2.000 Babi Asal Sumut Dikirim ke Luar Provinsi, Senilai Rp 7,7 Miliar

2.000 Babi Asal Sumut Dikirim ke Luar Provinsi, Senilai Rp 7,7 Miliar

Kartika Sari - detikSumut
Sabtu, 30 Sep 2023 20:30 WIB
Babi asal Simalungun yang siap didistribusikan ke luar provinsi. (Dok Badan Karantina Indonesia)
Foto: Babi asal Simalungun yang siap didistribusikan ke luar provinsi. (Dok Badan Karantina Indonesia)
Medan -

Sumut telah mengirim sebanyak 2.000 babi ke luar kota hingga September 2023 ini. Nilai ekonomis diperkirakan mencapai Rp 7,7 miliar.

"Hingga bulan September 2023, kami telah lakukan fasilitasi pengiriman babi asal Sumatera Utara sebanyak 2 kali dengan total 2.000 ekor dan semuanya telah dijamin kesehatannya," ungkap Kepala UPT Barantin di Belawan, Lenny Hartati Harahap, Sabtu (30/9/2023).

"Setelah pengiriman ke dua dengan perkiraan nilai ekonomi mencapai Rp 7,7 miliar ini. Kemudian, pada awal Oktober nanti, akan ada jadwal pengiriman 1.000 ekor babi lagi," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teranyar, 1.000 ekor babi asal Simalungun diperiksa di Pelaksana Teknis Badan Karantina Indonesia (UPT Barantin) di Belawan, Jumat (29/9). Babi ini dipersiapkan untuk pengiriman tujuan Singkawang, Kalimantan Barat.

Sebelum dilalulintaskan, Lenny menjelaska babi-babi tersebut telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.

ADVERTISEMENT

"Di antaranya ada surat rekomendasi pemasukan dari daerah tujuan, sertifikat veteriner, bebas Penyakit mulut dan Kuku (PMK), bebas penyakit African Swine Fever (ASF), dan CSF/hog Cholera serta memiliki hasil pemeriksaan laboratorium," ujar Lenny.

Dikarenakan aktivitas lalulintas babi yang rutin, dilakukan pula monitoring evaluasi tindakan karantina hewan di Instalasi Karantina Hewan (IKH) milik PT. Allegrindo Nusantara.

Lenny menambahkan standar biosecurity yang diberlakukan PT. Allegrindo sudah memenuhi protokol kesehatan. Tamu atau petugas yang akan masuk ke kandang harus melalui protokol khusus, yaitu mencuci tangan dengan sabun, mengganti pakaian dan sepatu khusus ke kandang, serta melewati area khusus penyemprotan disinfektan menuju kandang.

"Standar biosecurity ini merupakan salah satu cara mengurangi patogen (penyebab penyakit dan virus) pada hewan agar tidak tertular," kata Lenny.

"Pendampingan terhadap penerapan standar biosecurity dapat membantu menjaga kualitas kesehatan daging babi sehingga masyarakat mendapat jaminan memperoleh daging yang sehat dan aman saat dikonsumsi dan pengiriman dapat terus berlanjut," pungkas Lenny.




(nkm/nkm)


Hide Ads