30 Bahasa Medan Sehari-hari, Tahu Arti Cemana?

30 Bahasa Medan Sehari-hari, Tahu Arti Cemana?

Fria Sumitro - detikSumut
Selasa, 17 Jan 2023 10:27 WIB
Istana Maimun
Istana Maimun, salah satu ikon Kota Medan. (Foto: Ica Sentya dEwi/d'Traveler)
Medan -

"Kakak kampungnya di mana?" Detikers yang tinggal di Sumut pastinya tahu maksud dari pertanyaan tersebut, yaitu menanyakan daerah asal. Namun, orang dari luar Sumatra ternyata ada yang gagal paham ketika mendengar pertanyaan itu, lho.

Meskipun sama-sama menggunakan bahasa Indonesia, orang dari luar Sumut bisa saja tidak mengerti apa yang orang Medan bicarakan. Untuk itu, buat detikers yang merantau ke Sumatera, penting bagimu untuk sedikit mempelajari bahasa sehari-harinya.

Dikutip dari berbagai sumber, mari simak rangkuman informasi tentang bahasa Medan sehari-hari yang telah dikemas detikSumut berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Cemana = Bagaimana
Merupakan singkatan "macam mana" alias "bagaimana". Contoh: "Cemananya cara ngerjain soal ini?"

2. Kekmana = Kayak Mana
Penggunaannya kurang lebih sama dengan cemana. Contoh: "Mau kekmana lagi, lah, weh. Aku pun dah pasrah."

ADVERTISEMENT

3. Weh = Guys/Teman-teman
Sapaan weh sama dengan guys. Bahasa Medan sehari-hari ini selalu diucapkan untuk menyeru kepada teman. Contoh: "Weh... Tengok dulu kemari. Capek aku koar-koar di sini."

4. Kau
Dalam percakapan sehari-hari, orang Medan lebih sering menggunakan kata ganti kau ketimbang kamu. Mungkin, ini terdengar kurang sopan dan sedikit kasar bagi orang dari luar Sumut, tapi begitu adanya. Contoh: "Kau mo kemana pakek baju kek gitu?"

5. Kelen = Kalian
Orang Medan memang suka memplesetkan kata. Buktinya, kata ganti kalian lebih sering diucapkan sebagai "kelen". Contoh: "Kelen mo kemana, weh?"

6. Palak
Di luar Sumut, kata palak mungkin lebih merujuk pada 'menindas atau memeras orang lain'. Namun, di Medan, kata ini punya makna lain yang berarti 'kesal'. Contoh: "Awas dulu kau! Lagi palak aku ini!"

7. Kali = Banget
Dalam bahasa Indonesia, kata kali memiliki banyak arti: bisa merujuk sungai ataupun perkalian. Akan tetapi, dalam konteks ini, kali merupakan singkatan dari kata sekali.

Penggunaannya sama dengan kata banget. Nah, alih-alih mengucapkan banget, orang Medan lebih sering menggunakan "kali" untuk menyatakan suatu hal dalam konteks superlatif. Contoh: "Enak kali, bah, makanan mamakku ini."

8. Bah
Bah di sini bukan bermakna air yang meluap, ya. Bah adalah kata seru yang sering diucapkan orang Medan, terlebih suku Batak, di akhir kalimat.

Fungsinya dalam kalimat adalah untuk menambah penekanan. Contoh: "Enak kali, bah, makanan mamakku ini."

9. Cak = Coba
Bukan berakar dari tari kecak maupun panggilan khas Jawa Timur, bahasa Medan sehari-hari ini merupakan penyingkatan dari kata coba. Contoh: "Aku gak ngerti apa yang kau buat. Cak ke sini dulu kau."

10. Ehe = Ya Elah
Ini bukan ekspresi berupa tawa kecil, ya. Penggunaan "ehe" kurang lebih sama dengan "ya elah". Contoh: "Ehe, gitu aja gak tahu kau."

11. Kereta = Motor
Dijamin 100 persen, orang-orang di luar Sumatera, terlebih dari Pulau Jawa, pasti langsung kepikiran dengan kereta api kalau mendengar kata ini. Padahal, kata kereta di Medan bermakna "motor".

Jadi, kalau yang dimaksud kereta api, apa yang diucapkan? Orang Medan cenderung mengucapkan kata tersebut secara keseluruhan. Jadinya seperti ini: "Ngapain pulak kau ke Medan naik kereta (motor). Mending naik kereta api aja."

12. Pajak = Pasar Tradisional
Kata pajak juga mengalami pergeseran makna di Medan. Bukan mengacu pada kantor pajak, kata ini malah berarti 'pasar tradisional'. Contoh: "Antarkan dulu Mamak ke pajak. Mau belik cabe aku."

13. Pasar = Jalan Raya
Selain pajak, kata pasar juga bergeser maknanya. Orang Medan kerap mengucapkannya untuk mengatakan "jalan raya". Contoh: "Kan, udah Mamak bilang jangan main di pasar!"

