Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca. Operasi digelar untuk mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.
Tak hanya BRGM dan BMKG, operasi juga digelar bersama stakeholder seperti KLHK, TNI AU dan Pemerintah Provinsi Riau. Tim melakukan pembasahan lahan gambut di Riau.
"Ini sebagai salah satu langkah antisipasi karhutla, terutama menjelang puncak musim kemarau. Pada acara pembukaan operasi modifikasi cuaca dalam rangka pembasahan lahan gambut di Provinsi Riau," terang Kasupokja Restorasi Gambut Riau, Sarjono Budi, Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengungkap OMC menjadi salah satu upaya rutin dalam upaya-upaya pencegahan karhutla di lahan gambut. Mengingat ekosistem gambut perlu dijaga agar tetap basah.
"Ekosistem gambut perlu dijaga untuk tetap basah. Melalui modifikasi cuaca diharapkan hujan yang dihasilkan bisa berkontribusi terhadap pembasahan lahan gambut. Utamanya memasuki puncak musim kering di Provinsi Riau," kata Budi.
Sementara itu perwakilan Deputi Bidang Modifikasi Cuacan Endarwin, mewakili bahwa OMC difokuskan untuk area-area lahan gambut di Provinsi Riau. Operasi itu untuk mencegah kemunculan titik api.
"Pada intinya, modifikasi cuaca yang BMKG lakukan bertujuan untuk mengoptimalkan awan-awan potensial untuk bisa menjadi hujan di lahan gambut. Sehingga dengan terbasahinya gambut akibat hujan, potensi kemunculan titik api dan tingkat kemudahan lahan gambut terbakar maupun potensi penjalaran area terbakar bisa kita reduksi," kata Endarwin.
Operasi modifikasi cuaca dilaksanakan oleh BMKG dan BRGM direncanakan periode 26 Juni kemarin hingga 3 Juli mendatang. Dalam pelaksanaannya, penerbangan penyemaian awan OMC di Provinsi Riau didukung oleh satu unit pesawat Casa 212 400 A-2116 yang dioperasikan oleh kru penerbang Skadron 4 TNI AU.
Operasi modifikasi cuaca sendiri dilakukan dengan penyemaian awan yang dilakukan oleh BMKG. Khususnya mepertimbangkan dinamika cuaca setiap hari pelaksanaan di lapangan.
"Untuk penerbangan penyemaian awan, kami selalu melakukan analisis terkait kondisi cuaca di hari tersebut. Hasil analisis cuaca harian tersebut, akan menjadi input kami dalam merencanakan sasaran penerbangan penyemaian awan," imbuh perwakilan BMKG, Bayu Prayoga.
Kegiatan yang direncakan akan dilakukan selama 8 hari kegiatan tersebut memang difokuskan untuk melakukan penyemaian awan sehingga dapat membantu meningkatkan curah hujan di wilayah wilayah dengan tutupan lahan gambut di Provinsi Riau, seperti Rokan Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Siak, Pelalawan, dan Indragiri Hilir.
(ras/mjy)