Kisah Makam Datuk Darah Putih di Medan, Didatangi Berbagai Suku

Kisah Makam Datuk Darah Putih di Medan, Didatangi Berbagai Suku

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 29 Mei 2022 08:45 WIB
Makam keramat Datuk Darah Putih di Medan
Makam keramat Datuk Darah Putih di Medan. (Foto: Istimewa)
Medan -

Tidak banyak sejarawan yang menjelaskan tentang kisah makam Datuk Darah Putih. Makam tersebut terletak di Jalan Palang Merah, Kelurahan Aur, Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.

Namun, makam tersebut ramai dikunjungi oleh berbagai macam suku. Ada yang berziarah dan sembahyang di makam yang dianggap keramat itu.

Penjaga makam, Nesia Talib (64) mengaku tidak tahu siapa yang dimakamkan di tempat tersebut. Begitu juga nama asli, dia hanya tahu yang dijaganya itu makam Datuk Darah Putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nama aslinya tidak tahu, tahunya datuk darah putih, kemudian dibuat lah di makam tersebut papan nama Datuk Darah Putih," kata Nesia kepada detikSumut, di Medan Sabtu (28/05/2022) .

Makam Datuk Darah Putih dan istrinyaMakam Datuk Darah Putih dan istrinya Foto: Nizar Aldi

Neisa bercerita ayahnya sudah menempati lokasi yang ada makam tersebut sejak tahun 1947. Saat itu makam tersebut sudah ada di lokasi rumah mereka. Di mana, bangunan yang ada di dekat makam hanyalah gubuk tua.

ADVERTISEMENT

"Bapak saya tahun 1947 sudah di sini, ada gubuk-gubuk, kemudian oleh orangtuanya dibangun rumah seperti sekarang ini," ungkapnya.

Ada yang memperkirakan makam Datuk Darah Putih telah berusia lebih dari 500 tahun. Tapi Nesia tidak tahu pasti. Menurutnya Ada dua makam di lokasi tersebut, konon katanya satu lagi merupakan makam dari istri Datuk Darah Putih, mereka bersuku melayu dan beragama Islam.

"Nggak tau, tapi katanya Melayu Islam kata peneliti-peneliti gitu," kata Nesia.

Makam tersebut terletak persis di pinggir jalan, tepat di depan rumah yang dihuni oleh Nesia, rumah dan makam tersebut dikelilingi oleh tembok beton. Nesia menempati rumah tersebut seorang diri, dia yang mengelola dan membersihkan makam tersebut.

"Iya tinggal sendiri, ya membersihkan gitu," sebutnya.

Oleh warga sekitar, makam Datuk Darah Putih tersebut kerap disebut Makam Keramat. Sehingga banyak orang yang datang sembahyang atau ziarah.

"Kalau orang Tionghoa yang datang katanya sembahyang datuk, kalau orang Indonesia yang datang kemari katanya ziarah," tuturnya.

Adapun yang mendatangi makam tersebut dari berbagai suku dan bangsa, seperti Tionghoa, India, Batak, Melayu, Jawa dan lainnya dengan berbagai niatan dan tujuan.

"Mereka minta jualannya atau usahanya lancar-lancar," sebutnya.

Makam Datuk Darah Putih dan istrinyaMakam Datuk Darah Putih dan istrinya Foto: Nizar Aldi

Kamis merupakan waktu yang paling ramai Makam Datuk Darah Putih tersebut dikunjungi, makam tersebut akan mulai didatangi sejak pagi sampai malam harinya. Jumlah yang datang lumayan ramai, sampai ratusan orang.

"Kalau banyak-banyak kali juga enggak lah, tapi ada 100 sampai 200 orang ada lah," ungkapnya.

Biasanya, kata dia, pengunjung atau yang ziarah datang sambil membawa bunga dan buah pisang. Sehingga dia dan warga sekitar berjualan di trotoar yang ada di depan makam tersebut.

"Kita di sini aja jual bunga jual pisang, ada juga yang jual sama warga sekitar," tuturnya.

Untuk uang kontribusi, pengunjung tidak dipungut biaya apapun, hanya saja ada kotak yang disiapkan bagi mereka yang ingin memberikan kontribusi secara sukarela.




(astj/astj)


Hide Ads