Belasan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Tanjung, Kampar, Riau belajar di ruang bekas toilet. Pihak sekolah mengaku sudah berulang kali mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kampar.
"Jadi tahun 2022 dan 2023 masuk proposal ke Disdik. Disdik dengan PU turun, waktu itu Plt Bu Deswanti," terang Plt Kepala Sekolah SDN 02, Apriwardi, Rabu (12/6/2024).
Sejak pengajuan proposal, Apriwardi dan sejumlah pejabat sekolah berulang kali datang ke Dinas Pendidikan Kampar. Ia berharap ada titik terang terkait proposal yang diajukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, beberapa kali datang ke Dinas Pendidikan tak membuahkan hasil. Ia tak dapat bertemu dengan pejabat berwenang terkait.
"Kami sering ke dinas sama bendahara dan operator. Tetapi tidak pernah kami ketemu sama bidang Sarana dan Prasarana Disdik," kata pria yang akrab disapa Feri itu.
Srbagai solusi, Feri coba membuat belajar anak dengan pola paralel masuk pagi dan siang hari. Namun rencana itu ditolak wali murid.
"Anak-anak ada mau kami buat paralel agar masuk siang. Tapi banyak komplain, maka buatlah itu toilet jadi ruang belajar. Di ruang toilet itu ada 18 siswa belajar, ada kelas 3 dan kelas 5 dulu, tapi sekarang untuk anak kelas 1," katanya.
Selain proposal, permintaan langsung juga pernah didampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kampar, Aidil. Namun masih tak ada kejelasan.
"Waktu acara di SD 01 sudah dibilang juga itu sama pak Korwil. 'Pak Kadis itu mohon di SD 02 kekurangan 2 lokal'. Tapi dijawab 'iya-iya saja'," kata Apriwardi.
Diketahui ada 18 siswa di SDN 02 Tanjung, Kampar belajar di ruang bekas toilet. Mereka terpaksa belajar di ruang bekas toilet karena tidak ada ruang kelas lain di sekolah tersebut.
Di SDN 02 sendiri tercatat ada 200 lebih siswa. Namun ruang belajar hanya ada sembilan dengan pola disekat mengingat kurang 2 ruang belajar lagi.
(ras/mjy)