PT Kereta Api Indonesia (KAI) merespons pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyebut LRT Palembang tak ada penumpang, padahal proyek moda transportasi itu menelan biaya Rp 9 triliun. KAI menegaskan, penumpang LRT Palembang terus naik.
"Trend penumpang LRT Sumsel saat ini terus membaik, adanya LRT Sumsel ini memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat Kota Palembang," kata Kabag Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti dikonfirmasi detikSumut, Senin (24/10/2022).
Menurut Aida, sepanjang Oktober 2022, rata-rata penumpang LRT Palembang mencapai 9.666 per hari. Sejak awal hingga pertengahan Oktober, katanya, jumlah kumulatif penumpang mencapai sebanyak 2.328.970 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan karena ramainya permintaan masyarakat pengguna LRT, kata Aida, pihaknya telah menambahkan jumlah perjalanan LRT sejak September 2022 lalu. Penambahan itu dari sebelumnya hanya 88 perjalanan setiap hari bertambah menjadi 94 perjalanan.
"Bertambah menjadi 94 perjalanan dari sebelumnya 88 perjalanan, setiap harinya dengan jam operasional hingga pukul 20.43 WIB. Dengan waktu operasional LRT mulai jam 05 05 WIB, dan keberangkatan terakhir dari stasiun Bandara pukul 19.55 WIB tiba di stasiun DJKA (Jakabaring) pukul 20.43 WIB," katanya.
Menurutnya, sejumlah stasiun LRT yang telah didirikan semuanya sudah berfungsi dengan baik yang terkoneksi dengan sejumlah transportasi umum lainnya seperti angkutan kota (angkot), Transmusi, angkutan feeder LRT dan lainnya.
"Tiga belas stasiun LRT Sumsel berada di sepanjang pusat kota Palembang melewati bandara SMB II, Rumah Sakit, Sekolah, Pusat perbelanjaan dan perdagangan, ikon kota Palembang jembatan Ampera dan sungai Musi serta pusat olahraga merupakan daya tarik lain dalam menggunakan LRT Sumsel," katanya.
"Dengan tarif 5000 untuk antar stasiun selain stasiun Bandara dan 10000 untuk stasiun dari dan menuju bandara," sambungnya.
Secara detail Aida menjelaskan dari 13 stasiun LRT itu, tiga diantaranya menjadi tempat pemberhentian paling banyak naik dan turun penumpang, diantaranya stasiun DJKA (Jakabaring), stasiun Ampera (pangkal jembatan Ampera) dan stasiun Asrama Haji (Sukarami Simpang Bandara-TAA).
"Tiga stasiun paling banyak naik turun penumpang bulan Oktober 2022, yaitu Stasiun Asrama Haji (36.028), Stasiun Ampera (26.482) dan stasiun DJKA (25.259)," katanya.
Hal itu, lanjutnya, dikarenakan ramainya pengguna LRT yang rata-rata memiliki kartu berlangganan seperti pegawai, pelajar, mahasiswa dan lain sebagainya.
"Trend kenaikan ini karena banyak pengguna jasa yang memanfaatkan kartu berlangganan pelajar, mahasiswa maupun untuk pegawai serta mulai banyaknya aktivitas tatap muka," terangnya.
Terkait adanya isu tak sedap yang beredar bahwa LRT sepi penumpang, pihaknya akan berusaha terus melakukan evaluasi dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat dengan harapan LRT Sumsel berguna dan dapat. digunakan sebagaimana mestinya.
"KAI Divre III sebagai operator bersama Balai Pengelola Kereta Api ringan Sumsel (BPKARSS) dan tentunya dukungan dari pemerintah serta stakeholder lainnya akan terus melakukan evaluasi dan menampung apa yang dibutuhkan masyarakat agar keberadaan LRT Sumsel menjadi suatu sistem transportasi publik bagi masyarakat kota Palembang dan mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan agar perjalanan menjadi lebih aman, sehat dan menyenangkan," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik proyek LRT Palembang yang bernilai Rp 9 triliun sebagai proyek gagal. Ia berpendapat dari sisi perencanaan penumpang, LRT tidak bagus untuk dikembangkan.
"Ada juga konsep saya kasih tahu kegagalan decision Rp 9 triliun membuat namanya LRT Palembang," ujarnya dilansir detikFinance, Senin (24/10/2022).
Kegagalan LRT Palembang, menurut dia, karena perencanaan dilakukan secara politis yakni hajatan besar Asian Games 2018.
"Decision based-nya, political decision not planning decision. Ini karena ada mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring. Saya udah bilang itu kita belum butuh, cuma waktu itu kekuatan political kalah. Semua kalah sama event namanya Asian Games," lanjut dia.
Setelah dibangun dengan biaya besar, kini LRT Palembang justru sepi, bahkan dia mengatakan tidak ada penumpangnya.
"Apa yang terjadi sekarang? Nggak ada penumpangnya, itu Rp 9 triliun. Nggak ada penumpangnya," sebut Ridwan Kamil.
Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil merespons permintaan pengembang properti di daerah Cikarang yang ingin moda transportasi MRT segera dibangun di kawasan itu untuk disambungkan ke Jakarta.
Simak Video "Video Lisa Mariana ke Istri Ridwan Kamil: Saya Minta Maaf"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)