Handcraft dan Home Decor As'ad yang Tembus Pasar Asia

Handcraft dan Home Decor As'ad yang Tembus Pasar Asia

Andika Syahputra - detikSumut
Sabtu, 20 Apr 2024 17:00 WIB
M Asad sedang menyusun bahan baku rotan (Andika Syahputra/detikcom)
Foto: M As'ad sedang menyusun bahan baku rotan (Andika Syahputra/detikcom)
Medan -

Dua orang pria tengah sibuk membolak-balikkan kursi rotan sambil memegang alat di tangan kanannya. Kedua pekerja di Handcraft dan Home Decor milik Muhammad As'ad saat itu tengah sibuk melakukan finishing kursi rotan sebelum siap edar.

Aktivitas tempat usaha Muhammad As'ad kembali normal pada Kamis 18 April 2024. Semua pekerja telah kembali aktif pasca libur panjang Idul Fitri.

Agar lebih semangat bekerja, satu di antara mereka memutar lagu dari ponsel miliknya. Suara lagu itu pun bertabrakan dengan suara mesin yang dipakai untuk menyelesaikan finishing kursi rotan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begini kegiatan teman-teman kalau lagi kerja. Ada suara musik, ada suara mesin," ujar As'ad ketika berbincang dengan detikcom di kediamannya di Jalan Titi Papan Gang Pemuda, Medan.

"Di sini rumah sekalian gudang dan tempat finishing. Kalau proses pembuatan dari awal ada di tempat lain, belakang rumah ini juga," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Produk home decor dan handcraft yang dihasilkan di tempat usaha Muhammad As'ad tidak sembarangan. Hasil karyanya sering diekspor ke luar negeri.

Eksistensi produk craft di Medan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Produk dengan nilai jual tinggi terus dihasilkan.

Bukan hanya kursi, banyak barang lain yang bisa diproduksi Muhammad As'ad dengan bahan dasar rotan mulai dari meja, ayunan, kursi goyang, piring dan sebagainya.

"Sebenarnya semua bisa kita buat tergantung orderan. Kalau pekerja total di sini ada 12," ungkapnya.

Pekerja di Handcraft dan Home Decor M As'ad sedang melakukan finishing pembuatan kursi (Andika Syahputra/detikcom)Pekerja di Handcraft dan Home Decor M As'ad sedang melakukan finishing pembuatan kursi (Andika Syahputra/detikcom)

As'ad bercerita usaha yang dijalaninya kini merupakan warisan dari orang tua. Dia melanjutkan usaha yang telah dirintis orang tuanya sejak tahun 1960-an.

"Mulai usaha, saya hanya meneruskan dari orang tua. Usaha ini berdiri sekitar (19)60 - (19)70-an itu orang tua. Waktu itu di depan (Jalan Gatot Subroto). Saya pegang sendiri mulai 2002, dari saya lajang," tuturnya.

Produk home decor dan craf yang dihasilkan di tempat Muhammad As'ad tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga ke luar negeri. "Pasar kita kebanyakan di Pulau Sumatera, tapi ada juga yang ke luar negeri, ekspor, melalui pihak ketiga," katanya.

Demi menghasilkan produk yang bagus, dia pun tidak sembarang memilih bahan baku. Rotan berkualitas pun dipilih, ada yang berasal dari Jawa dan perajin lokal di Sumatera Utara.

"Ada agen (bahan baku) di sini juga, saya ada juga ambil dari Pulau Jawa, bahan sintetis dari Jawa, dari Sumatera Utara ada juga, di Pulau Jawa produknya harganya lebih murah," katanya.

Tapi untuk menghasilkan produk ekspor, tidak bisa sembarang bahan baku yang digunakan. Sebab, ada standar yang diberikan oleh eksportir yang akan mengirim produknya ke luar negeri.

Karena tidak setiap saat bahan baku rotan berkualitas tersedia. Permintaan ekspor tak sepenuhnya bisa dipenuhi As'ad.

Terkadang eksportir yang bekerja sama dengannya itu ikut membantu mencari bahan baku berkualitas. Dengan begitu permintaan ekspor dapat dipenuhi.

Keuntungan yang didapat As'ad ketika produknya diekspor lebih banyak. Dia mencontohkan produk ketika di pasar lokal dihargai Rp 1 juta, ketika ekspor harganya mencapai Rp 3 juta.

