Viral di media sosial, sebuah jalan di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dibangun oleh seorang pengusaha bakso asal Batam. Pengusaha tersebut bernama Ferry Suwadi (52), pemilik Warung Bakso Gunung yang memiliki delapan cabang di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Ferry Suwadi diketahui membangun jalan dan drainase sepanjang 1,5 kilometer Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang. Uang pembangunan jalan tersebut berasal dari kantong pribadinya.
Ferry saat ditemui detikSumut di salah satu warung baksonya mengaku Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kabupaten Malang merupakan kampung halamannya. Ia mengaku merasa prihatin dengan kondisi jalan tersebut saat pulang kampung meninjau pembangunan masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kampung kelahiran saya. Kepikiran mau bangun jalan di sana karena saya sering balik kampung. Saya bangun masjid di sana, sampai sekarang sering cek. Saya merasa prihatin dengan kondisi jalan di sana. Saya juga ikut lewat walaupun tidak setiap hari," kata Ferry, Senin (6/1/2025).
"Mulai tergerak setelah pembangunan masjid di 2017. Istri saya tiba-tiba nyeletuk bahwa jalan masjid sekalian saja diperbaiki agar enak bagi warga melintas. Warga juga minta jalannya sekalian diperbaiki," tambahnya.
Ferry mengatakan jalan di dusun kelahirannya itu telah rusak sejak tahun 2016. Ia mengaku saat dirinya mau membangun jalan tersebut dirin meminta warga sekitar untuk menghibahkan tanahnya agar jalan yang dibangun memiliki lebar 10 meter.
"Kalau jalan tersebut rusak sejak 2016. Saat ada permintaan warga saya ada permintaan jalannya harus dilebarkan merata 10 meter. Karena jalan itu awalnya tidak sama lebarnya. Jadi warga sepakat sumbangkan tanahnya untuk dipotong sedikit agar dibangun jalan," ujarnya.
Pengerjaan jalan viral di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang mulai dikerjakan pada tahun 2018. Pengerjaan jalan itu dilakukan dalam lima tahap hingga 2024.
"Jadi keseluruhan jalan itu ada 5 kilometer, saat ini baru selesai 1,5 KM. Sekarang 10 meter lebar jalannya, dengan drainase kanan kiri, jalan yang dicor ada 6 meter. Untuk pembangunan 1,5 kilometer itu Kita lakukan lima tahap sampai tahun ini," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Disinggung soal anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan sebesar Rp 10 miliar seperti viral di media sosial, Ferry mengaku tak pernah menyebut angka. Ia menyebut tak mau menyebut nominal yang dikeluarkan agar tetap menjadi ibadah bagi dirinya.
"Soal angka 10 miliar, masalah angka saya gak pernah sebutin ke warga. Ini ibadah saya, saya gak pernah sebutin angka itu ke siapapun. kalau yang viral itu warga yang menerka-nerka saja," ujarnya.
Ferry mengaku pembangunan jalan di dusun kelahirannya itu cukup membahagiakan diri. Pasalnya semua pekerjaan pembangunan jalan itu dilakukan warga secara gotong royong.
"Waktu bangun juga nggak ada komunikasi dengan pemerintah daerah setempat, waktu itu komunikasi dengan kepala dusun saja. memang saya yang sepakat dengan warga perbaiki jalan. Kemudian dilebari dan tenaga yang mengerjakan semuanya masyarakat. Masyarakat gotong-royong, tiap hari ada yang kerja namun bergantian," ujarnya.
"Saya lihat warga desa saya senang. Transportasi cari rumput, ke kebun jadi enak. Sebelumnya kan sering jatuh, gambar yang viral itu, itu yang rusak parah karena itu jalan tanjakan," tambahnya.
Selain membangun jalan, Ferry juga diketahui membangun beberapa fasilitas di kampung halamannya. Diantaranya lapangan sepakbola, TPQ, masjid hingga jalan.
Ferry menceritakan dirinya merantau dari kampung halaman saat berusia 16 tahun. Ia merantau ke Jawa Barat dan Bali sebelum memilih menetap di Batam.
"Berawal dari umur 16 tahun ke Jawa Barat untuk jualan bakso dengan cara dipikul. Kemudian pindah ke Bali, disana hanya dua tahun. Di Sana ada langganan saya kasih kabar kalau Batam prospeknya bagus. Industri pada buka disini. Akhirnya saya putuskan untuk merantau ke Batam," ujarnya.
Ferry pertama kali merantau ke Batam pada tahun 1992. Saat di Batam ia mulai merintis usahanya dengan berjualan bakso dengan gerobak.
"Saya pertama kali ke Batam tahun 1992. Mulai merintis dari nol, mulai dorong gerobak bakso. Sekitar tahun 2000 udah mulai tambah outlet di kaki lima di depan Mega Mall pakai pickup," ujarnya.
Perjalan mengembangkan usaha baksonya mengalami pasang surut, namun berkat kegigihannya ia berhasil membuka warung bakso pertama pada tahun 2009. Saat ini Ferry telah memiliki 8 cabang di berbagai tempat di Batam.
"Tahun 2009 saya mulai bangun Ruko (cabang) pertama di daerah Jodoh karena mulai ramai, mulai buka lagi dan sekarang ada 8 outlet semua di batam. Batam Center, Botani, Batu Aji. Untuk karyawan ada sekitar 80 orang lebih," ujarnya.
Simak Video "Video: Biadab! ART di Batam Dianiaya-Disuruh Makan Kotoran Binatang"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)