Miris! 18 Pelajar SDN di Kampar Belajar di Ruangan Bekas Toilet

Riau

Miris! 18 Pelajar SDN di Kampar Belajar di Ruangan Bekas Toilet

Raja Adil Siregar - detikSumut
Rabu, 12 Jun 2024 09:53 WIB
Toilet yang disulap jadi ruang belajar. (Dok. Kepsek SDN 02 Tanjung)
Foto: Toilet yang disulap jadi ruang belajar. (Dok. Kepsek SDN 02 Tanjung)
Kampar -

Sebanyak 18 siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Tanjung, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kampar belajar di ruang bekas toilet. Mereka terpaksa belajar di ruangan tersebut karena keterbatasan kelas.

Informasi diterima detikSumut, 18 siswa itu belajar di ruang bekas toilet sejak 5 tahun lalu. Namun sebelum jadi ruangan belajar, toilet itu sempat dijadikan gudang sekolah.

"Belajar di toilet itu sudah sejak 5 tahun ini. Sebelumnya itu dijadikan gudang," kata Plt Kepala Sekolah SDN 02 Apriwardi kepada detikSumut, Rabu (12/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat kondisi ruang belajar anak terbatas, ruang itu kemudian dirombak untuk belajar. Namun, kondisi ruangan tetap terbatas dan hanya berukuran 4x6 meter.

Sekilas, ruang belajar itu terlihat baik pada bagian dalam. Faktanya, atap hingga plafon sudah rapuh dan beberapa kali jatuh.

ADVERTISEMENT

"Kalau di dalam bagus karena wali kelas bisa divariasi pakai bunga-bunga. Tetapi sebenarnya plafon sama atap itu sudah rapuh semua, kasihan juga anak-anak di situ," katanya.

Pria yang akrab disapa Feri itu mengaku sudah beberapa kali mengajukan untuk perbaikan atau penambahan bangunan baru. Bahkan, sudah pernah dicek langsung oleh Dinas Pendidikan dan Dinas PU Kampar.

Pengajuan proposal perbaikan dilakukan pihak sekolah kepada Dinas Pendidikan sejak 2022 dan 2023 lalu. Namun, hingga saat ini tidak ada titik terang.

"Tahun 2022 dan 2023 sudah pernah kami buat proposal ke Disdik. Bahkan, itu dicek langsung sama Disdik dan PU, katanya 'ini bisa dibangun pak, tapi ada pohon sawit di dekat bangunan itu harus ditumbang'. Lalu kami sampaikan siap, kita tumbang," tegas Feri.

Hanya saja sejak pejabat dinas datang ke sekolah dan kembali, tak pernah ada lagi kabar berita soal pembangunan ataupun renovasi. Hal itu pun jadi pembahasan wali murid dan komite sekolah saat perpisahan pada 3 Juni lalu.

"Orang tua banyak komplain karena anak belajar di toilet. Tapi kami mau bagaimana, ruang belajar tidak ada lagi, itu saja ruang pustaka kami jadikan ruang guru karena tak ada ruangan lagi," kata Feri.

"Terakhir ini disampaikan Ketua Komite saat perpisahan kemarin. Komite bilang ke camat dan kades, 'Bapak, tolong kalau ada yang kenal dewan dan orang dinas tolong ini disampaikan'. Dan saat itu memang ada camat dan kades," kata lagi.




(ras/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads