Alun-alun Kota Medan yang kini dikenal dengan sebutan Lapangan Merdeka memiliki nilai tersendiri bagi warga Medan. Lapangan yang ada di titik nol Kota Medan ini, selain digunakan sebagai wahana olah raga, juga menyimpan nilai sejarah panjang dan menjelma menjadi ikon kota ini.
Secara administratif, lokasinya berada dalam Kecamatan Medan Barat. Lapangan Merdeka dikelilingi berbagai bangunan bersejarah dari zaman kolonial Hindia Belanda, di antaranya Kantor Pos Medan, Hotel De Boer (Dharma Deli), Gedung Balai Kota Lama dan Gedung de Javasche bank (Bank Indonesia).
Sejarawan muda Kota Medan, M. Azis Rizky Lubis, menjelaskan sekilas sejarah apangan yang menjadi kebanggan warga Medan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lapangan Merdeka ini awalnya dikuasai oleh Perusahaan Deli Maatschappij. Kepemilikan ini diatur dalam Grant Nomor 1. Meskipun demikian, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai informasi ini," kata Azis kepada detikSumut, Minggu (29/5/2022).
Pada tanggal 6 maret 1891, Residen Sumatera Timur yang pada saat itu di jabat oleh W.J.M. Michielsen mengeluarkan surat nomor 1169/4 tentang penggunaan Lapangan Merdeka yang bersifat publik.
Berdasarkan surat ini, tanah lapang yang sebelumnya ditanami tembakau ini kemudian menjadi tanah lapang yang bebas digunakan oleh siapa saja.
Tanah lapang tersebut, kata Azis kemudian bernama Esplanade. Tanah ini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, salah satunya adalah perayaan lahirnya anak kedua Ratu Juliana waktu itu.
"Tanah lapang ini kemudian disebut dengan Esplanade yang dalam bahasa Belanda juga memiliki arti lapangan terbuka," ungkapnya.
Di masa kolonial Belanda, pemanfaatan lapangan Esplanade atau tanah lapang ini dilakukan dengan sangat baik. Banyak sekali kegiatan baik yang dilakukan oleh pemerintah kolonial maupun swasta waktu itu.
"Termasuk pertandingan sepak bola. Perayaan lahirnya anak kedua Ratu Juliana, yakni Puteri Irene pada tahun 1939," kata dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU ini.
Kemudian, pada masa penjajahan Jepang, nama lapangan ini pun berubah menjadi Fukuraido. Jepang, pada saat ini membangun sebuah tugu merupakan simbol kemenangan mereka di Sumatera.
"Tahun 1944, Jepang pernah membangun tugu di lapangan ini. Pembangunan tugu tersebut merupakan simbol kemenangan tentara Jepang di Sumatera," ujar Azis.
Pada tahun 1951, nama lapangan tersebut kembali berubah. Dari Fukuraido, namanya berubah menjadi Tanah Lapang Merdeka berdasarkan SK Walikota Medan, No. 17 tanggal 11 Juli 1951 di masa Wali Kota Djaidin Purba.
Dalam SK tersebut, Tanah Lapang Merdeka jelas diperuntukkan untuk fasilitas umum, seperti lapangan upacara, perayaan agama, kegiatan politik atau tempat hiburan.
![]() |
Tidak diketahui sejak kapan Tanah Lapang Merdeka berubah menjadi Lapangan Merdeka. Menurutnya, pergeseran kata itu bertujuan untuk menyederhanakan penyebutan.
"Entah kapan mulanya nama itu berubah jadi Lapangan Merdeka. Mungkin saja terjadi pergeseran kata dengan tujuan untuk menyederhanakan penyebutan," ujar Azis.
Selain telah menjadi tempat fasilitas umum, pada tahun 1945 Lapangan Merdeka merupakan tempat pembacaan proklamasi secara umum pertama. Setelah sebelumnya dilakukan di Sekolah Taman Siswa di Jalan Sutrisno.
"Akan tetapi, yang di taman siswa ini hanya beberapa orang saja sementara di Lapangan Merdeka dibacakan di depan khalayak ramai," pungkasnya.
