Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang akan menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika terinfeksi virus ini akan menimbulkan gejala virus Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang terjadi pada tahap infeksi yang paling lanjut setelah terkena HIV.
Virus HIV menyerang sel darah putih tubuh, sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal inilah yang membuat orang lebih mudah terserang penyakit. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi, seperti tuberkulosis, infeksi, dan beberapa jenis kanker.
Jika seseorang terkena infeksi virus HIV dan AIDS, awalnya mungkin dia tidak akan menyadari gejala awalnya hingga memerlukan beberapa waktu untuk mengetahui terkena virus HIV dan AIDS. Maka perlu nya kita dari sekarang untuk mengenali gejala penyebab dan bagaimana pencegahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala dan Tanda
Gejala HIV bervariasi tergantung pada stadium infeksi. Dikutip dari laman website resmi WHO (World Health Organization), HIV menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi.
Namun masih banyak yang tidak menyadari statusnya, bahkan gejala hingga tahap selanjutnya yang akan terlihat pada perubahan tubuh. Terpapar virus ini akan menunggu beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, hingga menimbulkan gejala awal yang orang mungkin tidak tahu.
Yang lain mungkin mengalami penyakit seperti influenza termasuk:
- Demam
- Sakit kepala
- Ruam
- Sakit tenggorokan
Infeksi ini secara bertahap melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tanda dan gejala lainnya:
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan berat badan
- Demam
- Diare
- Batuk
Baca juga: Ini Manfaat Donor Darah Bagi Tubuh |
Tanpa pengobatan, orang yang hidup dengan infeksi HIV juga dapat mengembangkan penyakit yang parah:
- Tuberkulosis (TBC)
- Meningitis kriptokokus
- Infeksi bakteri yang parah
- Kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.
HIV menyebabkan infeksi lain menjadi lebih buruk, seperti hepatitis C (infeksi virus yang menular melalui darah), hepatitis B (kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, mual, penyakit kuning), dan mpox.
Penularan
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari orang yang hidup dengan HIV, termasuk darah, air susu ibu, air mani, dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan sampai persalinan.
Perlu kita ketahui juga bahwa, orang tidak dapat terinfeksi HIV melalui kontak sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi barang pribadi, makanan, atau air.
Orang yang hidup dengan HIV yang menjalani ART dan memiliki viral load yang tidak terdeteksi tidak akan menularkan HIV kepada pasangan seksualnya. Oleh karena itu, akses awal ke ART dan dukungan untuk tetap menjalani pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang yang hidup dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.
Baca juga: Begini Cara Hilangkan Plak Gigi dengan Mudah |
Penyebab
Perilaku dan kondisi yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi tertular HIV meliputi:
- Melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa perlindungan kondom;
- Menderita infeksi menular seksual (IMS) lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterial;
- Penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang yang berbahaya dalam konteks perilaku seksual;
- Berbagi jarum suntik, alat suntik dan peralatan suntik lainnya yang terkontaminasi, atau larutan obat saat menyuntikkan narkoba;
- Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, atau transplantasi jaringan; dan
- Prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril, atau cedera tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
Diagnosa
Pemerikasaan lebih lanjut HIV dapat didiagnosis melalui tes diagnostik cepat yang memberikan hasil di hari yang sama. Hal ini sangat memudahkan diagnosis dini dan keterkaitan dengan pengobatan dan pencegahan. Pengecekan diri sendiri untuk menguji terinfeksi HIV ini juga dapat menggunakan tes HIV mandiri.
Namun, tidak ada tes tunggal yang dapat memberikan diagnosis HIV positif sepenuhnya, diperlukan pengujian konfirmasi, yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas masyarakat yang berkualifikasi dan terlatih. Infeksi HIV dapat dideteksi dengan akurasi tinggi menggunakan tes prakualifikasi WHO dalam strategi dan algoritma pengujian yang disetujui secara nasional.
Tes diagnostik HIV yang paling banyak digunakan mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh seseorang sebagai bagian dari respons imun mereka untuk melawan HIV. Dalam kebanyakan kasus, orang mengembangkan antibodi terhadap HIV dalam waktu 28 hari setelah infeksi.
Selama waktu ini, orang berada dalam apa yang disebut 'periode jendela' ketika mereka memiliki kadar antibodi rendah yang tidak dapat dideteksi oleh banyak tes cepat, tetapi mereka masih dapat menularkan HIV kepada orang lain. Orang yang baru-baru ini mengalami paparan berisiko tinggi dan hasil tesnya negatif dapat menjalani tes lebih lanjut setelah 28 hari.
Pencegahan
HIV merupakan penyakit yang dapat dicegah. Kurangi risiko infeksi HIV dengan:
- Menggunakan kondom pria atau wanita saat berhubungan seks
- Menjalani tes HIV dan tes infeksi menular yang disebabkan hubungan seks
- Melakukan sunat medis sukarela pada laki-laki
- Menggunakan layanan pengurangan bahaya bagi orang yang menyuntikkan dan menggunakan narkoba.
Dokter mungkin menyarankan obat-obatan dan peralatan medis untuk membantu mencegah infeksi HIV, termasuk:
- Obat antiretroviral (ARV), termasuk Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) oral dan produk kerja panjang
- Cincin vagina dapivirine
- Cabotegravir yang dapat disuntikkan dan bekerja lama.
Mengkomsumsi obat ARV juga dapat digunakan untuk mencegah ibu menularkan HIV kepada anak-anaknya. Orang yang menjalani terapi antiretroviral (ART) dan tidak memiliki bukti adanya virus dalam darah tidak akan menularkan HIV ke pasangan seksualnya. Pengecekan melalui tes dan ART merupakan bagian penting dari pencegahan HIV.
Pentingnya pemahaman edukasi mengenai virus HIV dan AIDS, agar kita terhindar dari penyakit virus yang berbahaya ini. Semoga ini membantu ya detikers!
Artikel ini ditulis Nanda Marbun, mahasiswa Peserta Program Magang Merdeka di detikcom.
(afb/afb)