3 Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga untuk Kamis, 9 Mei 2024

3 Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga untuk Kamis, 9 Mei 2024

Felicia Gisela Sihite - detikSumut
Rabu, 08 Mei 2024 12:33 WIB
ilustrasi salib
Foto: Pixabay @geralt
Medan -

Semua umat Kristiani di dunia wajib merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus. Ada berbagai perayaan yang dapat dilakukan untuk memperingati peristiwa kenaikan Yesus pada hari ke-40 setelah Dia mati dan bangkit dari kubur.

Salah satu bentuk perayaannya adalah dengan merenungkan firman Tuhan di rumah maupun di gereja. Bagi detikers umat Kristiani, kali ini detikSumut sajikan 3 khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga untuk Kamis, 9 Mei 2024.

Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga (1)

Tema: Misi dan Kebangkitan Yesus (Lukas 24:36-53)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misi dan Kebangkitan Yesus" adalah topik mendalam dan penting dalam Alkitab, khususnya dalam konteks Lukas 24:36-53. Kejadian ini terjadi tiga hari setelah kematian Yesus di salib. Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, sesuai dengan ramalan-Nya. Kebangkitan-Nya adalah titik pusat iman Kristen karena menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan bahwa kematian-Nya telah menghapus dosa manusia. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus memberikan perintah misi terakhir kepada murid-muridNya sebelum naik ke surga. Ini dicatat dalam Injil-injil sebagai "Great Commission" (Matius 28:16- 20, Markus 16:15-18, Lukas 24:46-49).

Dalam Lukas 24:36-53, Yesus memberikan perintah ini kepada murid-muridNya untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Tema Misi dan Kebangkitan Yesus menggarisbawahi pentingnya misi dalam Kekristenan. Yesus memerintahkan pengikut-Nya untuk menjalankan misi tersebut, yang mencakup penginjilan dan pembaptisan. Kebangkitan Yesus adalah landasan iman Kristen. Tanpa kebangkitan, iman Kristen akan kehilangan substansi nya karena itu menegaskan kemenangan Kristus atas dosa dan maut. Kebangkitan juga menjanjikan kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Tema ini juga mencakup peran Roh Kudus dalam memberdayakan pengikut Yesus untuk menjalankan misi. Yesus berjanji akan mengirimkan Roh Kudus kepada mereka, dan Roh Kudus memberikan kebijaksanaan, keberanian, dan keterampilan yang diperlukan untuk menyebarkan Injil. Perintah Yesus untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa menunjukkan universalitas misi Kristen. Ini tidak terbatas pada satu kelompok atau budaya tertentu, tetapi harus diumumkan kepada seluruh dunia. Tema ini juga mencakup kesetiaan dan komitmen murid-murid Yesus dalam menjalankan misi-Nya. Mereka mengikuti perintah-Nya dengan setia, bahkan di tengah kesulitan dan penindasan.

ADVERTISEMENT

Ayat 36: Pada saat ini, murid-murid sedang berbicara tentang pengalaman beberapa dari mereka yang telah melihat Yesus bangkit. Tiba-tiba, Yesus muncul di tengah mereka secara ajaib. Dia menyapa mereka dengan kata-kata "Damai sejahtera bagi kamu!" Ini adalah pernyataan penyambutan yang umum dalam budaya Yahudi, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Yesus datang untuk membawa damai sejahtera rohani kepada mereka dan menghibur mereka.

Ayat 37-40: Murid-murid sangat ketakutan dan bingung ketika melihat Yesus tiba-tiba muncul di depan mereka. Mereka mengira bahwa mereka melihat hantu karena pengalaman ini di luar pemahaman mereka. Namun, Yesus dengan lembut meyakinkan mereka bahwa Dia adalah pribadi yang nyata dengan tubuh yang nyata. Dia mengajak mereka untuk meraba dan melihat tangan dan kakinya yang memiliki bekas luka dari penyaliban-Nya. Ini adalah bukti bahwa Dia adalah Yesus yang sama yang telah disal

Ayat 41-43: Meskipun mereka melihat bukti fisik yang jelas bahwa Yesus adalah nyata, murid-murid masih tidak percaya karena kegembiraan dan keheranan mereka. Untuk meyakinkan mereka lebih lanjut, Yesus meminta makanan. Mereka memberikan-Nya sepotong ikan yang telah dipanggang, dan Yesus makan di hadapan mereka. Ini adalah tindakan yang menunjukkan bahwa Dia bukan hanya roh atau hantu, tetapi memiliki tubuh yang nyata.

