Salah satu umbi-umbian yang mengandung berbagai nutrisi penting bagi kesehatan tubuh adalah ubi jalar. Umbi-umbian tersebut juga dikenal memiliki rasa yang enak.
Lantaran memiliki rasa yang enak, maka tidak heran masyarakat Indonesia kerap mengkonsumsi makanan yang satu ini.
Dikutip detikHealth dari Eating Well, diketahui bahwa satu ubi jalar yang berukuran sedang atau sekitar 114 gram yang dimasak beserta kulitnya, mengandung nutrisi sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Kalori: 103
- Karbohidrat: 24 gram (g)
- Jumlah gula: 7 g
- Serat: 4 g
- Protein: 2 g
- Lemak: 0 g
- Natrium: 41 miligram (mg)
- Kalium: 542 mg
- Vitamin C: 22 mg
- Vitamin A: 1.100 micrograms of retinol activity equivalents (mcg RAE)
Lantas, benarkan mengonsumsi ubi jalar dalam jumlah yang berlebihan justru dapat meningkatkan berbagai risiko masalah kesehatan? Berikut ini penjelasannya:
1. Mengubah Warna Kulit Menjadi Jingga
Salah satu kandungan nutrisi yang ada di dalam ubi jalar adalah vitamin A. Namun menurut National Institutes of Health, mengonsumsi ubi jalar secara berlebihan justru dapat menyebabkan kulit tubuh berubah menjadi warna kuning-oranye.
Kondisi itu bukan sesuatu yang berbahaya atau dikenal dengan karotenodermia. Hal itu dapat diatasi dengan cara menjauhi makanan yang tinggi vitamin A, untuk sementara waktu.
2. Meningkatkan Risiko Batu Ginjal
Ubi jalar mengandung tinggi oksalat, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya kondisi batu ginjal oksalat, jenis batu ginjal yang paling umum, menurut National Kidney Foundation.
Walaupun demikian, mencegah batu ginjal tidak hanya dengan mengurangi oksalat. Mengurangi risiko batu ginjal jenis ini dapat dilakukan dengan memadukan konsumsi ubi jalar dengan makanan tinggi kalsium, seperti yoghurt atau keju.
Hal tersebut dapat membantu kalsium dan oksalat saling terikat dalam sistem pencernaan tubuh, tidak hanya di organ ginjal. Sehingga, dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.
Baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)