Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Viktor Tinambunan mendorong agar proses hukum terhadap pelaku pembubaran aktivitas rumah doa umat Kristen di Padang, Sumatera Barat. Viktor menilai hal itu perlu sebagai efek jera.
"Supaya proses hukum yang adil diberlakukan kepada para pelaku sebagai efek jera. Kita maafkan mereka tetapi hukum tetap berjalan," kata Viktor Tinambunan kepada detikSumut, Rabu (30/7/2025).
Menurut Viktor, menilai jika kerukunan agama, suku, hingga pilihan politik merupakan salah satu penentu kemajuan satu bangsa. Sudah lama masalah intoleransi dinilai sudah menguras energi dan pikiran bangsa Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebabnya saya tidak tahu jelas, apakah ada kepentingan kelompok tertentu dari dalam negeri atau asing, yang jelas kita masyarakatlah yang harus mengusahakan kerukunan dari kesadaran kita sendiri supaya kita bisa lebih maju," ucapnya.
Selain itu, Viktor berharap tidak ada orang maupan kelompok yang berusaha menggunakan agama sebagai tunggangan politik kepentingan. Pemeluk agama diminta harus tegas menolak hal itu.
Pemerintah diyakini dapat mengatasi masalah ini. Masyarakat dinilai harus menopang pemerintah agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
Viktor mewanti-wanti jika peristiwa itu jangan sampai mengalihkan perhatian terhadap masalah yang lebih serius lainnya. Seperti masalah korupsi, narkoba hingga krisis lingkungan hidup.
"Kita juga perlu waspada jangan sampai kejadian seperti ini mengalihkan perhatian pada masalah yang lebih serius yang harus kita perjuangan bersama: mengatasi korupsi, narkoba, judi, human trafficking dan krisis lingkungan hidup," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, ibadah yang dilaksanakan di rumah doa Jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatera Barat, dibubarkan massa. Peristiwa itu terjadi di RT 03 RW 09, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kota Padang, Sumatera Barat. Aksi massa yang diwarnai perusakan itu terjadi pada Minggu (27/7) petang.
Dari video yang viral, puluhan warga tampak mendatangi rumah yang sedang berisi banyak orang, dari dewasa hingga anak-anak. Sontak jemaat kaget begitu melihat massa yang datang membawa balok kayu.
Massa langsung membubarkan aktivitas jemaat. Jemaat langsung berlarian, sedangkan anak-anak menangis histeris. Sementara itu, sebagian massa menghancurkan kursi dan kaca rumah.
Polisi pun bergerak menangani kasus tersebut. Sembilan orang terduga pelaku telah ditangkap.
"Yang sudah kami amankan sembilan orang, tentunya akan berkembang lagi. Sembilan orang ini adalah yang sesuai di video yang ada," kata Wakapolda Sumbar Brigjen Solihin, Senin (28/7).
(afb/afb)