Miris, Siswa Berkebutuhan Khusus Di-bully hingga Lukai Diri Sendiri

Miris, Siswa Berkebutuhan Khusus Di-bully hingga Lukai Diri Sendiri

Tim detikNews - detikSumut
Rabu, 02 Okt 2024 19:15 WIB
Neglected lonely child against the white wall.  Little girl crying in the corner. Violence concept.
Foto: iStock
Depok -

Miris, seorang siswa kelas IX di salah satu SMP di Cimanggis, Kota Depok, diduga menjadi korban perundungan atau bully. Akibat perundungan itu, anak berkebutuhan khusus berinisial R (15) tersebut pun sampai melukai diri sendiri.

Menurut ayah korban, F, putranya memang sering di-bully oleh teman-teman sekolahnya. Puncaknya, saat upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2024 kemarin, R dilempar batu oleh temannya.

"Memang dia sering menerima bullying, kemarin puncaknya di saat upacara dilempar batu," kata F dilansir detikNews, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

F menyebut, anaknya diterima di sekolah negeri melalui jalur inklusi. Meski berkebutuhan khusus, R mengatakan anaknya dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

"Memang anak saya berkebutuhan khusus, tapi tidak mengganggu. Kalau bercanda, kalau dia dimulai duluan, dia baru gitu (bereaksi)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mirisnya, saat temannya membully dirinya, R tidak membalas namun memecahkan kaca sekolah hingga melukai dirinya sendiri.

"Sampai selesai upacara mungkin dia mau membalas, kesal kali ya, dia mau membalas itu dia nggak bisa atau gimana gitu, jadi kemarin dia memukul kaca. Saking kesalnya," tuturnya.

Akibat kejadian itu, R mengalami luka di bagian lengan kirinya hingga harus menjalani operasi penyambungan urat.

"Semalam ada tindakan operasi untuk menyambung urat jarinya karena putus, jadi semalam ada tindakan (dari rumah sakit)," ujarnya.

F mengaku kesal lantaran pihak sekolah tidak menanggapi serius aksi bully di lingkungan sekolah tersebut malah terkesan menormalisasi aksi bullying yang dilakukan siswanya. Padahal R merupakan siswa berkebutuhan khusus yang seharusnya mendapatkan pendampingan.

"Kemarin saya ke sekolah, tetapi keterangan sekolah kemarin sudah dipanggil semuanya. Tetapi katanya itu memang 'bercandaan' di saat upacara, karena sudah terlalu lama siswa itu menunggu upacara," katanya.

"Nah, (harapan) saya mungkin kalau sekolah menerima siswa inklusi, (agar) lebih cenderung mungkin lebih dikasih tahu siswa lain (kondisi siswa inklusi), mungkin kurang ke arah sana," tambahnya.

Usai menjalani operasi, lanjut F, pihak sekolah juga belum menjenguk R di rumah sakit. Ha itu juga disesalkan F. R kini dirawat di RS Brimob Kelapa Dua, Depok.

"Saya tanya ke istri saya, sampai kemarin itu pihak kepsek belum datang menjenguk," katanya.

Kapolsek Cimanggis Kompol Tatang Targana mengatakan terkait kejadian itu, pihaknya belum menerima laporan dari keluarga korban. Tatang mengatakan kedua belah pihak telah berdamai.

"Sudah ditangani, belum ada LP. Sudah diselesaikan (secara) kekeluargaan korban dan pelaku," kata Tatang.

Namun F membantah ada perdamaian antara pihaknya dengan pihak pelaku. F mengaku belum bertemu dengan keluarga pelaku.

"Ketemu saja belum," kata F.

Namun ia mengakui memang belum berencana membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Ia hanya menginginkan agar pihak sekolah bertanggung awab atas keselamatan anaknya dan siswa lainnya di sekolah.

"Karena masih di bawah umur, saya hanya menyayangkan pihak sekolah lalai dengan siswa inklusi," kata F.

Saat dirinya datang ke sekolah, hanya ada Binmas yang datang. Sementara pihak keluarga pelaku tidak bertemu dengannya.

"Ini pertemuan saya dengan pihak sekolah untuk konfirmasi kejadian. Ada polisi Binmas wilayah setempat yang ikut di pembicaraan tersebut," ucap F.

Hingga kini belum ada tanggapan dari pihak sekolah, meski tim redaksi detikcom telah menghubungi pihak sekolah untuk meminta tanggapan terkait kasus ini.




(nkm/nkm)


Hide Ads