Pernah Dengar Bahasa Medan? Ternyata Ini Alasan Kemunculannya

Pernah Dengar Bahasa Medan? Ternyata Ini Alasan Kemunculannya

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Rabu, 04 Jan 2023 23:10 WIB
Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Foto: Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Medan -

Bagi warga luar yang datang ke Medan pasti akan mengernyitkan dahi ketika mendengar warga lokalnya berbicara. Hal itu karena kata-kata yang digunakan bukan bahasa Indonesia pada umumnya.

Seperti halnya kata "alamak". Jika Anda ke Medan dan mendengar kata tersebut, pastinya Anda bertanya-tanya apa maksudnya.

Kemudian penyebutan pasar sebagai pemaknaan jalan raya. Padahal menurut KBBI edisi V, pasar dimaknai sebagai tempat orang berjual beli; pekan.

Selain dua kata di atas, terdapat beberapa bahasa Medan yang sering digunakan warga lokalnya dan jarang diketahui maknanya bagi orang luar Medan. Berikut beberapa daftarnya:

Alamakjang: Celetukan karena rasa terkejut luar biasa

Amangoi: Oh bapak! Aduh Bapak! (bahasa Batak)

Ambal: Sajadah, Karpet

Anak Bawang: Masih baru belajar, anak ingusan.

Ancak: Lapak, kawasan, wilayah yang dikuasai

Anggar: Pamer

Angkat Telor: Orang yang suka cari muka, penjilat

Bacrit: singkatan dari 'banyak cerita', banyak omong

Bah: Ungkapan/ekspresi kaget (bahasa Batak)

Bakombur: Menggosip, mengobrol (bahasa Melayu Asahan)

Balen: Minta/dapat bagian

Bante: Perubahan bunyi dari kata 'bantai', pukul, hantam

Baskom: Panci, mangkok

Bedangkik: Pelit

Bendol: Benjol

Bengap: Babak belur

Bereng: Melirik tajam

Bocor alus: Agak gila

Bocor keliling: Gila

Bongak: bohong

Bos: Bapak, ayah

Pajak: Pasar

Kereta: Sepeda Motor

Alasan Munculnya Bahasa Medan

Menjawab fenomena tersebut, detikSumut melakukan wawancara terhadap staf Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) untuk menjawab persoalan tersebut pada Rabu, (4/1/2023).

"Salah satu penyebab munculnya bahasa Medan itu karena faktor bahasa daerah. Banyak bahasa daerah yang diserap jadi bahasa Medan," aku Agus Mulia, Staf Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU).

Selain bahasa daerah, munculnya bahasa Medan yang kerap tak dipahami banyak orang non warga Medan adalah kebiasaan dan ketidaktahuan.

"Faktor lain adalah faktor kebiasaan dan ketidaktahuan. Misalnya, sudah jelas tertulis Pasar Sukaramai, tapi masih disebut Pajak Sukaramai. Sudah tertulis Daftar Hadir, tapi masih disebut Absen!" lanjutnya.



Simak Video "Polisi Ringkus Pelaku Pencurian Mobil Bermodus Kencan di Penginapan"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT