"Hujan meteor Eta Aquariid biasa terjadi ketika bumi memasuki aliran meteoroid atau debu sisa komet Halley yang melintas puluhan tahun silam," kata Rhorom Priyatikanto, peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN dikutip dari situs web resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Lantas, apa itu Hujan meteor Eta Aquariids? Bagaimana cara mengamatinya? Berikut penjelasan selengkapnya.
Apa itu Eta Aquarids?
Merujuk dari situs web resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eta Aquariids merupakan fenomena hujan meteor yang biasa terjadi saat bumi memasuki aliran meteorit. Meteorit tersebut merupakan sisa debu komet Halley yang telah melintas puluhan tahun lalu.
Dikutip dari situs web resmi International Meteor Organization (IMO), hujan meteor Eta Aquariids dapat terlihat deras dari daerah tropis di bagian selatan. Eta Aquariids melaju dengan kecepatan sekitar 10-30 per jam menjelang matahari terbit. Hujan meteor terjadi dalam waktu cepat dan persentase tinggi dengan beberapa bola api.
β β Kapan Hujan Meteor Eta Aquariids?
Dikutip dari 2024 Meteor Shower Calendar diterbitkan oleh IMO, Eta Aquariids aktif sejak 9 April 2024 dan diprediksi hingga tanggal 28 Mei 2024. Sementara itu, puncak hujan meteor Eta Aquariids terjadi pada malam 5-6 mei 2024.
Hujan meteor Eta Aquariids dapat terlihat deras dari daerah tropis selatan, termasuk Indonesia. Berdasarkan situs web resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), warga Indonesia dapat mengamati Hujan Meteor Eta Aquariids pada tanggal 19 April-28 Mei sesuai kalender hujan meteor tahun 2024.
β β Cara Mengamati Hujan Meteor
Merujuk dari situs web resmi Jet Propulsion Laboratory NASA, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor adalah tengah malam sebelum matahari terbit. Detikers tidak wajib menggunakan teropong atau teleskop. Kedua alat tersebut hanya mengurangi ruang pemandangan langit yang dapat detikers amati.
detikers dapat memaksimalkan jumlah meteor yang kamu lihat dengan menjauhi polusi cahaya. detikers dapat mencari tempat dengan pemandangan langit malam yang jernih dan tidak berawan.
Pastikan detikers mengenakan pakaian yang nyaman sesuai dengan suhu dingin di malam hari. Selain itu, bawalah alas atau kursi untuk duduk atau berbaring. Dengan demikian, detikers dapat menikmati hujan meteor semalaman.
Artikel ini ditulis Raphaella Ade Siallagan, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(astj/astj)