14. Abang/Kakak = Mas/Mbak
Kalau di Medan, laki-laki yang lebih tua biasanya dipanggil "abang". Sementara itu, perempuan yang lebih tua dipanggil sebagai "kakak". Contoh: "Bang/Kak, cabe sekilo berapaan?"

15. Tengok = Lihat
Semua orang Indonesia pastinya tahu arti tengok, yaitu melihat. Namun, daripada mengatakan lihat, orang Medan lebih banyak memakai kata tengok. Contoh: "Kau tengok dulu mukakmu itu. Ada putih-putih."

Bahasa Medan lainnya simak di halaman selanjutnya...

16. Cakap = Bicara, Ngomong = Bilang
Begitu juga dengan kedua kata ini. Preferensi orang Medan, dan mungkin kebanyakan masyarakat di Pulau Sumatra, lebih sering mengucapkan "cakap" dan "ngomong" sebagai pengganti "bicara" dan "bilang".

Contoh: "Banyak kali cakapmu itu."; "Gak tau, lah, aku, tapi pokoknya dia ngomong kek gitu ke aku."

17. Kombur = Gosip/Banyak Bicara
Kegiatan bergosip disebut sebagai "kombur" di Medan. Contoh: "Bekombur aja kerjaan kelen."

18. Congok = Rakus
Bahasa Medan sehari-hari ini merujuk pada orang yang rakus ketika makan. Contoh: "Congok kali kau ini. Sampek gak bersisa makanan kau buat."

19. Celit = Pelit
Kata celit memiliki makna yang sama dengan pelit. Contoh: "Jangan celit kali napa jadi orang."

20. Angek = Iri
Ada kawan yang iri denganmu? Berarti dia lagi angek. Contoh: "Alah, bilang aja kau angek samaku."

21. Galon = SPBU
Di Medan, galon bukan hanya berarti galon air minum, tetapi juga SPBU. Contoh: "Bentar. Aku mau ke galon dulu. Mau ngisi minyak (bensin) aku."

22. Aci = Boleh
Aci di sini bukan berarti tepung aci untuk membuat cilok, ya. Artinya sama dengan kata boleh. Contoh: "Mana aci kek gitu."

23. Ecek-ecek = Pura-pura
Apa yang terlintas di pikiranmu ketika melihat kata di atas? Apakah becek? Pastinya bukan. Maksud ecek-ecek adalah berpura-pura. Contoh: "Sorry, ya. Ecek-eceknya tadi aku ngomong kek gitu."

24. Berserak = Kecelakaan
Berserak artinya berantakan. Namun, di Medan, kata tersebut juga bisa berarti kecelakaan. Contoh: "Weh, ada yang berserak!"

25. Langgar = Tabrak
Dalam percakapan sehari-hari di Medan, langgar berarti 'tabrak'. Biasanya diucapkan ketika ada seseorang yang tak sengajak tertabrak mobil ataupun motor. Contoh: "Tadi kulihat ada anak-anak kenak langgar mobil, weh."

26. Paok/Bengak = Bego/Bodoh
Kalau di Pulau Jawa lebih sering menggunakan kata bego, orang-orang di Medan biasanya memakai kata paok atau bengak. Contoh: "Paok/bengak kali kau ini, lho."

27. Pening = Pusing
Di Medan, kondisi kepala yang sakit biasanya lebih sering disebut sebagai pening. Kata ini juga lazim diucapkan di saat kamu berada dalam kondisi yang membuatmu stres.

Contoh: "Diam dulu kau. Lagi pening aku."; "Duh, pening kali aku nengok tulisanmu ini. Gak terbaca sama sekali."

28. Begadoh/Berantam/Betumbuk = Berkelahi
Dalam bahasa Medan sehari-hari, orang yang sedang berkelahi bisa disebut begadoh, berantam, atau betumbuk. Contoh: "Layas kali matamu kutengok, bah. Betumbuk kita ayok!"

29. Lasak = Sulit Diam/Pecicilan
Seseorang yang tidak bisa diam dan cenderung ingin selalu bergerak dikenal dengan sebutan "lasak" di Medan. Contoh: "Yang gak bisa diamnya kau ini?! Lasak kali jadi orang."

30. Bonbon/Bombon = Permen
Bahasa Medan sehari-hari terakhir adalah bombon atau bonbon. Kata ini merujuk pada permen. Contoh: "Kau mau bombon?"

Perlu detikers ketahui pula, orang Medan juga sering menambahkan partikel "lah" atau akhiran "nya" di setiap pembicaraan. Sebagai contoh, "Sukak-sukak hatiku, lah!" dan "Gak kau pakeknya otakmu itu?"

Supaya cara bicaramu menyerupai logat orang Medan, detikers bisa mulai menggunakan 30 bahasa Medan sehari-hari di atas ketika ngobrol dengan teman. Cemana, udah ngerti kelen sampek sini, kan?

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads