Mengenal Peusijuek di Aceh: Tujuan, Tata Cara dan Bahannya

Aceh

Mengenal Peusijuek di Aceh: Tujuan, Tata Cara dan Bahannya

Agus Setyadi - detikSumut
Jumat, 20 Jan 2023 09:45 WIB
Irwandi Yusuf saat dipeusijuek ketika pulang ke Aceh usai bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin.
Irwandi Yusuf saat dipeusijuek ketika pulang ke Aceh usai bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin. (Foto: Agus Setyadi/detikSumut)
Banda Aceh -

Pejabat atau tokoh yang datang ke Aceh akan disambut dengan prosesi peusijuek. Tradisi zaman dahulu itu masih dilestarikan hingga kini di Tanah Rencong.

Sejumlah tokoh yang pernah di-peusijuek di Aceh antara lain Presiden Joko Widodo, Surya Paloh, Ganjar Pranowo, hingga yang terbaru Anies Baswedan saat melakukan safari politik. Bahkan, mantan gubernur Aceh Irwandi Yusuf juga dipeusijuek ketika pulang perdana ke Tanah Rencong usai bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin.

Selain itu, orang yang baru memperoleh jabatan juga biasanya ikut menjalani prosesi peusijuek. Misalnya Achmad Marzuki dipeusijuek usai dilantik menjadi Pj Gubernur Aceh serta Saiful Bahri alias Pon Yaya dipeusijuek setelah dilantik sebagai Ketua DPR Aceh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan Peusijeuk

Di Aceh, prosesi peusijeuk merupakan sebuah tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang. Tujuannya, untuk bersyukur kepada Allah. Biasanya, prosesi ini digelar terhadap benda atau manusia dengan harapan memperoleh berkah, selamat, atau akan berada dalam keadaan yang baik

Peusijuek sendiri berarti mendinginkan atau menenangkan hati. Di Aceh, peusijuek dilakukan saat seseorang mendapat kebahagian atau rahmat dan juga kala seseorang terlepas dari suatu musibah yang menimpanya.

ADVERTISEMENT

Saat prosesi peusijuk digelar, orang yang dipercaya untuk mempeusijuek orang lain terlebih dahulu membaca Basmallah dan doa. Proses peusijuek kemudian diakhiri dengan makan nasi ketan bersama.

Ketua Majelis Adat Aceh, Badruzzaman Ismail, mengatakan, peusijuek sudah menjadi tradisi masyarakat sejak zaman dahulu. Tujuannya untuk membangun silaturrahmi dengan kerabat maupun keluarga. Saat prosesi peusijuek digelar, keluarga dan warga sekitar biasanya turut diundang. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan rasa senang atau rasa sedih ke orang lain.

"Peusijuek ini sebagai bentuk bersyukur kepada Allah," kata Badruzzaman kepada detikcom, Sabtu (6/9/2014) lalu.

Menurut Badruzzaman, prosesi peusijuek dilakukkan pada kegiatan-kegiatan tertentu dalam kehidupan masyarakat Aceh, seperti peusijuek pada kenduri perkawinan, kenduri sunatan, saat pelepasan calon jamaah haji dan berbagai kegiatan lainnya. Peusijuk bukan hanya dilakukan pada saat-saat upacara tertentu saja. Ada juga peusijuk yang dilakukan setelah terjadinya perdamaian antara dua atau beberapa orang yang sebelumnya bertikai.

"Peusijuek itu ada bermacam tempat dilakukan. Tapi cara dan doanya sama semua," jelasnya.

Bahan yang Dipakai dalam Peusijuek

Dalam peusijuek digunakan sejumlah bahan seperti beras padi, rumput hijau atau on sinijuek, dan air. Menurut Badruzzaman, bahan yang digunakan tersebut hanya simbol bukan suatu kepercayaan. "Masak upacara tidak ada visual jadi bahan itu semua hanya simbol," jelas Badruzzaman.

Bahan atau alat yang digunakan tentu mempunyai arti tersendiri. Beras padi, misalnya mencerminkan sumber kehidupan. Sebab, masyarakat Aceh zaman dahulu tidak bertani tapi hanya makan beras dari padi. Selain itu, memercik air dan on senijuek berarti untuk mendinginkan. Ia mencontohkan, jika sebelumnya orang terlihat marah-marah tapi setelah dipeusijuk jiwanya akan tenang kembali.

Sementara nasi ketan mempunyai arti sebagai perekat antara satu orang dengan orang lain. Setelah prosesi peusijuek selesai digelar, nasi ketan ini selanjutnya dibagi kepada warga yang hadir untuk dimakan secara bersama-sama.

Tata Cara Peusijuek

Dalam peusijuek, juga diatur cara-caranya. Namun kadang tata cara pelaksaan peusijuek ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

"Beda caranya saja. Kadang daerah tidak beraturan seperti itu," ungkap Badruzzaman.

Prosesi peusijuek tidak dilakukan sembarangan orang. Untuk melakukannya diutamakan dilakukan oleh orang yang memahami dan menguasai hukum agama sebab prosesi peusijuek ini diisi dengan acara mendoakan keselamatan dan kesejahteraan bersama sesuai dengan agama Islam yang dianut secara umum oleh masyarakat Aceh.

Ritual peusijuek ini mirip dengan tradisi tepung tawar dalam budaya Melayu. Di Aceh yang melakukan acara peusijuek adalah tokoh agama maupun adat yang dituakan di tengah masyarakat. Bagi kaum lelaki yang melakukan peusijuek adalah tokoh pemimpin agama Teungku (Ustadz) sedangkan bagi wanitanya adalah Ummi atau seorang wanita yang dituakan di tengah masyarakat.

Hukum peusijuk, menurut Badruzzaman yaitu mubah artinya boleh dilakukan boleh tidak. Ia tidak sependapat dengan orang-orang yang menyebut peusijuek mubazir dilakukan karena membuang-buang beras padi. Meskipun demikian, ada juga hal-hal yang harus dihindari saat prosesi peusijuek.

"Jangan sampai merusak aqidah gara-gara peusijuek, cuma itu yang harus dihindari," ungkap Badruzzaman.




(agse/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads