Tradisi lokal memiliki pesona dan keunikan tersendiri bagi di tiap daerah. Keunikan ini sering dilirik sutradara untuk direalisasikan dalam bentuk film.
Bahkan, kini begitu banyak perfilman yang mengangkat film lokal, diantaranya tradisi etnis Batak di Sumatera Utara.
Nah, kali ini detikSumut akan berikan rekomendasi lima film bertemakan tradisi Batak yang cocok ditonton anak perantauan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ngeri Ngeri Sedap
Film Ngeri Ngeri Sedap mendapat respons positif dari para penonton di seluruh Indonesia. Bahkan film ini menembus 1 juta penonton pada hari pertama penayangan.
Film garapan sutradara Bene Dion Rajagukguk ini mengangkat latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat suku Batak di Samosir.
Film ini dibintangi oleh Tika Panggabean, Indra Jegel, Boris Bokir Manullang, Lolox, dan Gita Bhebhita Butar-butar yang mengambil lokasi syuting di pinggiran danau Toba.
Berdurasi 1 jam lebih, Film Ngeri Ngeri Sedap menceritakan kehidupan orang tua yang merindukan tiga putranya yaitu Domu, Gabe, dan Sahat yang merantau ke luar kota.
Sudah berulang kali sang orang tua meminta untuk anak-anaknya pulang kampung namun tak kunjung menemukan waktu yang tepat.
Pada suatu hari, sang ayah memiliki ide pura-pura bercerai agar sang anak dapat pulang kampung untuk dapat menghadiri acara adat keluarga besar mereka.
Mengusung tema keluarga yang menguras emosi, namun pesona Danau Toba begitu ditonjolkan sehingga membuat mata para penonton begitu dimanjakan. Tak hanya itu, percakapan bahasa Batak dan musik Batak juga begitu ditonjolkan yang membuat film ini semakin menarik untuk ditonton.
2. Mursala
Film Mursala tayang pada tahun 2013 dengan mengambil penceritaan unsur adat Batak yang kental.
Film garapan Viva Westi ini mengambil lokasi syuting di Tapanuli dan Jakarta. Film Mursala ini dibintangi oleh Rio Dewanto, Titi Sjuman, Mongol, dan Tio Pakusadewo.
Mursala menceritakan kisah cinta perbedaan marga. Anggiat (Rio Dewanto), pemuda Batak sukses yang merantau dari Sorkam, Tapteng ke Jakarta.
Walaupun sukses menjadi pengacara, hal tersebut masih kurang di mata sang ibu yang mengharapkan Anggiat menikahi paribannya (saudara sepupu).
Namun, hal tersebut menjadi pergejolakan batin bagi Anggiat yang ternyata sudah menaruh hati untuk Clarita (Anna Sinaga) yang merupakan presenter tv.
Namun kisah cinta Anggiat dan Clarita ternyata harus bertentangan dengan adat Batak lantaran Marga Anggiat yaitu Simbolon dan Clarita yaitu Saragih yang tidak memungkin dirinya menikah kecuali harus keluar dari adat marga mereka masing-masing.
3. Toba Dreams
Film Toba Dreams tayang pada tahun 2015 yang dibintangi oleh Vino G Bastian, Marsha Timothy, dan Mathias Muchus.
Menariknya, film ini diangkat dari novel karangan TB Silalahi yang berjudul sama.
Toba Dreams bercerita mengenai konflik antara ayah yang diperankan Mathias Muchus (sersan mayor Tebe) dengan Ronggur (Vino G Bastian).
Sersan Mayor Tebe begitu mencintai anak-anaknya namun dengan caranya sendiri yang keras sehingga membuat Ronggur memberontak.
Dalam hal ini, Ronggur masuk dalam dunia mafia narkoba dan jatuh cinta pada Andini (Marsha Timothy), gadis Jawa yang berbeda agama dengan Ronggur.
Selain mengangkat konflik antara hubungan keluarga dan percintaan, para penonton akan diajak untuk menyaksikan pesona alam Danau Toba dan gemerlap kota Jakarta.
Film Lainnya Ada di Halaman Selanjutnya, Jangan Sampai Tak Dibaca Ya,,,,
4. Cahaya Cinta Pesantren
Film Cahaya Cinta Pesantren tayang pada tahun 2016 dengan lokasi syuting berlatar Danau Toba.
Tak hanya Yuki, Film Cahaya Cinta Pesantren turut dibintangi oleh Febby Rastanty, Sivia Azizah, Vebby Palwinta, dan Rizky Febian.
Berdurasi 1 jam lebih, film ini menceritakan kisah Marshila Silalahi (Yuki Kato) gadis yang tinggal di pinggiran Danau Toba untuk meraih cita-citanya sekolah ke SMA negeri.
Namun karena tidak dapat lulus di negeri, dirinya tak lulus dan berkeinginan untuk sekolah ke SMA Swasta, ibunya tak mengizinkan dan memilih untuk memasukkan Shila ke pesantren di kota Medan.
Shilla yang tak ingin masuk pesantren berubah menjadi anak yang bengal dan beberapa kali ingin keluar dari pesantren hingga akhirnya dia dipertemukan oleh para sahabat yang berasal dari suku yang berbeda.
Dalam film tersebut, Yuki Kato yang bersuku Jawa Sunda campuran darah Jepang ini memiliki tantangan besar untuk dapat berlogat Batak dalam film tersebut.
5. Horas Amang : Tiga Bulan Untuk Selamanya
Film Horas Amang dibintangi oleh Cok Simbara, Novita Dewi Marpaung, Tanta Ginting, Dendi Tambunan yang tayang pada tahun 2019 lalu.
Film berdurasi 1 jam 49 menit ini menceritakan kehidupan keluarga suku Batak yang kurang harmonis. Amang (ayah) yang diperankan Cok Simbara dan tiga anaknya yang merantau ke kota.
Ternyata, merantau ke kota besar membuat sang anak mulai kehilangan jati diri sebagai suku Batak.
Film Horas Amang begitu kental dengan adat dan tradisi Batak, bahkan para pemain yang diambil rata-rata memiliki darah Batak yang membuat film ini semakin hidup.
Tak hanya pemain, namun latar dan musik dalam film tersebut sangat kental suku Batak dengan mengambil soundtrack Anakku Naburju.