Ayat 44-45: Yesus kemudian menjelaskan kepada mereka bahwa semua yang telah terjadi sesuai dengan apa yang telah Dia ajarkan kepada mereka selama Dia masih bersama mereka. Dia mengacu pada Kitab-kitab Musa (Taurat). kitab-kitab nabi-nabi, dan Mazmur yang meramalkan tentang diri-Nya. Kemudian, Yesus membuka pikiran mereka agar mereka bisa memahami Kitab Suci dengan lebih baik. Ini adalah saat pengertian rohani mereka diperluas untuk melihat hubungan antara penggenapan nubuat dan karya penyelamatan Yesus.

Ayat 46-49: Dalam ayat ini, Yesus menjelaskan bahwa semua yang telah terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang tertulis dalam Kitab Suci. Dia adalah Mesias yang telah menderita dan bangkit dari antara orang mati sesuai dengan nubuat. Dia menggambarkan misi mereka sebagai saksi-saksi yang harus memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama-Nya kepada semua bangsa, dimulai dari Yerusalem. Dia juga berjanji akan menyerahkan kuasa dari atas (Roh Kudus) kepada mereka, tetapi mereka harus tinggal di Yerusalem sampai mereka dilengkapi dengan kuasa itu. Ini adalah janji akan kuasa yang akan mendukung mereka dalam melaksanakan misi.

Ayat 50-53: Pada akhir teks ini, Yesus membawa murid-murid keluar sampai dekat Betania. Di sana, Dia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka sebagai tanda perpisahan. Kemudian, secara ajaib, Yesus terangkat ke langit dan meninggalkan mereka. Murid-murid merespon dengan sujud menyembah kepada-Nya, mengakui kedaulatan-Nya sebagai Tuhan. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita besar dan senang.

Renungan di atas dikutip dari website Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga (2)

Tema: Beritakanlah Injil kepada Semua Makhluk (Markus 16:15-20)

Waktu terus berjalan, kita telah berada pada hari yang ke-40 setelah Paskah, di mana kita rayakan sebagai hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke sorga. Alkitab menjelaskan bahwa di saat Yesus Kristus sedang berbicara dengan murid-murid maka terangkatlah Dia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Tuhan Allah. Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke sorga kelihatannya sangat simple. Penekanan kisah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga lebih menyoroti tentang hal-hal yang dilakukan Yesus Kristus sebelum Dia terangkat ke sorga, sebagaimana kesaksian Injil Markus. Selain bertemu dengan Maria Magdalena yang dari padanya Yesus Kristus pernah mengusir 7 setan, bertemu dengan dua orang dalam perjalanan, juga dengan kesebelas murid-Nya, Tuhan Yesus Kristus juga telah memberikan suatu tugas penting kepada mereka yaitu untuk memberitakan Injil.

Sebagaimana dalam ayat 15-16, Yesus Kristus berkata "Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum". Memberitakan Injil ternyata telah menjadi tugas utama dari murid-murid Yesus Kristus. Jika kita perhatikan dengan seksama perintah Tuhan Yesus Kristus ini, maka kita akan dapati ada beberapa pokok penting yang ditekankan di sini yaitu:

Pertama, kata "pergilah ke seluruh dunia". Kalimat ini mengingatkan kepada murid-murid tentang tempat yang harus mereka tuju untuk melakukan pekabaran Injil. Kata seluruh dunia berarti menuju pada tempat yang sangat luas dan jauh. Murid-murid diingatkan bahwa tugas memberitakan Injil juga jangan hanya di Galilea atau Yerusalem saja, tetapi memberitakan Injil itu harus juga menjangkau kepada segala bangsa yang ada di dunia ini. Pekabaran Injil tidak lagi hanya bersifat ke dalam, kepada satu bangsa, tetapi pekabaran Injil juga harus keluar pada segala suku bangsa di dunia.

Kedua, kata "Beritakan Injil kepada segala makhluk". Kalimat ini menunjukkan bahwa berita Injil harus dirasakan, bukan hanya oleh satu makhluk hidup yaitu manusia semata, tapi ternyata pada semua makhluk. Hal ini menunjukkan bahwa Injil diberitakan harus melewati batas-batas kehidupan manusia. Injil Yesus Kristus harus berdampak pada segala makhluk ciptaan Tuhan yang ada di dunia; binatang, tumbuhan bahkan makhluk lainya. Perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan alam ciptaan Tuhan ternyata juga jadi sasaran penginjilan. Keselamatan dilihat secara Universal.

Ketiga, kata "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, siapa yang tidak percaya dihukum". Tuhan Yesus Kristus mengingatkan kepada murid-murid bahwa keuntungan orang yang percaya, hidup mereka akan selamat, sebaliknya yang tidak percaya akan dihukum. Hal ini menunjukkan konsekuensi hidup orang yang menerima Injil, dengan yang tidak. Penghukuman ternyata akan menjadi tindakan Tuhan Allah bagi yang tidak percaya. Jadi kita yang telah mendengarkan dan menerima Injil Yesus Kristus adalah orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang berkemenangan.

