Edy Junaedi Targetkan Cagar Budaya Palas Mendunia

Padang Lawas

Edy Junaedi Targetkan Cagar Budaya Palas Mendunia

Goklas Sihotang - detikSumut
Jumat, 29 Mar 2024 03:06 WIB
Candi Si Djoreng Belangah (Goklas Wisely/detikSumut)
Candi Si Djoreng Belangah (Goklas Wisely/detikSumut)
Medan -

Pj Bupati Padang Lawas (Palas) Edy Junaedi Harahap mulai melirik beragam cagar budaya dan situs di Palas untuk dikembangkan. Peraih Karya Praja Utama Nugraha sebagai Camat Terbaik di Provinsi DKI Jakarta 2010 itu menilai bahwa Palas memiliki kekuatan untuk dikembangkan menjadi kota beragam cagar.

Hal itu di paparkan pejabat eselon II termuda DKI tahun 2015 tersebut disela-sela kunjungan di Medan Rabu (27/3). Edy menuturkan bahwa saat ini Palas yang dikenal sebagai kabupaten penghasil Sawit juga harus menunjukkan diri sebagai kawasan peradaban tua yang pernah ada di Nusantara.

Keberadaan peradaban tua itu dapat dilihat dari beragam candi yang ada di kabupaten Palas. Peraih Pejabat Pratama Teladan Tingkat Nasional 2018 itu menuturkan bahwa candi - candi di Palas dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Palas sudah ditempati ratusan tahun silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sedang kita inventarisasi, dan akan kita data kembali. Ini akan menjadi target ke depan untuk kita jual. Daerah harus memiliki beragam sector yang mampu dijual untuk kemajuan masyarakatnya. Saya menargetkan itu sebagai salah satu hal penting," terangnya kepada detik.com.

Salah satu candi yang paling mudah diakses saat ini adalah Si Djoreng Belangah. Candi ini merupakan situs sejarah peradaban Buddha di Desa Padang Garugur, Kecamatan Barumun Tengah. Candi ini telah teregistrasi sebagai cagar budaya dengan terbitnya SK Menteri No PM.88/PW.007/MKP/2011 dan sampai saat ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh.

ADVERTISEMENT

"Bukan hanya itu, informasi yang kita peroleh ada beberapa candi agi. Jumlahnya cukup banyak. Ini bukti bahwa sudah ada peradapan di Palas ratusan tahun silam yang harus kita revitalisasi kembali," ujarnya.

Sementara itu akademisi Universitas Negeri Medan, Erond Damanik menuturkan bahwa candi Si Djoereng Balangan hanya merupakan salah satu candi dari puluhan candi yang ada di Palas. Dosen Antropologi itu menuturkan bahwa dia pernah melakukan riset ini bersama tim peneliti dari Balai Arkeolog Sumut.

Termasuk membaca literasi terkait beragam candi di Palas. Diantaranya ada Candi Bahal, Sipamutung, Tandihat, Sangkilon, Pagaranbira, Sijoreng Belanga. Candi tersebut merupakan peninggalan Hindu-Buddha namun tidak diketahui kerajaan apa saja yang pernah bermukim di sana.

Hanya saja, perlu diketahui candi-candi tersebut berasal dari era Hindu-Buddha muncul sebelum abad 12. Terkhusus di Candi Si Djoreng Belanga, dapat ditandai dengan ditemukan sebuah prasasti batu berangka tahun 1101 Saka atau sama dengan tahun 1179 Masehi oleh seorang epigraf (ahli membaca tulisan kuno) bernama Louis Charles Damais.

Sehingga menurut Erond kekayaan itu dapat dijaga dan dilestarikan. Karena semakin dilestarikan nilainya akan semakin mahal serta mampu dikembangkan sebagai kawasan cagar. Candi ini sangat perlu dilestarikan. Sebab, dapat menjadi pusat pembelajaran era Hindu Buddha di Sumut. Pada tahun 2018, pemerintah melakukan pemugaran terhadap candi ini karena 70 persen bangunannya masih utuh.

"Candi ini dapat dijadikan pusat pembelajaran sekaligus destinasi wisata. Kawasan bersejarah Palas pun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2012 dengan peringkat nasional yang menuntut pengelolaan skala nasional," tutupnya.




(bpa/bpa)


Hide Ads