Sejarah Tanjungbalai Si Kota Kerang

Sejarah Tanjungbalai Si Kota Kerang

Siti Alya Zikriena Poetri - detikSumut
Jumat, 21 Jun 2024 09:00 WIB
Kota Tanjungbalai (Dok. Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia)
Foto: Kota Tanjungbalai (Dok. Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia)
Tanjungbalai -

Tanjungbalai merupakan satu dari 33 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak di kawasan pesisir pantai timur Sumatera Utara dan dijuluki sebagai 'Kota Kerang.

Tanjungbalai dijuluki 'Kota Kerang' karena kota ini terkenal karena melimpahnya hasil tangkapan kerang di wilayah tersebut. Kira-kira bagaimana sih sejarah, geografis, hingga ciri khas dari Kota Tanjungbalai? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Sejarah Kota Tanjungbalai

Dilansir dari Repository UMY, Kota Tanjungbalai memiliki sejarah yang erat dengan Kerajaan Asahan, yang didirikan sekitar 392 tahun yang lalu. Sejarah kota ini dimulai pada tahun 1620 dengan penobatan Sultan Abdul Jalil sebagai raja pertama di Kerajaan Asahan di sebuah tempat bernama Kampung Tanjung, yang menjadi asal-usul nama Tanjungbalai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut cerita rakyat, nama Kota Tanjungbalai berasal dari sebuah balai yang terletak di ujung tanjung di muara Sungai Silau dan Sungai Asahan. Karena lokasinya yang strategis, balai ini menjadi semakin ramai dan dikenal sebagai tempat singgah bagi para pelancong yang menuju hulu Sungai Silau dan Sungai Asahan.

Seiring waktu, tempat ini mulai disebut "Kampung Tanjung," dan orang-orang sering menyebutnya sebagai "Balai di Tanjung," yang kemudian berkembang menjadi nama Tanjungbalai.

ADVERTISEMENT

Pada masa penjajahan Belanda, Kota Tanjungbalai mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kota ini diresmikan sebagai Gementee berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal pada 27 Juni 1917 dengan Stbl. 1917 Nomor 284. Peningkatan ini didorong oleh berdirinya berbagai perkebunan di wilayah Asahan dan Sumatera Timur, seperti H.A.P.M, SIPEF, dan London Sumatera (Lonsum).

Pembangunan infrastruktur transportasi, termasuk jalan, jembatan, dan jalur kereta api, memudahkan akses ke Kota Tanjungbalai, memungkinkan hasil perkebunan dipasarkan dengan lancar ke luar negeri melalui pelabuhan setempat. Hal ini menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai kota pelabuhan yang penting di pantai timur Sumatera Utara.

Di abad ke-20, pembukaan kantor-kantor dagang Belanda seperti K.P.M., Borsumeij, dan lainnya menarik banyak orang Eropa untuk menetap di kota ini. Asisten Residen van Asahan berkedudukan di Tanjungbalai, menjabat sebagai Walikota dan Ketua Dewan Kota (Voorzitter van den Gemeenteraad). Sejak saat itu, Tanjungbalai tidak hanya menjadi tempat kedudukan Raja tetapi juga pusat administrasi Asisten Residen.

Geografis Kota Tanjungbalai

Masih berdasarkan sumber yang sama, Kota Tanjungbalai berada pada koordinat 2°58'15" - 3°01'32" LU dan 99°48'00" - 99°50'16" BT. Kota ini terletak di pertemuan dua sungai besar, yaitu Sungai Silau dan Sungai Asahan, yang bermuara ke Selat Malaka.

Tanjungbalai berada relatif dekat dengan negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Asahan dan berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu, Simalungun, Karo, serta provinsi Kepulauan Riau. Sebagai wilayah terluar Sumatera Utara, Tanjungbalai berada di jalur perdagangan internasional yang strategis.

Kota Tanjungbalai memiliki lokasi yang sangat strategis dan ekonomis berdasarkan letak geografisnya. Kota ini didukung oleh berbagai sarana, prasarana, infrastruktur, dan aksesibilitas yang memadai, termasuk transportasi darat dan laut, jaringan air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang menjangkau seluruh nusantara dan negara tetangga.

Secara administratif, Kota Tanjungbalai berbatasan dengan:

  • Sebelah Utara: Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan
  • Sebelah Selatan: Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan
  • Sebelah Barat: Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan
  • Sebelah Timur: Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan

Kota Tanjungbalai terletak di pesisir pantai timur Sumatera Utara, tepatnya di tepi Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Kota ini memiliki luas wilayah sekitar 60,52 km² atau 6.052 hektar, yang hanya merupakan 0,08% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kota Tanjungbalai secara keseluruhan berbatasan dengan Kabupaten Asahan.

Ciri Khas Kota Tanjungbalai

Berdasarkan laman Universitas STEKOM, Kota Tanjungbalai terkenal dengan berbagai makanan khasnya, termasuk kerang daguk, kerang bulu, ikan asin mayung, udang asin, gulai masam, daun ubi tumbuk, dan anyang pakis.

Selain kekayaan kulinernya, kota ini juga menawarkan beragam wisata alam, seperti Water Front Tanjungbalai yang berada di ujung kota dan di tepi Sungai Asahan.

Setiap tahun, Tanjungbalai merayakan hari jadinya dengan 'Pesta Kerang'. Julukan "Kota Kerang" diberikan karena dulunya kota ini menghasilkan kerang dalam jumlah besar, meskipun produksi kerang sekarang menurun akibat ekosistem yang tidak mendukung.

Kota ini juga memiliki jembatan terpanjang di Sumatera Utara yang melintasi Sungai Asahan. Kota Tanjungbalai juga telah menerima Anugerah Adipura sebagai kota terbersih se-Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2012, dan 2013.

Demikianlah penjelasan mengenai sejarah hingga ciri khas yang dimiliki oleh Kota Tanjungbalai. Semoga bermanfaat bagi detikers, ya.

Artikel ini ditulis Siti Alya Zikriena Poetri, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads