Kultum: Marah Apakah Mengurangi Pahala Puasa?

#RamadanJadiMudah by BSI

Kultum: Marah Apakah Mengurangi Pahala Puasa?

Nizar Aldi - detikSumut
Sabtu, 08 Mar 2025 17:45 WIB
Kabid HLNKI MUI Sumut, KH Akhyar Nasution. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut).
Kabid HLNKI MUI Sumut, KH Akhyar Nasution. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut).
Medan -

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh suci dengan keistimewaan karena banyaknya pahala yang dapat diraih oleh umat muslim. Lantas yang kerap menjadi pertanyaan, apakah marah saat berpuasa mengurangi pahala puasa?

Nabi Muhammad SAW bersabda:

ΩƒΩŽΩ…Ω’ مِنْ Ψ΅ΩŽΨ§Ψ¦ΩΩ…Ω Ω„ΩŽΩŠΩ’Ψ³ΩŽ Ω„ΩŽΩ‡Ω مِنْ Ψ΅ΩΩŠΩŽΨ§Ω…ΩΩ‡Ω Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩΩˆΩ’ΨΉ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΨ·Ω’Ψ΄

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: 'Ada beberapa banyak orang yang berpuasa itu tidak mendapatkan apa apa dari pahalanya kecuali lapar dan dahaga,'.

Kabid HLNKI MUI Sumut, KH Akhyar Nasution mengatakan jika marah tidak dapat membatalkan puasa. Selama marahnya itu tidak menghilangkan kesadaran.

ADVERTISEMENT

"Jika kita ingin mengkaji apakah marah dapat membatalkan puasa, jawabannya tidak, selama marahnya itu masih terkendali dan dia tidak kehilangan kesadaran," kata KH Akhyar Nasution dalam program Kultum Ramadan detikSumut, Sabtu (8/3/2025).

Akhyar kemudian menceritakan jika sahabat pernah meminta Nabi Muhammad SAW untuk memberikannya nasehat. Rasulallah pun menasehati sahabat tersebut agar tidak marah sebanyak 3 kali, dan yang keempat kalinya Rasulallah menyebutkan agar sahabat jangan marah agar masuk ke dalam surga.

Meskipun marah tidak membatalkan puasa, namun marah disebut membuat puasa makruh. Sehingga Akhyar meminta agar marah dihindari karena puasa bukan hanya sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri.

"Sahabat detikcom yang dirahmati Allah, marah dalam puasa tidak membatalkan puasa, tapi hanya sekadar memakruhkan puasa. Namun, hal ini harus kita hindari karena marah itu dapat menghilangkan pahala puasa dan dapat menghilangkan nilai-nilai luhur, yaitu kesabaran yang terdapat dalam puasa. Sesungguhnya puasa itu bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga kata Nabi Muhammad, tapi setidaknya ia dapat menahan diri dari perbuatan sia-sia dan ucapan ucapan yang keji," ucapnya.

Akhyar menjelaskan jika Nabi Muhammad SAW mengajarkan jika sedang marah untuk mengambil wudhu. Hal itu karena setan terbuat dari api dan air dapat memadamkan api.

"Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita semua apabila salah seorang di antara kamu sedang marah, maka hendaklah dua berwudhu. Karena sesungguhnya setan itu terbuat dari api dan api dapat dipadamkan dengan air," ujarnya.

Saat berpuasa, umat muslim dilarang melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Selain marah, melakukan bekam juga dapat membuat puasa makruh.

"Ada beberapa hal lain yang memakruhkan puasa. Pertama, bekam dan melalukan hal hal yang memasukkan benda melalui pori pori tertutup," sebutnya.

Sehingga Akhyar Nasution menuturkan jika marah tidak dapat membatalkan puasa kecuali marah besar yang berujung menghilangkan kesadaran. Dalam hal ini, yang membatalkan puasa adalah hilangnya kesadaran.

"Sesungguhnya marah di dalam puasa hanya menghilangkan pahala puasa dan tidak membatalkan puasa, kecuali marahnya seorang itu terlalu besar, sehingga menghilangkan kesadaran diri, hal ini membatalkan puasa, bukan karena marahnya tapi karena dia sudah kehilangan kesadaran," tutupnya.




(dhm/dhm)


Hide Ads