Bentuk tubuh yang ideal menjadi idaman setiap orang. Untuk mendapat bentuk tubuh yang indah, banyak orang yang rela menerapkan pola diet yang ekstrem. Padahal pola makan yang tak tepat berisiko terhadap kesehatan.
Spesialis gizi klinik dr Christopher Andrian menyebut, seseorang perlu lebih dulu mengetahui kondisi tubuhnya sebelum memutuskan untuk memilih pola makan tertentu dalam program diet untuk menurunkan berat badan.
"Nggak semua orang cocok dengan diet keto, diet OCD, semua tergantung kondisi tubuh. Karena setiap orang itu punya persentase lemak, otot, dan air yang berbeda. Supaya berat badan turunnya itu sehat, kita harus turunkan kadar lemak dulu," katanya saat temu media Dermagene, Menteng, Jakarta Pusat, dilansir detikHealth, Senin (13/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menerapkan pola makan yang ekstrem, tak sedikit juga yang memilih untuk mengonsumsi obat diet yang dijual bebas secara online. Padahal obat-obat tersebut mungkin memiliki efek samping. Kebanyakan obat pelangsing di pasaran bekerja dengan cara mengurangi cairan dalam tubuh.
"Obat yang dijual di luar sana kan biasanya malah bikin pipis terus, bikin diare, yang keluar apa? Air, bukan lemak. Ketika kita minum air lagi, berat badan akan naik lagi. Malah bikin risiko penyakit lain seperti ginjal," jelasnya.
Ia pun menyarankan agar jika ingin menerapkan pola diet atau mengonsumsi obat penurun berat badan, seseorang harus berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Boleh saja mengonsumsi obat diet, asal obat tersebut sesuai dengan kebutuhan tubuh dan sesuai resep dokter.
(nkm/nkm)