Tokoh-tokoh TNI berdarah Batak telah mencatatkan sejarah panjang dalam kontribusi mereka terhadap keamanan dan pertahanan negara. Dari masa kemerdekaan hingga saat ini, mereka dikenal atas dedikasi dan kepemimpinan dalam berbagai posisi strategis di Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dilansir dari Universitas Sains dan Teknologi Komputer, dalam penulisan resmi seringkali nama marga (merga) mereka tidak dicantumkan. Namun, artikel ini upaya menyajikan informasi lengkap dengan menyertakan nama marga (marga) dari tokoh-tokoh tersebut.
Nah detikers mau tau tokoh TNI berdarah Batak? Berikut beberapa profil tokoh TNI bermarga Batak yang berjasa bagi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan lahir di Simargala, Hutanamora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947. Luhut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia saat ini.
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI dari 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
Pada 12 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Dalam perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli. Kemudian, di Kabinet Indonesia Maju tahun 2019, ia kembali dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
2. Letnan Jenderal TNI (Purn) T.B. Silalahi
Letnan Jenderal TNI (Purn) Tiopan Bernhard Silalahi lahir pada 17 April 1938, yang lebih dikenal sebagai T.B. Silalahi, adalah salah satu tokoh Batak yang memiliki kontribusi besar di dunia militer. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
T.B. Silalahi juga dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan melalui yayasan sosial yang didirikannya, yaitu Yayasan T.B. Silalahi Center.
3. Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung
Feisal Edno Tanjung lahir 17 Juni 1939, adalah tokoh militer Batak yang menjabat sebagai Panglima TNI pada era 1993 hingga 1998. Ia memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas nasional selama masa transisi pemerintahan pada akhir masa orde baru.
Feisal juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Kepemimpinannya yang tegas dan bijak membuatnya dihormati oleh kalangan militer dan pemerintahan.
4. Letnan Jenderal TNI (Purn) Maraden Panggabean
Letnan Jenderal TNI (Purn) Maraden Panggabean lahir 29 Juni 1922. Dia merupakan salah satu tokoh militer bermarga Batak yang dikenal sebagai perwira yang disiplin dan berdedikasi.
Ia pernah menduduki posisi penting seperti Menteri Pertahanan dan Keamanan serta Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Kontribusinya dalam mengamankan kedaulatan Indonesia serta penguatan pertahanan nasional membuat namanya dikenal luas di kalangan TNI.
5. Mayjen (Purn) Dr. Bernhard Limbong, S.Sos., S.H., M.H.
Lahir di Samosir pada 23 Mei 1955, Bernhard Limbong memulai karier militernya pada tahun 1983. Dia seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum Induk Koperasi Angkatan Darat.
Dengan pengalamannya yang luas dalam kehidupan, ia berpendapat bahwa kesuksesan sejati adalah ketika apa yang kita lakukan memberikan manfaat bagi orang lain. Menurutnya, keberhasilan seseorang dinilai dari seberapa bermakna hidupnya bagi orang lain.
Ia memiliki pengalaman bertugas di Ambon, Bandung, dan Jakarta. Puncak karirnya dicapai saat ia dipercaya memimpin koperasi TNI AD sebagai Ketua Umum Induk Koperasi Angkatan Darat.
Di luar dinas militer, ia juga menjabat sebagai salah satu ketua di Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) pada periode 2009-2014.
6. Marsekal Pertama TNI Adrian Pangarapan Damanik, S.T., M.M.
Seorang perwira tinggi TNI-AU yang sejak 19 Januari 2024 menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi dan Latihan TNI AU (Kadisopslatau).Adrian lahir 13 April 1972 dan merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1995. Sebelum menjabat sebagai Kadisopslatau, ia mengemban tugas sebagai Asisten Perencanaan Koopsudnas.
7. Abdul Haris Nasution
Seorang jenderal tinggi dan politikus Indonesia yang berperan penting selama Revolusi Nasional Indonesia. Ia terus mengabdi di militer sepanjang periode Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin.
Setelah Presiden Soekarno turun dari jabatan, Nasution diangkat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Berasal dari keluarga Batak Mandailing di desa Hutapungkut, ia menempuh pendidikan sebagai pengajar sebelum akhirnya mendaftar di akademi militer di Bandung.
Nasution awalnya menjadi anggota Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL), namun setelah Jepang menginvasi, ia bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA).
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Nasution bergabung dengan angkatan bersenjata yang baru terbentuk dan turut berperang selama Revolusi Nasional Indonesia.
8. Mayor Jenderal TNI (Anm) Donald Izacus Pandjaitan
Merupakan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta pada 9 Juni 1925 - 1 Oktober 1965).
Riwayat hidup Kehidupan awal Donald I. Pandjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Lumbantor Natolutali, yang sekarang menjadi bagian dari Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera
Pada 13 Maret 1942, pasukan Jepang mendarat di Medan dan dengan cepat menyebar hingga ke Tapanuli.
Beberapa hari kemudian, mereka telah menguasai Tarutung. Karena tidak menyukai sekolah-sekolah berorientasi Barat, Jepang menutup Christelijke MULO di Tarutung.
9. Letnan Jenderal TNI (Purn) Drs. Jamin Ginting Suka
Jamin Gintings (Ejaan Republik: Djamin Gintings; 12 Januari 1921 - 23 Oktober 1974), adalah salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia dari Karo. Ia diresmikan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2014.
Riwayat hidup Kehidupan awal Jamin Ginting lahir di Desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, pada 12 Januari 1921. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia bergabung dengan unit militer yang dibentuk oleh perwira-perwira Jepang.
Pemerintah Jepang mendirikan satuan tentara yang terdiri dari para pemuda di Taneh Karo untuk memperkuat pasukan mereka dalam mempertahankan kekuasaan di Asia. Jamin Ginting kemudian menjadi komandan dalam pasukan bentukan Jepang tersebut.
10. Mayor Jenderal TNI (Purn) Winston Pardamean Simanjuntak
Seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang(lahir 12 Juni 1957), Winston, yang merupakan lulusan Akmil tahun 1981, memiliki pengalaman di bidang infanteri. Jabatan terakhirnya sebagai jenderal bintang dua adalah Pangdam I/Bukit Barisan.
Para tokoh militer berdarah Batak ini tidak hanya berjasa dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi lebih bagi bangsa.
Kiprah mereka di TNI menunjukkan bahwa etnis Batak memiliki warisan kepemimpinan yang kuat dalam dunia militer, serta dedikasi untuk kemajuan negara.
Artikel ini ditulis Ahmad Zacky Parinduri, mahasiswa peserta Program Magang Merdeka di detikcom.
(afb/afb)