Di SD Negeri 100220 Simaronop, Kecamatan Angkola Selatan, cahaya kini menjadi bagian dari keseharian belajar. Sekolah yang dulu bergelap di bawah atap seng kini diterangi energi matahari melalui SuperSUN, sistem listrik tenaga surya yang menjadi bagian dari transformasi digital PLN untuk menghadirkan energi bersih di wilayah terpencil.
Setiap pagi, Linda Batubara (50) memastikan panel surya berfungsi optimal sebelum murid-murid datang. Dulu, ia menyalakan pelita minyak tanah agar siswa bisa membaca. Kini, lampu-lampu LED di setiap kelas menyala terang, memberi ruang belajar yang nyaman dan modern.
"Anak-anak lebih semangat belajar. Kami bisa mengajar lebih lama tanpa takut gelap," kata Linda, Jumat (10/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SuperSUN bukan sekadar panel surya. Sistem ini menggabungkan panel fotovoltaik, baterai lithium, dan pemantauan digital jarak jauh yang terkoneksi ke pusat pengawasan PLN. Melalui dashboard digital, kondisi daya dan konsumsi listrik bisa dipantau real time, memastikan pasokan efisien dan berkelanjutan.
PLN merancang program ini untuk memperluas akses listrik di wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal). Di Tapanuli Selatan, beberapa sekolah dan fasilitas umum mulai menikmati manfaat serupa, menggantikan ketergantungan pada genset berbahan bakar solar.
"SuperSUN bukan hanya memberi penerangan, tapi juga membuka kesempatan belajar digital di sekolah terpencil," ujar petugas PLN UP3 Padangsidimpuan yang memantau proyek tersebut.
Kini, SDN Simaronop bisa mengoperasikan perangkat komputer sederhana. Linda dan rekan-rekannya mulai mengajarkan dasar-dasar mengetik, presentasi, dan pencarian informasi online.
"Dulu kami tak pernah membayangkan bisa mengajar pakai komputer. Sekarang anak-anak belajar dengan lebih modern," ujarnya.
SuperSUN tidak hanya mengubah suasana belajar, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat desa. Warga yang sebelumnya bergantung pada lampu minyak kini ikut memanfaatkan energi surya untuk penerangan malam hari dan kegiatan sosial.
![]() |
Transformasi Digital PLN dan Arah Energi Bersih
Inovasi seperti SuperSUN sejalan dengan agenda besar transformasi digital PLN. Sejak 2020, PLN melakukan digitalisasi di berbagai lini - mulai dari sistem pembangkitan, transmisi, hingga layanan pelanggan. Langkah ini menghasilkan efisiensi operasional mencapai Rp 10,85 triliun dan memperkuat keandalan pasokan listrik nasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan digitalisasi menjadi fondasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. "Transformasi digital membuat PLN lebih adaptif, transparan, dan mampu memperluas akses energi bersih ke seluruh pelosok negeri," ujarnya.
Transformasi ini juga membantu PLN mendukung target pemerintah mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025. Melalui inovasi berbasis data, PLN mampu mengoptimalkan pembangkit surya, angin, dan air untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Tentu saja, pemasangan SuperSUN di Sumut juga terus dikejar agar tersebar secara merata ke sekolah terpencil. Berdasarkan data PLN UID Sumut, realisasi pemasangan SuperSUN di Sumut per September 2025 tercatat sebanyak 52 titik sekolah yang berada di wilayah UP3 Nias, UP3 Padangsidimpuan, dan UP3 Bukit Barisan.
Sementara itu, masih ada 89 titik yang akan dipasang di Sumut hingga akhir 2025 di UP3 Nias (68 titik), UP3 Sibolga (4 titik), UP3 Padangsidimpuan (9 titik), UP3 Pematangsiantar (6 titik), UP3 Bukit Barisan (1 titik), dan UP3 Binjai (1 titik).
General Manager PT PLN UID Sumut Ahmad Syauki menuturkan SuperSUN menjadi program berkelanjutan dalam mewujudkan energi bersih di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), khususnya dalam dunia pendidikan di Sumut.
