Istana Bahran, Saksi Kerajaan Kotapinang yang Kini Tinggal Puing

Istana Bahran, Saksi Kerajaan Kotapinang yang Kini Tinggal Puing

Fikri Haikal - detikSumut
Rabu, 10 Mei 2023 01:00 WIB
Istana Bahran Kotapinang
Foto: Istana Bahran Kotapinang (Dok: Cagar Budaya Provinsi Sumut)
Labuhanbatu Selatan -

Istana Bahran Kotapinang menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang ada di wilayah Sumatera Utara. Istana ini berlokasi di Jalan Istana No. 39, Kota Pinang, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Melansir situs Cagar Budaya Sumut, dijelaskan jika Istana Kota Bahran merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Kotapinang. Keberadaannya menjadi simbol kejayaan peradaban Melayu di Kotapinang, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara.

Istana Bahran itu kemudian dihancurkan pada masa revolusi sosial tahun 1946. Kini, istana tersebut tinggal puing dan tak terurus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerajaan Kotapinang pertama kali dicetuskan oleh Sultan Batara Sinomba atau disebut juga dengan Sultan Batara Guru Gorga Pinayungan di tahun 1630. Mulanya, Kerajan Kotapinang bernama Kerajaan Pinang Awan, tetapi seiring berjalannya waktu berganti menjadi Kotapinang.

Adapun wilayah kekuasaan Kerajaan Kotapinang ada di sekitar Sungai Barumun. Sultan Batara Sinomba sukses menyatukan dua suku besar saat yaitu Dasopang dan Tamba.

ADVERTISEMENT

Dahulu, kedua suku besar ini sering bercekcok. Namun setelah Sultan Batara Sinomba datang, suku yang bercekcok itu pun sepakat untuk damai.

Setelah damai, mereka pun mengangkat Batara Sinomba menjadi pemimpinnya. Batara ini pun selanjutnya membangun kerajaan yang pada masa sekarang dikenal bernama Kerajaan Kotapinang.

Kerajaan Kotapinang ini pada saat terakhir kali dipimpin oleh Tengku Musthafa bergelar Dipertuan Makmur Perkasa Alamsyah. Sayangnya, pada revolusi sosial di tahun 1946, Tengku Musthafa beserta keluarganya dibunuh oleh kebrutalan masyarakat sekitar.

Mereka pun para masyarakat sekitar merampas harta kerajaan. Dan mereka juga menghancurkan istana Bahran sampai hanya tersisa puing bangunan saja.

Melihat Istana Bahran semakin miris dan lebih mirip seperti bangunan tua yang dipenuhi semak-semak daripada istana peninggalan sejarah. Padahal, Istana Kotapinang ini merupakan bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi dan dapat dijadikan ikon yang paling bergengsi dan mempunyai daya saing yang tinggi dari daerah lain di Sumatera Utara.

Istana ini harusnya menjadi potensi wisata budaya yang dapat menjadi andalan Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel). Sayangnya, potensi itu tak tergarap, sehingga reruntuhan istana itu hanya menjadi seonggok bangunan tua yang tak menghibur, saat warga melintasinya.

Artikel ini ditulis oleh Fikri Haikal, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(afb/afb)


Hide Ads