Pembangunan kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang berlokasi di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, dimulai. Lokasi ini juga akan menjadi tempat digelarnya Muktamar ke-49 Muhammadiyah.
Pembangunan ini ditandai dengan penekanan sirene pada saat groundbreaking yang dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, Sabtu (21/12/2024).
Rektor UMSU Agussani mengatakan luas areal kampus terpadu itu sekitar 24 hektare. Di lahan tersebut, nantinya akan dibangun berbagai bangunan penunjang kegiatan mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu sejak awal, bagaimana roadmap dari pembangunan ini sudah kita susun. Kita tahu luas areal 24 hektare lebih ini digunakan selain untuk fasilitas pendidikan tetapi juga untuk mendukung kreativitas," kata Agussani usai acara groundbreaking di Desa Sampali.
Agussani menyebut di lokasi itu juga akan dibangun Auditorium Berkemajuan dan Sport Hall Walidah untuk mendukung gelaran acara Muktamar Muhammadiyah yang akan dilaksanakan pada 2027 nanti. Agussani menyebut gedung ini akan selesai pada September 2027.
"Dengan dana awal yang sudah dimiliki Rp 60 miliar, insyaallah pada bulan September 2027, pembangunan dua gedung ini akan kita bisa selesai kan serta infrastruktur yang ada di sekitar kampus ini," ujarnya.
Dia juga sekaligus menjelaskan bahwa Sumut menjadi tuan rumah Muktamar ke-49 Muhammadiyah. Atas dasar itulah, kata Agussani, pihaknya membangun kampus tersebut.
"Sudah pasti, karena tuan rumah Muktamar adalah Sumut, dan UMSU ditunjuk sebagai penyelenggara. Maka dasar itulah kita melakukan pembangunan kampus empat ini," pungkasnya.
Haedar Nashir menyampaikan bahwa pembangunan kampus tersebut sangat baik untuk perkembangan pendidikan kedepannya. Selain itu, pembagunan itu juga akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat.
"Begitu juga ada kampus, kampus itu kan dampaknya dua, satu langsung mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi, masyarakat di mana pun jangan merasa terancam kalau ada kampus baru karena jangka panjangnya kampus itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau bangsa kita tidak maju di pendidikan, kita akan ketinggalan," kata Haedar.
Dampak kedua adalah terhadap ekonomi masyarakat. Menurutnya, pembangunan setiap kampus juga akan membuat ekonomi di sekitarnya meningkat
"Kedua, dampak ekonomi. Di hampir setiap kampus baru, itu berkembang warung -warung kafe dan rumah makan, bahkan hotel. Ini tandanya bahwa ada efek domino dari setiap pembangunan. Tentu yang diperlukan adalah kerja sama antara Muhammadiyah dan masyarakat. Bahkan, rumah kos itu kan Muhammadiyah tidak bikin sendiri, itu masyarakat setempat yang bikin," jelasnya.
Terkait dengan lokasi tersebut yang akan menjadi tempat perhelatan Muktamar ke-49 Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut hal itu juga akan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
"Kalau ini nanti jadi, karena muktamar itu kan punya dampak sama masyarakat sekitar, untuk bersifat sosial ekonomi," pungkasnya.
Acara itu juga turut dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti yang juga merupakan kader Muhammadiyah. Selain itu, ada juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut Hasyimsyah Nasution serta pejabat lainnya.
(mjy/mjy)