Tak banyak yang menyadari bahwa makanan yang terlihat lezat dan sering dikonsumsi sehari-hari ternyata bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan otak. Sejumlah penelitian mengungkap bahwa beberapa jenis makanan tertentu dapat menurunkan daya ingat, konsentrasi, hingga mempercepat penuaan sel otak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, atau bahan pengawet dalam jangka panjang bisa membuat otak bekerja tidak optimal. Berdasarkan studi terbaru dari peneliti Virginia Tech menemukan dua jenis UPF spesifik yang paling berbahaya bagi kesehatan otak dan meningkatkan risiko demensia, termasuk Alzheimer.
Ironisnya, dua kategori makanan tersebut merupakan favorit dan pemicu masalah gizi yang dominan di Indonesia, terutama di kalangan remaja dan masyarakat perkotaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pola konsumsi fast food dan ultra-processed food di Indonesia terus meningkat, terutama didorong oleh gaya hidup praktis, harga terjangkau, dan layanan pesan antar online.
Peningkatan Risiko Gangguan Kognitif
Dikutip detikHealth dari penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition ini melacak perkembangan kesehatan 4.750 penduduk Amerika Serikat berusia 55 tahun ke atas selama tujuh tahun (2014-2020). Para peneliti mengevaluasi status kognitif peserta setiap dua tahun.
Hasil studi ini memperkuat temuan umum bahwa pola makan tinggi makanan olahan dapat berdampak buruk pada kesehatan otak. Namun, untuk pertama kalinya, studi ini membandingkan kategori UPF secara terpisah dan menemukan "bom otak ganda" yang harus dihindari: daging olahan dan minuman manis.
2 Jenis Makanan Paling Berbahaya
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi UPF secara total tidak berhubungan secara signifikan dengan gangguan kognitif. Namun, ada dua kategori yang menonjol dan meningkatkan risiko secara signifikan:
- Minuman Manis (Soda, Es Teh): Minuman manis, seperti soda, es teh, dan minuman buah manis, juga berkontribusi pada kerusakan otak. Konsumsi setidaknya satu porsi ekstra per hari menunjukkan peningkatan risiko gangguan kognitif sebesar 6 persen.
- Produk Hewani Ultra-Olahan (Daging Olahan): Peserta yang mengonsumsi setidaknya satu porsi ekstra produk hewani ultra-olahan per hari menunjukkan peningkatan risiko masalah kognitif sebesar 17 persen.
Menariknya, makanan ultra-olahan lain seperti snack gurih, permen, atau makanan siap saji berbasis biji-bijian dan susu, tidak memiliki hubungan signifikan dengan penurunan kognitif dalam studi ini.
(astj/astj)











