"Kalau ekspor harganya lebih mahal, kalau di sini pasar lokal Rp 1 juta, ekspor bisa Rp 3 juta, tapi kualitas bahan lebih bagus. Kita kalau ekspor ini memang dari komersil rupiah lumayan," jelasnya.

Meski begitu As'ad tetap memprioritaskan di dalam negeri karena tidak ingin mengecewakan pelanggan. "Kalau semua diekspor pelanggan di sini tidak kebagian, marah mereka nanti," tuturnya.

Ketika hasil kerajinan miliknya diekspor, merek yang digunakan adalah milik eksportir. "Ke luar negeri tidak langsung, tapi ada buyer. Tapi buyer ganti merek mereka. Saya rasa masih Asia, tapi mereka beli barang ini dan bilang untuk ekspor," bilang As'ad.

Di masa mendatang As'ad punya rencana untuk mengekspor sendiri. Ada beberapa pertimbangan yang masih dipikirkannya terutama soal bahan baku.

"Rencana ke sana ada (ekspor sendiri), tapi belum dulu. Cuma agak ribet, karena mencari kualitas bahan baku untuk ekspor agak mahal dan agak sulit, karena ekspor pakai jatuh tempo, terlambat kontainer kita bisa kena denda, sementara kita terkendala bahan baku yang sulit didapat misalnya. Selain itu modal juga pas-pasan, karena ini kan industri rumahan. Mungkin kalau pabrik bisa karena bahan bakunya mungkin mereka tercukupi," katanya.

As'ad Ajukan KUR BRI. Baca Halaman Berikutnya...

Ajukan KUR untuk Cadangan Modal

20 tahun lebih menjalankan bisnis tidak semuanya berjalan mulus. Terkadang dia menemui sejumlah masalah.

Masalah yang sering di hadapinya yakni modal usaha. Agar usahanya tetap berjalan, As'ad memutuskan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI.

"Awalnya kenal BRI ambil pinjaman konvensional sekitar Rp 70 juta pinjamannya. Target 2 tahun, tapi masih 6 bulan saya lunasi," katanya.

As'ad kemudian beralih ke pinjaman KUR karena bunga yang lebih kecil. "Beralih ke KUR setelah konvensional selesai karena bunganya lebih murah 2014 pertama kali sekitar Rp 25 juta ambil pertama. Ditotal sudah 5 kali, terakhir ngambil Rp 75 juta," ungkapnya.

Keberadaan KUR diakuinya sangat membantu perputaran modal usaha. Produksinya juga meningkat. "Ngambil KUR untuk modal cadangan juga," tutupnya.

Pemkot Medan Dukung UMKM Naik Kelas

Pemeritah Kota Medan mendukung pelaku UMKM untuk naik kelas dan berkembang. Guna mendukung hal itu, ASN di lingkungan Pemkot Medan dijadikan pasar pelaku UMKM.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mendorong agar UMKM masuk ke dalam katalog elektronik Pemkot Medan. Dengan begitu nantinya UMKM akan dilibatkan untuk pada setiap kegiatan.

"Kita dorong UMKM ini masuk ke katalog Pemkot Medan supaya mendapatkan pesanan. Bukan hanya makanan tapi produk UMKM yang lain," tuturnya.

BRI Targetkan Rp 165 T Penyaluran KUR

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pihaknya menargetkan penyaluran RP 165 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2024. Dia bahkan optimis target tersebut tercapai paling lama September mendatang.

"Untuk tahun ini kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. (Selain itu), Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan," ujarnya dilansir dari laman resmi BRI.

Optimisme tersebut tak lepas dari strategi yang telah disusun perseroan utamanya terkait percepatan graduasi atau upaya menaikkelaskan nasabah eksisting, dan perluasan jangkauan penerima baru.

Target ini lebih tinggi dibanding pencapaian 2023 yang mana BRI telah menjangkau 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru. Sementara, BRI telah menaikkelaskan nasabah KUR eksisting sebesar 1,7 juta.

Sunarso menambahkan bahwa BRI akan terus mengupayakan percepatan graduasi dan meraih jangkauan yang lebih luas dengan mengedepankan program pemberdayaan. Artinya ini merupakan langkah transformasi dari fokus pembiayaan dan skema subsidi bunga yang selama ini diterapkan pada KUR generasi kedua yang sudah berjalan kurang lebih 10 tahun. Hal ini bertujuan agar penerima KUR tak hanya semakin bertambah jumlah, namun juga kualitas nasabah turut meningkat.



Simak Video "Video: Kejari Trenggalek Sita Uang Rp 1,59 M di Kasus Korupsi KUR"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads