Warga Medan pasti tidak asing dengan sebutan nama Kampung Keling yang berada di kawasan Jalan Zainul Arifin. Disebut Kampung Keling karena banyak dihuni oleh orang keturunan India.
Tapi, kini Kampung Keling sudah berganti nama menjadi Kampung Madras atau Little India. Lalu bagaimana asal-usul hingga dulunya kawasan yang berada di Kecamatan Polonia dan Petisah ini dikenal dengan sebutan Kampung Keling.
Sejarawan Kota Medan M Azis Rizky Lubis menjelaskan bahwa penyebutan nama Kampung Keling berawal saat Belanda menduduki Kota Medan. Kala itu, para pekerja dari India dikirim ke wilayah Sumatera Timur untuk bekerja sebagai pekerja perkebunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mengapa wilayah yang kini disebut Kampung Madras tetapi dulu disebut dengan sebutan kampung keling. Hal ini bermula sewaktu masa pemerintahan kolonial Belanda menguasai wilayah Sumatera Timur. Nah, untuk mendatangkan para pekerja dari China menggunakan biaya yang cukup mahal, maka kemudian Belanda dan perusahaan perkebunan asing itu mendatangkan orang-orang India yang berasal dari beragam suku yang ada di sana," kata Azis kepada detikSumut, Rabu (4/10/2023).
Setelah mendatangkan para pekerja dari India, lalu Belanda melakukan penempatan bagi para pekerja yang bekerja di perkebunan. Saat itu ada pekerja dari India, dan Jawa, mereka di pekerjakan dan di tempatkan di kawasan yang berbeda.
Hal itu dilakukan Belanda untuk mengantisipasi adanya pemberontakan dari para pekerja yang dikirim dari luar wilayah Sumatera Timur kepada perusahaan perkebunan.
"Belanda kala itu memisahkan pemukiman para pekerja sesuai dengan latar belakang etnisnya masing-masing. Hal ini kenapa dilakukan Belanda karena bisa saja, para pekerja ini menjalin hubungan dan membangun kekuatan untuk melakukan pemberontakan khusus nya perasaan perkebunan," ucapnya.
Saat itu orang-orang India yang bekerja di perkebunan paling banyak ditempatkan di kawasan Kampung Madras sekarang. Namun, kata Azis, sebenarnya mereka tidak hanya ditempatkan di kawasan itu saja tetapi ada beberapa kawasan di Kota Medan yang juga ditempati oleh orang-orang India kala itu.
"Belanda kala itu membuat pemukiman berdasarkan etnis tertentu. Misalnya orang-orang India, itu tidak hanya ditempatkan di Kampung Madras sekarang. Tetapi ada juga ditempatkan di wilayah Polonia, kemudian Sunggal. Kemudian di antara ketiga wilayah tadi seperti di Kampung Madras, Polonia, dan Sungga. Tetapi kala itu yang paling banyak dihuni orang India di wilayah Kampung Madras,"ucapnya.
Sejak masa pemerintahan Belanda di wilayah Kota Medan kawasan jalan KH. Zainul Arifin, kata Azis, jalan tersebut diberi nama Jalan Kolombo. Kala itu orang-orang memberi nama suatu wilayah karena melihat di sekitar nya.
Ketika itu, lanjut Azis, karena wilayah Kampung Madras dihuni oleh orang-orang yang lebih banyak berkulit hitam maka sebutan dari nama Kampung Keling pun melekat di masyarakat.
"Karena kampung Keling inikan kemudian menjadi identitas karena warganya banyak orang-orang India yang mohon maaf banyak yang berkulit hitam. Nah, sebutan keling itukan sebenarnya tidak hanya digunakan kepada orang orang India saja.
Orang-orang India yang kala itu menduduki wilayah Kampung Madras dan sekitarnya pun semakin banyak. Mereka juga mendirikan rumah ibadah di kawasan Kampung Madras seperti Kuil Shri Mariamman, Shri Supramaniyam Nagarattar Koil, dan Masjid Ghaudiyah.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
Seiring berjalanya waktu, penggunaan nama Kampung Keling tidak enak di dengar karena terkesan adanya perbedaan dan rasis di dalam nama tersebut. Sehingga pemerintah Kota Medan pun merubah nama tersebut menjadi Kampung Madras.
"Nah, sebutan kampung Keling ini disesuaikan dengan penduduk yang menghuni. Jadi kemudian pemerintah Kota Medan sepakat untuk menggantikan nama kampung tersebut di tahun 2008 itu menjadi Kampung Madras, dikarenakan penyebutan Kampung Keling itu terkesan rasis,"terangnya.
Kini wilayah Kampung Madras atau Little India ini menjadi salah satu pilihan wisata yang ada di Kota Medan, banyak pilihan wisata sejarah yang bisa dikunjungi ke kawasan ini.
Mulai dari wisata sejarah rumah ibadah Kuil Shri Mariamman yang begitu indah ketika berada di dalamnya. Kemudian, di sekitaran tersebut ada wisata kuliner, dan lain-lain.
Memang saat mengunjungi kawasan ini mata akan langsung tertuju pada Kuil tertua di kota Medan bernama Kuil Shri Mariamman yang tepat berada di jalan KH Zainul Arifin. Kuil tersebut dibangun pada tahun 1884 yang kala itu masih berdiding papan. Kemudian pada tahun 1991 kuil tersebut direnovasi kembali untuk semakin memperindah bangunan bersejarah tersebut.
Simak Video "Video: Heboh Kondisi Kandang Medan Zoo Viral Tak Terawat"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)