Banyak bangunan bersejarah terdapat di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Salah satu di antaranya adalah Gedung London Sumatera atau disingkat Lonsum.
Gedung ini memiliki ciri khas tersendiri. Melihat gedung ini, serasa detikers tengah berada di Benua Eropa. Dilansir dari situs Dinas Pariwisata Kota Medan, gedung bersejarah ini letaknya di Jalan Ahmad Yani, Medan.
Lonsum merupakan gedung bertingkat yang pertama kali memiliki lift di Kota Medan, Sumatera Utara dan bahkan di Pulau Sumatera. Teknologi lift di gedung berlantai lima itu dapat memudahkan setiap orang untuk naik turun gedung yang mulai dioperasikan 1906, bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana Royal Dutch Family.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peninggalan dan wisata sejarah terlihat dari bentuk gevel, mengadoptasi gaya arsitektur transisi rumah di Eropa pada akhir abad ke-19. Walau telah difungsikan lebih dari satu abad, elevator generasi pertama ini belum pernah dimodifikasi.
Kemudian, yang unik dari lift tersebut adalah berbentuk bujur sangkar dengan sentuhan art deco ini tidak dilapisi dinding atau kaca layaknya lift modern, pengamannya jeruji besi hitam, serta kayu tebal lengkap dengan lampu di bagian atas.
Pintu lift masih terbuat dari rangkaian besi di atas roda laher, itu pun harus di buka tutup oleh operator khusus. Naik dan turunnya lift bukan diatur tombol, melainkan tuas sederhana yang dikemudikan operator. Jangan kaget, lift bisa berhenti tanpa menyesuaikan lantai pemberhentian. Jadi bisa saja posisi jarak lift dengan lantai saat berhenti lebih tinggi atau rendah. Saat lift melaju, kumparan generator penggerak lift terlihat berputar, posisinya di lantai dasar.
Pemilik Gedung Lonsum sendiri adalah Perusahaan perkebunan karet Inggris Harrisons & Crosfield dan bergelut di bidang importir teh dan kopi. Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda, namanya diubah sesuai nama putri Belanda menjadi Juliana Building.
Lalu setelah era kemerdekaan, kepemilikan Gedung Lonsum beralih ke tangan Indonesia. Gedung tersebut pun berganti nama menjadi PT PP London Sumatera dan masih bernama seperti itu sampai saat ini.
Arsitektur bangunan gedung ini dipengaruhi gaya Eropa yang dapat dilihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiang-tiang tangga besar di depan pintu masuk. Sedangkan model bangunannya mengadaptasi dari gaya arsitektur rumah-rumah di London di abad 18-19.
(dhm/afb)