Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut renggang akibat berbeda sikap di Pilpres 2024. Setelah pilpres usai bagaimana hubungan Jokowi dan Megawati?
Sekretaris Jenderal DPP DPIP Hasto Kristiyanto menjelaskan hubungan keduanya. Hasto menyebut hubungan keduanya dapat dilihat dari kesetiaan pada prinsip kedaulatan rakyat.
"Bagi kami hubungan itu bukan pada persoalan meruncing atau tidak. Hubungan itu setia pada prinsip-prinsip kedaulatan rakyat tidak," katanya dilansir detikNews Selasa (4/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan hal itu yang menjadi roh PDIP sehingga harus dijalanan. Dan prinsip itu kini dijalankan oleh Megawati.
"Itu marwah PDI Perjuangan. Itu yang harus kami jalankan. Itu yang dijalankan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Ketika Rakernas ke-5 merekomendasikan bahwa Ibu Megawati selaku ketua umum PDI Perjuangan untuk hanya berkomunikasi dan membangun kerja sama dengan pihak-pihak yang menjalankan agenda reformasi, yang setia pada konstitusi, yang setia pada jalan demokrasi untuk rakyat. Yang setia pada jalan supremasi hukum. Bukan yang menempuh jalan pintas. Itu sangat clear and direction-nya sangat jelas," tukasnya.
Mengenai nasib Jokowi di PDIP, Hasto berbicara soal watak dan karakter. Dia menyebut watak kader PDIP membangun demokrasi.
"Ya kader itu kan diukur bukan dari wataknya, dari karakternya. Karakter PDI perjuangan adalah membangun demokrasi. Ketika seseorang tidak lagi membangun demokrasi ya itu tidak lagi memiliki suatu kesesuaian antara watak dan karakter. Dan itu jauh fundamental daripada status formal," ungkapnya.
Diketahui Jokowi dan Megawati memperingati hari lahir Pancasila di tempat berbeda. Jokowi memperingati hari lahir Pancasila di Dumai, Riau, sementara Megawati di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
(astj/astj)











































