Tari Cecah Inai merupakan salah satu bagian terpenting dalam rangkaian acara pernikahan di Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Tarian ini digelar untuk memberikan petuah serta memperkenalkan kedua mempelai kepada anggota keluarga.
Tarian Cecah biasanya dipertunjukkan sebelum hari pesta pernikahan dilaksanakan yaitu pada malam hari sebelum pesta pernikahan berlangsung.
Kira-kira bagaimana sih sejarah dan juga pelaksanaan dari tari cecah inai? simak penjelasan berikut ini, ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Tari Cecah Inai
Berdasarkan dari jurnal yang berjudul "Bentuk Penyajian Tari Cecah Inai dalam Pesta Perkawinan di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau" karya Roni Apriyanto, bahwa tari cecah inai memiliki akar sejarahnya pada zaman kerajaan Indragiri, khususnya digelar dalam acara pernikahan seorang raja pada masa itu.
Sejak itu, tarian ini terus berkembang dan menjadi bagian dari tradisi di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu. Saat ini tarian cecah inai sering dipentaskan dalam acara pernikahan. Di beberapa masyarakat Rengat, kehadiran tari cecah inai dalam sebuah acara tidaklah wajib, tergantung pada tuan rumah acara tersebut.
Keberadaan tarian ini dapat memeriahkan acara pernikahan dengan memberikan contoh cara mencecah Inai, dan semakin memperkuat identitas budaya masyarakat Rengat dan sekitarnya.
Dahulu, tarian ini hanya ditampilkan oleh penari silat laki-laki, sedangkan penari perempuan dianggap tabu untuk menarikannya. Sementara itu, pada saat ini tari cecah inai telah mengalami banyak perubahan dalam pola geraknya, berawal dari gerakan silat menjadi lebih lemah gemulai, namun masih mempertahankan ciri khasnya.
Dalam prosesi Cecah Inai, kedua pengantin duduk berdampingan di pelaminan. Para tokoh adat secara berurutan mendekati mereka untuk melaksanakan Cecah Inai. Proses dimulai dengan mengambil inai dan mencelupkannya ke telapak tangan pengantin, kemudian dilanjutkan dengan menyiramkan tepung tawar di telapak tangan mereka, dan terakhir menaburkan beras kunyit sambil mengucapkan doa dan harapan untuk kedua pengantin.
Pelaksanaan Tari Cecah Inai
Pada malam sebelum acara pernikahan, tari cecah inai biasanya diadakan setelah salat isya. Kedua pengantin duduk di pelaminan dengan sanak keluarga berkumpul di depan penampilan tari cecah inai yang berlangsung selama 5 menit.
Pengantin duduk di pelaminan sambil menyaksikan tari cecah inai yang disertai dengan musik dari rekaman. Setelah itu, para penari memasiki ruangan dengan membawa properti seperti inai yang sudah dihias, beras kunyit, dan tepung tawar.
Setelah memasuki ruangan, penari cecah inai meletakkan properti di depannya dan mengawali gerakan dengan duduk sembari memberikan salam pembuka sesuai dengan irama musik.
Gerakan yang pertama adalah memetik inai segar untuk digunakan pada malam cecah inai. Selanjutnya, inai digiling halus agar lebih mudah saat diberikan kepada pengantin. Proses pemberian inai dilakukan di telapak tangan kedua pengantin untuk diambil atau dicolek.
Kemudian, penari berdiri dan membawa alat untuk acara malam cecah inai. Gerakan berikutnya adalah menaburkan beras kunyit ke kedua pengantin yang duduk di pelaminan dengan diulang beberapa kali. Setelah menaburkan beras kunyit, dilanjutkan dengan memercikkan tepung tawar menggunakan daun pandan ke telapak tangan kedua pengantin.
Setelah semua gerakan dilakukan, peralatan yang digunakan diambil kembali dan diperlihatkan kepada pengantin laki-laki dan perempuan sebagai contoh tarian cecah inai.
Nah, itu dia sejarah serta pelaksanaan dari tari cecah inai yang biasanya ditampilkan dalam acara pada malam sebelum pernikahan. Semoga bermanfaat ya, detikers.
Artikel ini ditulis Siti Alya Zikriena Poetri, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Baca juga: Sejarah Sibolga, Kota Terkecil di Indonesia |
(astj/astj)











































