Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Aceh pada Desember 2024 mengimpor beras dari tiga negara yakni Pakistan, Thailand, dan Myanmar. Nilai impor mencapai US$ 9,71 juta atau 96,60% dari total impor.
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution mengatakan, nilai impor Aceh pada Desember 2024 sebesar US$ 10,05 juta atau turun 87,21 persen dibanding November 2024. Komoditas impor pada bulan tersebut hanya dua yakni beras serta gipsum.
"Impor paling besar berasal dari Pakistan senilai US$ 3,77 juta atau (37,55%) berupa beras, kedua Thailand US$ 3,09 juta (34,14%) dengan komoditas beras serta ketiga dari Myanmar US$ 2,84 juta (28,30%) juga berupa beras," kata Riswan dalam konferensi, Senin (3/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara kelompok komoditas gipsum, dan anhidrit sebesar US$ 0,34 juta (3,40%). Riswan menyebutkan, secara keseluruhan komoditas impor terbesar adalah beras dari keseluruhan nilai impor.
"Menarik ini, peringkat pertama, kedua, ketiga impor adalah beras. Ini kondisi Desember, kita lihat juga di Januari apakah juga impor beras nanti kita akan tunggu rilis di bulan berikutnya," jelas Riswan.
Sementara nilai ekspor barang asal Aceh pada Desember 2024 mencapai US$ 71,19 juta. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 26,20 persen dibandingkan ekspor bulan November 2024.
Ekspor asal Aceh selama bulan Desember, kata Riswan, paling besar ditujukan ke negara India yaitu senilai US$ 42,66 juta dengan komoditas utama batu bara. Secara keseluruhan, komoditas terbesar yang diekspor adalah batubara senilai US$ 44,29 juta atau 62,21 persen dari seluruh komoditas, disusul kopi, kondensat, cangkang kernel kelapa sawit, furniture, ikan olahan, dan komoditas lainnya.
"Dengan nilai impor yang lebih kecil dibandingkan nilai ekspor, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Aceh bulan Desember 2024 mengalami surplus yakni sebesar 61,14 juta USD," ujar Riswan.
(agse/nkm)