Apa Itu Mayam dan Berapa Besaran Mahar Pernikahan di Aceh? Ini Penjelasannya

Apa Itu Mayam dan Berapa Besaran Mahar Pernikahan di Aceh? Ini Penjelasannya

Indah Mawarni - detikSumut
Jumat, 05 Jul 2024 06:00 WIB
Ilustrasi Emas
Foto: Ilustrasi. (Shutterstock)
Medan -

Belakangan media sosial ramai membahas pernikahan Artis berdarah Aceh, Cut Beby Tsabina dengan Rizki Natakusumah. Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah mahar artis tersebut, sejumlah 121 mayam.

Lantas tahukah detikers apa itu mayam? Jika belum berikut informasi mengenai mayam dan besaran mahar untuk pernikahan di Aceh. Yuk simak hingga akhir ya detikers.

Mengenal Istilah Mayam dan Julamee

Dilansir dari laman Sekretariat Majelis Adat Aceh, dalam bahasa Aceh mas kawin ataupun mahar disebut Jeulamee. Sebagai syarat perkawinan yang harus dipenuhi, Jeulamee juga bukti keseriusan dan ketulusan hati dari calon suami (linto) kepada calon istri (dara baroe).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam adat Aceh Jeulamee berbentuk emas murni yang dikenal dengan " meuh 99/ meuh London" yang ditimbang dengan istilah mayam. Emas ini merupakan salah satu wujud mahar yang diakui secara adat. Selain itu, emas dapat dijadikan sumber dari langkah awal membangun kehidupan.

Adapun tiga azas yang mendasari pernikahan di Aceh, yakni: mudah, sepakat, dan sekufu. Di mana maksud dari ketiga azas ini ialah tidak boleh mempersulit, karena niat baik sebaiknya dipermudah sesuai kemampuan. Dengan memperhatikan martabat kedua belah pihak, selama sama-sama sudah sepakat maka prosesi pernikahan dapat dilaksanakan.

ADVERTISEMENT

Selain itu, pasangan tersebut harus sekufu atau sederajat. Berarti dalam pernikahan sebaiknya memperhatikan kesesuaian pasangan, seperti sejajarnya tingkat pendidikan maupun latar belakang keluarga.

Besaran Mahar untuk Pernikahan di Aceh

Melansir dari sumber yang sama, masing-masing etnis di Aceh memiliki perbedaan adat istiadat terkait Jeulamee. Misal besaran Jeulamee, bagi etnis Aneuk Jamee antara tiga sampai tujuh mayam (1 mayam = 2,8 - 3.0 gram), etnis Aceh Pidie bisa mencapai puluhan, 10 - 30.

Sedangkan Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Timur 10 - 100 mayam (1 mayam =3.0 gram). Untuk Aceh Besar dan Banda Aceh antara lima sampai dua puluh, (1 mayam =3,33 gram / Banda Aceh). Pastinya semua memiliki dasar pemikiran tertentu yang melatarbelakangi nilai Jeulamee tersebut.

Konsep adat Aceh tidak memperbolehkan Jeulamee terlalu tinggi, namun tidak pula terlalu rendah. Berikut beberapa hal yang dimaksud:

  • Jeulamee sebagai simbol cinta, selayaknya diperoleh melalui usaha yang tidak terlalu mudah. Hal ini bertujuan agar penghargaannya semakin tinggi.
  • Jeulamee mengajarkan calon suami untuk giat berusaha agar kewajiban terhadap calon istri terpenuhi. Sebab kelak dirinya akan menanggung tanggung jawab mutlak atas istri dan anak-anaknya.
  • Jeulamee bentuk mencegah perceraian, jika menikah tidak terlalu mudah sepatutnya setiap orang yang sudah menikah tidak dengan mudah memutuskan untuk bercerai.
  • Jeulame merupakan wujud jaminan pertanggungjawaban diri terhadap calon istri di mata keluarga. Anggota keluarga pihak calon istri akan merasa yakin bahwa anak perempuannya bersama orang yang tepat dan bertanggung jawab.

Demikian informasi terkait mayam dan besaran mahar untuk pernikahan di Aceh. Semoga dapat menambah wawasan detikers ya.

Artikel ini ditulis Indah Mawarni, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads