Tidak terasa, saat ini umat Islam telah memasuki paruh kedua bulan Ramadhan. Sebanyak 17 malam Ramadhan telah dilalui dengan ibadah rutin qiyamul lail salat sunah Tarawih.
Selain itu ada berbagai amalan sunnah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pahala berlimpah, salah satunya adalah membaca doa qunut dalam salat witir. Tahukah detikers, bahwa ada waktu khusus bagi umat Islam untuk membaca doa qunut pada bulan Ramadhan.
Lantas, kapan sebenarnya doa qunut witir mulai dibaca dalam bulan Ramadan? Simak penjelasannya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam Ke-16 Ramadan: Waktu Dimulainya Doa Qunut Witir
Doa qunut merupakan doa yang biasanya dibaca pada rakaat terakhir salat Subuh. Namun, dalam bulan Ramadan, doa ini juga dibaca dalam salat witir.
Melansir laman NU Online, berdasarkan riwayat dari Abu Dawud, Umar bin Khattab mengumpulkan masyarakat untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah yang dipimpin oleh Ubay bin Ka'ab. Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa doa qunut baru mulai dibaca pada separuh akhir Ramadan, yaitu malam ke-16 hingga seterusnya:
"Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka'b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadan hingga seterusnya)." (HR. Abu Dawud)
Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk mulai membaca doa qunut witir pada malam 16 Ramadan atau mulai 15 Maret 2025 dalam tahun ini.
Kapan Doa Qunut Witir Dibaca dalam Salat?
Dalam praktiknya, doa qunut dalam salat witir dapat dibaca pada dua waktu yang berbeda:
Sebelum rukuk
Dalam riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW melakukan doa qunut sebelum rukuk pada rakaat terakhir salat witir:
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berwitir, lalu melakukan qunut sebelum rukuk." (HR. Ibnu Majah, shahih menurut Al-Albani)
Setelah rukuk sebelum sujud
Ada juga riwayat yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan doa qunut setelah rukuk, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Khuzaimah.
Dengan demikian, umat Islam memiliki kebebasan dalam membaca doa qunut witir, baik sebelum maupun setelah rukuk
Bacaan Doa Qunut Witir
Doa qunut witir yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Al-Hasan bin Ali adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Latin: Allahummahdini fî man hadait, wa 'âfini fî man 'âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a'thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ 'alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya'izzu man 'âdait, tabârakta rabbanâ wa ta'âlait, fa lakal hamdu a'lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya: "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah aku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau musuh. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya."
(astj/astj)