
Ia menunjukkan sifat keteladanan dan pengorbanan pribadi untuk kepentingan dan perjuangan dari rakyat Aceh
4. Pembelaan Hak-hak Rakyat
Berusaha mempertahankan hak tanah serta hak rakyat Aceh dari tindakan eksploitasi kolonial.
Perjuangan Panglima Polem IX
Dikutip dari Jurnal Pemikiran Islam berjudul Nasionalisme Dalam Pemikiran Panglima Polem IX oleh Muhammad Ihcsan, ini dia beberapa perjuangan Panglima Polem IX:
Perjuangan Melawan Pasukan Belanda bersama Pejuang Aceh
Pada 1893, Panglima Polem IX berhasil memundurkan pasukan Belanda di wilayah Aceh. Sesudah Belanda kalah dari para pejuang Aceh, tidak lama kemudian ada agresi tahap dua dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Agresi tahap dua juga dengan jumlah pasukan yang banyak, pejuang Aceh juga dapat dikalahkan karena peralatan perang. Meskipun kalah, rakyat Aceh juga tidak pernah menyerah terhadap Belanda.
Bersama pemimpin organisasi Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) serta para pemuda dan ratusan rakyat, menyerang tangsi militer Belanda di Seulimuem. Munculnya pemberontakan itu menggerakkan seluruh XXII Mukim termasuk Padang Tiji, yang disusul oleh XXVI Mukim di bawah pimpinan Panglima Sagi Teuku Nyak Arief oleh seluruh Uleebalang dan Ulama.
Panitia Membeli Pesawat Untuk Aceh
Pesawat tersebut merupakan hasil sumbangan dari masyarakat Aceh, sebagai bentuk armada kekuatan pertama yang dimiliki oleh angkatan udara (TNI AU) RI. Mulai dari menerobos serangan pasukan Belanda dan menjadi jembatan penghubung antara pemerintah pusat dan daerah.
Mempertahankan Keutuhan NKRI
Teuku Panglima Polem Muhammad Ali juga memelihara nasionalisme untuk bangsa, mulai dari memberikan solusi dan jawaban dari pertanyaan terkait negara. Hal ini dilihat adanya musyawarah mufakat dan mengucapkan ikrar untuk mempertahankan daerah bersama pejuang lainnya.
Aceh sebagai salah satu daerah yang paling sulit ditaklukkan oleh Belanda karena perlawanan yang sengit dari rakyatnya. Polem IX memainkan peran strategis dalam menyatukan berbagai kelompok perlawanan dan memimpin serangan-serangan terhadap pos-pos Belanda.
Salah satu kontribusi terbesar Panglima Polem IX adalah kemampuannya untuk menjaga moral dan semangat juang para pejuang Aceh. Kepemimpinannya yang kuat membuat Belanda sulit untuk menaklukkan Aceh sepenuhnya, meskipun mereka menggunakan berbagai taktik militer dan politik.
Sekianlah informasi dan kisah Panglima Polem IX, sosok pahlawan dari Aceh. Semoga bermanfaat detikers!
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom
(afb/afb)