"Kehadiran listrik berbasis energi ini bukan hanya menghadirkan terang di ruang belajar tetapi juga membuka akses terhadap pembelajaran digital dan teknologi bagi anak-anak di daerah terpencil. Dengan energi bersih dan berkelanjutan, PLN ingin memastikan bahwa setiap siswa di pelosok Sumatera Utara memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang," tutur Syauki.
Hadirnya SuperSUN tentunya bukan tanpa ada tantangan, terlebih penerapan program ini diprioritaskan berada di kawasan 3T. Syauki mengakui bahwa aspek geografis dan aksesibilitas menjadi tantangan dalam pelaksanaan program SuperSUN di sekolah-sekolah terpencil.
"Banyak sekolah di daerah pelosok yang sulit dijangkau kendaraan besar, sehingga material harus diangkut secara manual atau dengan cara sederhana oleh tim PLN dan masyarakat. Namun, semangat gotong royong menjadi kunci keberhasilan. Kami bangga karena di banyak lokasi, masyarakat turut membantu pemasangan, menunjukkan bahwa semangat terang untuk pendidikan adalah milik bersama," kata Syauki.
Namun begitu, ia turut lega bahwa SuperSUN turut didukung oleh stakeholder di Sumut. Baginya, kunci keberhasilan program ini dapat terealisasi dengan adanya kolaborasi dari banyak pihak.
"PLN tidak mungkin berjalan sendiri. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, dan pihak sekolah untuk memastikan SuperSUN dipasang di lokasi yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, dukungan regulasi dan kebijakan dari pemerintah daerah juga sangat membantu dalam mempercepat proses perizinan dan distribusi. Sinergi inilah yang memastikan SuperSUN tepat sasaran dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat," ucapnya.
Cahaya dari Simaronop untuk Indonesia
SuperSUN membuktikan bahwa digitalisasi tak hanya milik kota besar. Dari desa kecil di lereng Angkola Selatan, PLN menyalakan harapan bahwa energi bersih bisa diakses siapa saja.
"Sekolah kami jadi terang, anak-anak lebih semangat belajar. Ini bukan hanya soal listrik, tapi soal masa depan," kata Linda Batubara, menutup percakapan.
Dari Simaronop, cahaya digitalisasi PLN kini menyala, menghadirkan bukan hanya terang, tapi juga masa depan energi hijau yang lebih adil bagi seluruh Indonesia.
Hal ini dikuatkan Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Fahmi yang menuturkan jika SuperSUN memiliki dampak cukup besar yang dirasakan langsung masyarakat yang berada di desa terpencil.
"Ini satu program yang multi dimensi, memberikan banyak sekali keuntungan, yang pertama tentu manfaat langsung ke masyarakat yang sulit terjangkau jaringan listrik seperti daerah 3T sehingga dapat memberikan solusi langsung manfaat listrik buat masyarakat, seperti sekolah ataupun rumah ibadah itu kan langsung terasa manfaatnya. Nah, SuperSUN ini kan dilengkapi baterai, jadi malam itu dia pakai baterai yang sudah disimpan di siang harinya. dampaknya ini begitu terasa kepada masyarakat," kata Fahmi.
Tak hanya itu, penerapan SuperSUN dengan memanfaatkan tenaga surya ini juga sebagai terobosan untuk mendorong percepatan penggunaan energi ramah lingkungan.
"Penerapan SuperSUN tentunya menjadi semangat untuk menggunakan energi terbarukan, inikan energi bersih ya, menggantikan energi fossil, inikan menjadi gerakan untuk penerapan energi bersih, apalagi kita punya target bauran energi terbarukan itu 23%," kata Fahmi.
"Jadi ini sekali pukul dapat semua, manfaatnya langsung terasa oleh masyarakat dan kita dapat menerapkan listrik ramah lingkungan. Kita sangat mendukung sekali dan kalau bisa lebih banyak lagi daerah 3T yang bisa mendapatkan manfaat program SuperSUN dari PLN ini," pungkasnya.
(nkm/nkm)