Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengingatkan kepada jemaah haji di Indonesia selama beribadah untuk menjaga kesehatan. Terlebih saat ini wilayah Arab Saudi tengah dilanda suhu panas yang cukup ekstrem.
Sebagai pencegahan, para calon haji Indonesia yang memiliki riwayat penyakit atau komorbid, seperti hipertensi, diabetes, hingga jantung akan terus dipantau kondisi kesehatannya oleh petugas.
Petugas kesehatan akan melakukan pengecekan tensi darah dan konsumsi obat rutin pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kita mengendalikan faktor risiko ya. Faktor risiko sudah dibawa, tapi kalau terkendali akan aman. Salah satunya adalah minum obat secara teratur, sehingga obat-obatan untuk mengendalikan penyakit yang sudah rutin mesti dibawa," kata Kepala Puskes Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo dalam keterangan yang dilansir detikHealth, Senin (27/5/2024).
Agar jemaah haji bisa menghadapi cuaca panas ekstrem selama beribadah di Tanah Suci, berikut beberapa tips yang harus diperhatikan:
1. Istirahat yang cukup
Liliek menekankan pentingnya istirahat yang cukup bagi jemaah haji. Hal itu untuk kelangsungan ibadah haji.
2. Membawa perbekalan yang cukup
Jemaah haji disarankan untuk membawa perbekalan makan dan minum. Sebab, aktivitas di luar ruangan dalam durasi yang panjang bisa membuat jemaah haji mungkin lupa untuk makan dan minum.
"Kalau aktivitas berkepanjangan di luar, makanan itu tersedia di hotel, bukan di luar. Ada katering di hotel. Nah, orang yang sudah pernah atau sering ke sana pasti banyak membawa bekal, bawa kurma," tutur Liliek.
"Misalnya mau shalat dzuhur sampai ashar di masjid, dia sudah siap bawa bekal," sambungnya.
3. Menggunakan pelindung diri saat di luar ruangan
Selama beribadah haji, jemaah perlu menyesuaikan diri dengan suhu di Arab Saudi yang cenderung lebih panas dari Indonesia. Liliek pun mengimbau agar jemaah menggunakan alat pelindung diri dari sinar matahari saat beraktivitas di luar ruangan.
Sebab di Indonesia, suhu paling panas sekitar 36 derajat Celsius. Sedangkan di Arab Saudi bisa mencapai 41 derajat Celsius.
"Gunakan alat pelindung diri. Pakai payung, pakai topi besar kalau ibu-ibu, pakai kacamata hitam, pakai masker, bawa semprotan air. Kalau terasa kering, disemprot supaya tidak kena heatstroke dan minum air," ucapnya.
4. Minum air yang cukup
Cuaca panas di Arab Saudi bisa memicu dehidrasi. Hal ini bisa terlihat dari kondisi urine yang mulai terlihat kuning kecoklatan, yang menunjukkan tubuh kurang cairan.
Sehingga penting untuk mengkonsumsi air yang cukup. Namun, perlu diperhatikan jumlah dan waktu minumnya.
"Jangan lupa minum air. Targetnya, tiap 1 jam 250 ml atau satu gelas. Tapi kalau dia minum sekaligus biasanya sering buang air kecil, cari toiletnya jauh, susah," ujar Liliek.
"Makanya, kami ingatkan setiap 10 menit atau 15 menit, minumlah seteguk air. Supaya tenggorokan, kerongkongan tidak kering," lanjutnya.
5. Jaga cairan tubuh tetap stabil
Meski kondisi cuaca panas, kelembaban udara di Arab Saudi terbilang rendah. Untuk menjaga cairan tubuh tetap stabil, jemaah haji bisa minum air putih yang dicampur oralit.
"Kalaupun dia keluar siang hari, pulang masuk ke hotel, minumlah air putih dicampur oralit. Supaya cairan di tubuhnya tetap stabil," pungkasnya.
(mjy/mjy)