Sayangnya, dalam beberapa tahun belakanganan, lapangan bersejarah yang jadi ikon Kota Medan ini, beralih fungsi. Sisi Barat lapangan ini disewakan menjadi pusat kuliner. Sejumlah restoran modern dibangun di sana.
Sementara di sisi Timur, dimanfaatkan sebagai tempat parkir Stasiun Kereta Api Medan. Pemkot Medan juga membangun kios untuk menampung pedagang buku bekas yang sebelumnya beroperasi di Titi Gantung.
Sisi lain dari lapangan ini juga dibangun Kantor Polisi Lalu Lintas Polrestabes Medan. Di sebelah kantor polisi, ada lagi lahan parkir.
Pun begitu, banyak warga Medan yang masih bangga dengan lapangan ini. Para wisatawan yang datang ke Tanah Deli, banyak yang direkomendasikan ke tanah lapang ini. Selain bisa menikmati aneka kuliner di sekitar lapangan itu, para pelancong juga bisa menikmati wisata bangunan bersejarah di kawasan Kesawan.
Pemerintah Hendak Revitalisasi Lapangan Merdeka
Pemko Medan akan mulai merevitalisasi Lapangan Merdeka Medan bulan depan . Direncanakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan meletakkan batu pertama revitalisasi itu.
"Ada wacana, Bapak Presiden yang akan meletakkan batu pertama revitalisasi Lapangan Merdeka Medan," kata Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Kamis (19/5/2022).
Terkait hal itu, Wiriya meminta segala hal terkait pelaksanaan peletakan batu pertama itu disiapkan. Dia meminta lapangan itu dikosongkan sebelum waktunya dilakukan revitalisasi.
Wiriya meminta kepada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan untuk menyiapkan surat yang ditujukan kepada instansi terkait untuk mengosongkan lapangan.
"Di Lapangan Merdeka itu kan ada Kantor Satlantas, Kantor Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Merdeka Walk dan toko buku. Jadi sebelum revitalisasi dilakukan, institusi tersebut diberi surat resmi untuk melakukan pengosongan," ungkapnya.
Kadis PKPPR Endar Sutan Lubis menyampaikan, bulan depan akan dimulai revitalisasi Lapangan Merdeka. Ada beberapa instansi yang akan terdampak dari revitalisasi yang akan dilakukan, diantaranya Kantor Satlantas, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Merdeka Walk serta toko buku.
"Untuk toko buku, sudah ada solusinya. Mereka nantinya akan direlokasikan ke lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Jalan HM Yamin. Para pedagang juga sudah menyetujui untuk direlokasi ke tempat tersebut," terang Endar.
![]() |
Untuk diketahui, revitalisasi Lapangan Merdeka itu diperkirakan menelan biaya hingga Rp 174 miliar. Gubsu Edy Rahmayadi, berjanji memberi Rp 100 miliar untuk revitalisasi Lapangan Merdeka, lalu selebihnya baru ditanggung oleh Kota Medan.
Atas bantuan itu, berterima kasih. Wali Kota Medan, Bobby Nasution pun berjanji menyiapkan semuanya.
"Saya ucapkan terima kasih atas bantuan Rp 100 miliar untuk revitalisasi Lapangan Merdeka, Medan, dari Pak Gubsu. Kita akan siapkan semuanya. Akhir tahun kita akan tender dan awal tahun langsung dikerjakan," kata Bobby kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).
Bobby mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk revitalisasi Lapangan Merdeka. Menurutnya, revitalisasi Lapangan Merdeka membutuhkan dana Rp 174 miliar.
"(Pemko Medan) sudah menyiapkan juga pendanaan untuk memuluskan revitalisasi tersebut," ucap Bobby.
Bobby mengaku ingin mengembalikan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka hijau. Dia mengatakan konsep revitalisasi Lapangan Merdeka, Medan, sepenuhnya dikerjakan oleh Pemko Medan.
"Dana untuk revitalisasi Lapangan Merdeka sudah kita alokasikan dan siap kita realisasikan dan alhamdulillah seluruh konsep revitalisasi itu dikerjakan oleh Pemko Medan," ucap Bobby.
(dhm/dpw)