Sebagai salah satu daerah strategis di wilayah Priangan Timur, Tasikmalaya memiliki banyak jejak sejarah. Salah satunya berupa jejak jalur kereta api (KA) yang pernah ada di Tasikmalaya.
Di Tasikmalaya pernah ada dua jalur kereta api, yang pertama adalah jalur KA atau trem dari Kota Tasikmalaya menuju Singaparna. Jalur ini menjadi penanda bahwa Tasikmalaya merupakan daerah yang dianggap kaya potensi, sehingga pemerintah kolonial mau berinvestasi membangun jalur kereta api dari stasiun KA Tasikmalaya menuju Singaparna.
Jalur KA yang kedua adalah jalur dari stasiun Indihiang menuju kawasan kaki Gunung Galunggung. Jalur ini menjadi bukti bahwa Galunggung adalah penghasil pasir berkualitas, sehingga pemerintah orde baru, mau membangun jalur kereta Indihiang-Sukaratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PSU Pilbup Tasikmalaya Digelar 19 April 2025 |
Kedua jalur yang kini sudah tak aktif tersebut, dapat dikatakan jalur KA cabang, dari jalur utama KA selatan Jawa.
Jejak KA Pasir Galunggung
Pembangunan jalur kereta api ini dilakukan setelah pada April 1982 gunung Galunggung erupsi. Di balik musibah besar itu ada berkah yaitu melimpahnya material pasir gunung.
Pasir Galunggung sendiri dikenal memiliki kualitas yang bagus untuk pasir campuran beton.
Sekitar tahun 1983 pemerintah orde baru memanfaatkan pasir itu untuk dibawa ke Jakarta. Untuk moda transportasi pengakutannya dibangun jalur kereta api.
Jalur kereta api sepanjang kurang lebih 8 kilometer itu dimulai dari Kampung Pirusa Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.
Di kampung ini, dibangun stasiun sekaligus fasilitas untuk memuat pasir Galunggung.
Sampai saat ini peninggalan bangunan Stasiun Pirusa masih ada. Beberapa bagian rel juga masih ada, termasuk bangunan untuk memuat pasir pun masih ada.
Dari stasiun Pirusa ini jalur rel KA membentang membelah wilayah Kecamatan Sukaratu dan Indihiang. Namun saat ini kondisi jalur itu sudah vanyak berubah. Besi bentangan rel tidak ada, sebagian besar juga telah menjadi pemukiman warga.
Namun demikian jejak paling kentara dari jalur KA pasir Galunggung adalah terowongan yang terletak di Kampung Sindanggalih Desa Sukagalih Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.
Terowongan ini kerap dilalui oleh wisatawan yang hendak menuju objek wisata Cipanas Galunggung.
Terowongan ini juga kerap menjadi pemicu munculnya harapan dari wisatawan agar jalur kereta api ini direaktivasi.
Jejak KA Tasik - Singaparna
Jejak peninggalan jalur KA Tasik - Singaparna ini sudah relatif sulit ditemukan. Peninggalan bentangan rel, bangunan stasiun dan lainnya sudah sulit ditemukan.
Namun dari beberapa catatan sejarah, jalur KA Tasik - Singaparna dibangun Belanda, dan dibuka pada 1 Juni 1909.
Panjangnya sekitar 17 kilometer mulai dari stasiun Tasikmalaya sampai stasiun Cikiray Singaparna, yang kini menjadi lokasi Polsek Singaparna.
Setelah beberapa dekade beroperasi, di kisaran tahun 1940 penjajah Jepang melakukan penutupan jalur KA tersebut.
Sedikit gambaran rute jalur KA ini dimulai dari Stasiun KA Tasikmalaya, masuk ke Jalan Rasamala dan belok kiri ke Jalan Dokter Soekarjo terus hingga ke depan Masjid Agung Tasikmalaya.
Dari sana jalur kemudian belok ke arah Jalan Yudanagara dan menuju arah Pasar Wetan, Pasar Rel hingga Jalan HZ Mustofa dan Jalan SL Tobing. Terus ke barat mengikuti Jalan AH Nasution hingga ke Cikiray Singaparna.
(mso/mso)