Puluhan warga menggeruduk sebuah rumah yang dijadikan sebagai rumah doa bagi Jemaat Kristen di RT 03/09 Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Aksi tersebut diwarnai perusakan.
Perusakan itu terjadi pada Minggu (27/7/2025) petang dan viral di media sosial. Tampak sejumlah orang membubarkan ibadah jemaah Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatera Barat di dalam rumah tersebut sambil membawa kayu. Berikut fakta-fakta kasus tersebut.
1. Massa Anarkis-Jemaah Histeris Digeruduk Massa
Dalam video yang beredar tampak jemaah berlarian, beberapa anak-anak dari Rumah Doa itu juga menangis. Sementara massa menghancurkan kursi dan kaca-kaca rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah yang menjadi sasaran amuk massa ini terdiri dari dua petak rumah. Dalam salah satu petak terlihat jejeran kursi, meja dan sebuah mimbar untuk pendeta berceramah.
2. Polisi Turun Tangan
Polisi turun tangan menangani kasus tersebut. Wakapolda Sumbar, Brigjen Solihin menegaskan agar warga tak main hakim sendiri. Pihaknya akan menindak para pelaku.
"Setelah kejadian kita langsung ke lokasi dan mengamankan TKP. Anggota di lapangan sedang bekerja dan semua (sudah) aman dan tidak ada lagi yang bertindak anarkis," kata Solihin kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Dia mengatakan tidak ada korban luka dalam kejadian itu. Namun belum ada laporan ke pihak kepolisian.
"Tidak ada laporan sejauh ini. Sementara belum ada (korban luka)," katanya.
"Polisi tentu akan menindaklanjuti. Kita minta jangan ada masyarakat yang main hakim sendiri. masyarakat jangan gegabah dan tidak anarkis. Siapa yang berbuat, dia akan bertanggungjawab," katanya lagi.
3. Walkot Padang Sebut Ada Miskomunikasi
Pemkot Padang turut menyesalkan kejadian itu. Wali Kota Padang, Fadly Amran menyebut terjadi miskomunikasi antara warga dengan jemaat yang menyebabkan munculnya insiden.
"Kami sudah mendengar kedua belah pihak, yang sudah menyampaikan kronologi bahwa ada miskomunikasi. Karena adanya keramaian yang tentunya pada sisi bapak RW pun juga ada permasalahan komunikasi selama ini sehingga terjadi insiden," katanya Fadly kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Pihaknya turut menyesalkan kejadian itu dan mengaku turut berduka.
"Insiden ini tentu kami sesali. Pastinya insiden ini kami sesali. Kami memahami duka saudara-saudara kita, masyarakat Nias yang sudah hidup damai dengan masyarakat sekitar dari dahulu kalanya," tambah Fadly.
4. Sembilan Orang Ditangkap
Atas kejadian itu polisi telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat pengerusakan rumah doa Jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI). Polisi mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lainnya.
Wakapolda Sumbar, Brigjen Solihin, mengatakan 9 orang itu merupakan pelaku yang tampak dalam video yang beredar.
"Yang sudah kami amankan sembilan orang, tentunya akan berkembang lagi. Sembilan orang ini adalah yang sesuai di video yang ada," kata Solihin, Senin (28/7/2025).
Pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku yang ditangkap.
"Berdasarkan bukti-bukti itu, kami amankan. Bisa juga berkembang lagi. Dan pemeriksaan masih ada yang memakai pakaian saat melakukan dan ada juga yang berganti pakaian saat melakukan," katanya.
5. Rumah Doa Dijaga Polisi
Usai kejadian itu, pada Senin (28/7/2025) siang, polisi dari Satbrimob Polda Sumbar tampak berjaga di Rumah Doa tersebut dengan senjata lengkap.
Belasan orang yang diduga anggota jemaat gereja juga berada di lokasi termasuk tim hukum dari GKSI.
Pantauan detikSumut, tak tampak tanda-tanda rumah itu telah diamuk massa. Sebab semua kerusakan sudah diperbaiki.
Kuasa hukum GKSI Yutiasa Fakho menyesalkan kondisi TKP yang sudah kembali seperti semula.
"Tadi malam kita sudah berkumpul dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wali kota. Kita bersyukur sudah mendapat titik terang atas apa yang dialami korban. Yang kita temukan di lapangan terjadi beberapa kerusakan, kursi kaca pecah. Meskipun pada waktu kita sampai tadi sudah diganti yang baru. Kita sayangkan, harusnya koordinasi dulu dengan kita (kuasa hukum) ini karena kita bertanggung jawab untuk bukti-bukti," kata Fakho
Menurut Fakho, pihaknya akan membawa persoalan itu ke ranah hukum.
"Hari ini kami akan melaporkan kejadian ini ke Polda," katanya.
(nkm/nkm)