Heboh Perusahaan Batam Rekrut Puluhan Pekerja Asal Bantul, Ini Kata Disnaker

Kepulauan Riau

Heboh Perusahaan Batam Rekrut Puluhan Pekerja Asal Bantul, Ini Kata Disnaker

Alamudin Hamapu - detikSumut
Selasa, 18 Feb 2025 18:31 WIB
Tangkapan layar pelepasan puluhan pekerja yang akan di kirim ke Batam (Instagram)
Foto: Tangkapan layar pelepasan puluhan pekerja yang akan di kirim ke Batam (Instagram)
Batam -

Puluhan perempuan muda dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta direkrut oleh perusahaan manufaktur di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Perekrutan puluhan tenaga kerja dari luar wilayah membuat heboh warga Batam.

Perekrutan puluhan pekerja itu diketahui dari postingan media sosial Pemkab Bantul, Yogyakarta. Sebanyak 30 pekerja diberangkatkan ke Batam pada 11 Februari 2025 lalu.

"Hari ini, Selasa 11 Februari 2025, Disnakertrans Kabupaten Bantul dengan bangga mengumumkan pemberangkatan tenaga kerja yang telah terpilih untuk bekerja di Kota Batam. Pemberangkatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Bantul untuk membuka peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang ingin mengembangkan karir di luar daerah," tulis keterangan video tersebut dilihat detikSumut, Senin (18/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perekrutan tenaga kerja dari luar Batam itu heboh karena angka pengangguran di Batam cukup tinggi yakni mencapai 50,43 ribu berdasarkan data BPS. Selain itu kota Batam juga memiliki peraturan daerah nomor 2 tahun 2024 yang mengutamakan tenaga kerja lokal.

Kabid Pembinaan Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja Disnaker Batam Isra Wira Sanjaya dikonfirmasi membenarkan adanya perekrutan 30 tenaga kerja oleh PT Philips industries Batam. Ia menyebut perekrutan dari luar Batam itu dilakukan karena kekurangan tenaga kerja operator di Batam.

ADVERTISEMENT

"Operator kita tidak terpenuhi. Itu penempatan bulan Februari ini," kata Isra, Selasa (18/2/2025).

Isra menerangkan merujuk pada Perda soal penempatan tenaga kerja lokal dan laporan PT Philips Industries Batam, perusahaan tersebut telah merekrut 166 orang pekerja lokal. Kemudian perusahaan itu juga melakukan perekrutan 30 orang pekerja dari Bantul, Yogyakarta.

"Kalau kita melihat dari yang Laporan PT Philips, pekerja lokal yang telah direkrut 166 orang. Dari luar Batam ada 30 orang," ujarnya.

Isra menyebut puluhan perempuan yang direkrut dari Bantul, Yogyakarta itu dilakukan oleh Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS).

"Para pekerja dari Bantul itu direkrut oleh LPTKS dari Batam. Selain akad mereka juga melakukan perekrutan lokal, jika tak terpenuhi mereka baru merekrut dari luar," ujarnya.

Isra menjelaskan LPTKS sebagai perekrut tenaga kerja dari luar Batam sendiri diatur dalam permenaker 18 tahun 2024. Nantinya perusahaan mendata kebutuhan dan diserahkan ke LPTKS untuk melakukan perekrutan.

"Dari Batam ada tenaga kerja lokal yang berminat silahkan daftar saja, di perusahaan penempatan, karena PT Philips jarang melakukan perekrutan langsung, biasanya melalui perusahaan penempatan," ujarnya

Terpisah, Anggota DPRD Batam, Muhammad Mustofa mengatakan untuk perekrutan tenaga kerja dari luar daerah harus memiliki izin dari Disnaker Batam dan Kepri. Menurutnya jika dinas terkait tak memberikan izin perekrutan tenaga kerja dari luar daerah maka harusnya tidak bisa dilakukan.

"Harus ada perizinan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja Kota Batam. Apabila rekomendasi tidak dikeluarkan, harusnya nggak bisa didatangkan. Kalau didatangkan, berarti ada rekom itu," ujarnya.

Ketua pansus Perda penempatan tenaga kerja itu mempertanyakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja Batam. Menurutnya, tenaga kerja setingkat operator seharusnya tidak perlu direkrut dari luar Batam.

"Kalau operator produksi di Batam kan banyak, kenapa harus dari luar. Rekom itu dikeluarkan dari kota setelah itu diurus ke provinsi untuk dikeluarkan izinnya untuk mendatangkan jumlah tenaga kerja dengan kuota tertentu," ujarnya.

"Intinya kalau mereka (perusahaan) memang mendapatkan izin, berarti parameternya ada di Disnaker Batam," tambahnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads