Sumatera Utara mengalami deflasi cukup dalam sebesar 0,33% per Juni 2024. Angka ini lebih tinggi dibanding nasional yang hanya deflasi 0,08%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, deflasi terdalam per Juni 2024 berada di Labuhanbatu sebesar 0,91%, kemudian diikuti Pematangsiantar sebesar 0,55%, Medan 0,45%, dan Karo sebesar 0,51%.
Dari data tersebut, tercatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil deflasi 0,35%. Adapun penurunan harga daging ayam menjadi biang kerok dengan andil deflasi komoditi ini mencapai 0,24%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian diikuti oleh tomat sebesar 0,16%, bawang merah 0,15%, sawi hijau 0,05%, dan kangkung sebesar 0,04%.
"Penyumbang deflasi terbesar itu ada daging ayam ras yang mengalami deflasi sebesar 0,24%," ungkap Statisti Ahli Utama BPS Provinsi Sumut Misfaruddin, Senin (1/7/2024).
Misfaruddin membeberkan bahwa andil deflasi daging ayam terdalam berada di Kota Pematangsiantar dan Kota Medan sebesar 0,30%.
Selain daging ayam, ternyata penurunan harga bawang merah juga menyumbang andil deflasi. Adapun Kabupaten Labuhanbatu menyumbang andil deflasi tertinggi mencapai 0,40%, kemudian Kabupaten Karo sebesar 0,33%, dan Deliserdang sebesar 0,24%.
Sementara itu, berdasarkan data harga pangan Disperindag ESDM Sumut, harga kedua komoditi ini pada bulan Juni terpantau sempat anjlok di beberapa kabupaten/kota.
Tercatat, harga daging ayam per Juni 2024 anjlok di bawah Rp 30 ribuan per kg, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) daging ayam seharga Rp 40 ribu per kg. Contohnya saja ada Asahan yang mematok harga Rp 23 ribu per kg pada 28 Juni 2024 lalu.
(afb/afb)