Menjelang peringatan 20 tahun tsunami memporak-porandakan Aceh, Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menggelar pameran saat mereka membantu Tanah Rencong. Negara tersebut banyak membantu Serambi Makkah termasuk membangun jalan di wilayah pantai barat.
Pameran bertajuk 'Kemitraan yang Tangguh' digelar di lantai 3 Museum Tsunami di Banda Aceh, Minggu (10/11/2024). Pembukaan pameran dihadiri Direktur USAID Jeff Cohen, Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA, serta sejumlah pejabat.
Dalam pemeran tersebut, USAID memamerkan sejumlah foto ketika tentara Amerika serta USAID membantu Aceh pasca tsunami. Saat itu, Amerika juga mengirimkan kapal induk Abraham Lincoln beberapa hari usai bencana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekonstruksi Aceh merupakan salah satu upaya pemulihan bencana paling sukses dalam sejarah modern, yang menunjukkan apa yang bisa kita capai saat kita bekerja bersama," kata Cohen dalam sambutannya.
Tsunami yang melanda pada 26 Desember 2004 menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia serta banyak yang kehilangan harta benda. Menurutnya, bantuan yang dikucurkan Pemerintah Amerika Serikat untuk membantu Aceh saat itu mencapai USD 400 juta termasuk membangun jalan yang menghubungkan Banda Aceh-Aceh Jaya.
Dalam pameran tersebut, juga dipamerkan diorama jalan yang mereka bangun. Jeff Cohen menjelaskan, pameran yang dibuka hingga Juni 2025 menjadi dokumentasi bagaimana Amerika Serikat melalui USAID, Departemen Pertahanan, dan lembaga lainnya, memberikan bantuan yang berdampak terhadap kehidupan lebih dari 580 ribu warga Aceh setelah bencana.
"Dua dekade lalu, saat tsunami menerjang Aceh, Amerika Serikat berdiri bahu-membahu dengan Indonesia. Sekarang, pameran ini mengenang mereka yang hilang, sekaligus merayakan semangat luar biasa masyarakat Aceh dan dampak kuat dari kemitraan internasional," ujar Jeff Cohen.
Selain pameran, USAID juga menayangkan perdana tiga film dokumenter mini yang menyoroti berbagai aspek perjalanan menuju pemulihan dan dampak jangka panjang dari kemitraan kedua negara. Tiga film dokumenter berfokus pada dampak jalan nasional Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer, revitalisasi industri kopi Gayo di Aceh, dan perkembangan kemampuan penanggulangan bencana Indonesia yang luar biasa.
"Pameran ini mengisahkan perjalanan pemulihan dan rekonstruksi yang luar biasa setelah terjadinya salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah dan menunjukkan kemitraan berkelanjutan antara Amerika Serikat dan Indonesia," ujar Cohen.
(agse/dhm)