Umumnya salat Idul Adha dikerjakan secara berjemaah. Di tanah air pelaksanaan salat Ied dilakukan pada awal waktu, sekitar jam 06.00 hingga jam 07.00 WIB pagi hari.
Bagaimana jika umat Islam tidak dapat mengerjakan salat Idul Adha secara berjemaah? berikut informasi terkait hukum dan tata cara yang telah detikSumut rangkum dari situs resmi Nahdlatul Ulama.
Hukum Salat Idul Adha Sendiri di Rumah
Salat Idul Adha sangat dianjurkan, terutama jika dilakukan secara berjemaah. Namun, jika tidak memungkinkan untuk bergabung dengan jemaah, salat tersebut tetap boleh dilakukan secara individu. Penting untuk melaksanakannya sebelum waktu Zuhur pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut KH Mukti Ali Qusyairi, Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, prosesi Lebaran Idul Adha tidak boleh dianggap hanya sebagai ritual tahunan biasa. Dia mengatakan bahwa salat Idul Adha dan kurban memiliki makna yang lebih dalam dan fungsional, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan dari ajaran Islam itu sendiri.
"Mungkin sebagian masyarakat mengasumsikan bahwa shalat Idul Adha harus berjamaah, padahal itu tidak. Karena hukum shalat Idul Adha sendiri adalah sunnah muakkadah, itu menurut pendapat Imam Syafi'i. Jadi, pelaksanaannya boleh dilakukan secara munfarid (sendiri), yakni tidak berjamaah," kata Mukti, dikutip dari laman resmi NU Online
Tata Cara Salat Idul Adha Sendiri di Rumah
Rakaat Pertama
1. Niat Salat Idul Adha
Berikut niat salat Idul Adha yang dapat dilafalkan:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ rak'taini lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat salat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Melakukan Takbiratul ihram sembari niat di dalam hati. Takbiratul ihram ini dilakukan dengan mengangkat tangan seraya membaca takbir, allâhu akbar.
3. Membaca doa iftitah
Berikut ini doa iftitah latin dan terjemahan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا اِنٍّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفاً مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu akbaru kabiraa Walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan waashiilaa, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Innas-sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin."
4. Takbir sebanyak tujuh kali
Sebelum membaca surat Al-Fatihah, terlebih dahulu membaca takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara ketujuh takbir itu dianjurkan membaca lafal berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila
Artinya: "Allah Maha besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha suci Allah, baik waktu pagi dan petang." Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar
Artinya: "Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha besar."
5. Membaca surat Al-Fatihah
Berikut ayat 1-6 surat Al-Fatihah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
6. Membaca surat pendek, hal ini dianjurkan untuk membaca surat Al-A'lâ
Berikut ayat 1-18 surat Al-A'la:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (3) وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى (4) فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى (5) سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى (6) إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى (7) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى (8) فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى (9) سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى (10) وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى (11) الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى (12) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى (13) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15) بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17) إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)
7. Ruku dengan thuma'ninah (tenang atau diam sebentar)
Saat ruku kamu sembari membaca tasbih tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiyal 'azhīmi wa bi hamdih.
8. I'tidal dengan thuma'ninah
Saat I'tidal kamu sembari membaca:
رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanā lakal hamdu mil'as samāwāti wa mil'al ardhi wa mil'a mā syi'ta min syay'in ba'du.
9. Sujud dengan thuma'ninah
Sujud seraya membaca tasbih tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiyal a'lā wa bi hamdih
10. Duduk di antara dua sujud
Membaca kalimat berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.
11. Sujud lagi dan membaca tasbih tiga kali sebagaimana sebelumnya.
12. Berdiri untuk rakaat kedua Rakaat Kedua
Rakaat Kedua
1. Takbir sebanyak lima kali dengan membaca seperti bacaan pada rakaat pertama.
2. Membaca surat Al-Fatihah
3. Membaca surat pendek, untuk di rakaat kedua dianjurkan membaca surat Al-Ghasyiyah.
4. Ruku dengan thuma'ninah
5. I'tidal dengan thuma'ninah
6. Sujud dengan thuma'ninah
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud lagi
9. Tasyahud akhir
10. Salam
Demikian pembahasan terkait hukum dan tata cara salat Idul Adha sendiri di rumah. Semoga dapat membantu detikers ya!
Artikel ini ditulis Indah Mawarni, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(afb/afb)