Renungan di atas dikutip dari situs Gereja Masehi Injili di Minahasa.

Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga (3)

Tema: Saksi Kristus yang Mengusahakan Kedamaian dan Keadilan Sosial di Tengah Dunia (Kisah Para Rasul 1:1-11, Efesus 1:15-23, Lukas 24:44-53)

Dalam proses persidangan di pengadilan, selalu dihadirkan saksi. Baik itu saksi yang meringankan maupun saksi yang memberatkan bagi terdakwa. Dalam KBBI online, kata saksi berarti orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian) atau juga orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri. Saat hendak bersaksi, terlebih dahulu seorang saksi disumpah agar dapat memberikan keterangan yang sebenar-benarnya sesuai yang dia ketahui di dalam persidangan. Keterangan saksi ini dijadikan sebagai alat bukti dan jika berbohong dalam kesaksiannya, maka seorang saksi bisa dipidanakan. Dari sini kita tahu bahwa tugas dan tanggungjawab seorang saksi tidaklah mudah. Dia harus bersaksi sebenar-benarnya, sesuai akal budi dan hati nuraninya. Tak jarang dari kesaksian yang disampaikan bisa menimbulkan konflik atau bahkan penolakan baik dari penggugat ataupun terdakwa. Sehingga tidak banyak orang yang bersedia menjadi saksi, karena tanggung jawabnya berat. Tetapi seorang saksi tetap harus bersaksi dengan sebenar-benarnya, sesuai akal budi dan hati nuraninya, harapannya tentu agar sang hakim bisa mempertimbangkan keadilan dalam setiap putusannya.

Para murid yang telah dipanggil, dipilih, dan mengikut Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya dijadikan saksi oleh Tuhan Yesus. Tentu itu bukan suatu tanggungjawab yang mudah bagi mereka, walaupun selama 3 tahun mereka mengikuti Yesus kemanapun Dia pergi serta mendengarkan pengajaran-Nya dan melihat karya-Nya. Menjadi saksi dan melanjutkan pekerjaan Yesus bukanlah perkara yang mudah. Selama hidupnya banyak pertentangan dan penolakan yang diterima oleh Yesus. Mengapa? Karena di dalam setiap pengajaran dan karya-Nya, Yesus menentang kesewenang-wenangan, Yesus membela orang-orang yang tersisihkan, terpinggirkan, dan termarjinalkan baik di dalam kehidupan sosial maupun keagamaan. Dalam karya-Nya, Yesus membawa kedamaian dan keadilan bagi orang-orang yang termarjinalkan, tersisihkan, terpinggirkan, dan mengalami kesewenang-wenangan baik dari penguasa pemerintah maupun pemimpin agama. Tentu perubahan paradigma yang seperti itu tidak mudah dipahami, sehingga banyak orang yang menentang Yesus, karena terusik kenyamanan dan dogma mereka. Memang, biasanya manusia saat terusik kenyamanan hidupnya untuk masalah dogma dan kesejahteraan hidup, mereka akan mudah bereaksi.

Untuk hal itulah para murid diutus menjadi saksi Kristus di dunia. Melanjutkan karya Yesus di dunia, membawa kedamaian, dan mengusahakan keadilan bagi orang-orang yang termarjinalkan, tersisihkan, terpinggirkan dan mengalami kesewenang-wenangan, baik dari penguasa pemerintah maupun pemimpin agama. Tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan bagi para murid. Jangankan memikirkan orang lain, selama tiga tahun mengikuti Yesus saja mereka lebih banyak memikirkan kepentingan dan kebutuhan diri sendiri. Sehingga sebelum memberikan perutusan untuk menjadi saksi-Nya, terlebih dahulu Yesus membuka pikiran para murid (Ay. 45), agar mereka mengerti akan Kitab Suci, mengerti pengajaran Yesus dan karya Yesus di dunia. Mereka pun mengerti tugasnya, bukan untuk kepentingan dan kepuasan diri mereka sendiri, tetapi untuk menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Ada perubahan paradigma dalam diri para murid, dari yang sebelumnya berfokus kepada diri sendiri, sekarang berfokus kepada orang lain. Tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan oleh para murid tidak mudah, oleh karena itu sebelum naik ke sorga, Yesus memberikan pesan bahwa mereka harus menanti di Yerusalem untuk menerima kuasa dari Roh Kudus.

Lalu mengapa mereka harus menunggu dulu di Yerusalem? Mengapa kuasa itu tidak langsung diberikan oleh Yesus saat Dia terangkat ke surga, seperti halnya Elia yang memberikan rohnya kepada Elisa? Para murid diutus menunggu ke Yerusalem, agar mereka dapat benar-benar mempersiapkan diri menjadi saksi Kristus. Bahwa perubahan paradigma dari diri para murid perlu proses, bukan sekedar perubahan instan sebelum Yesus naik ke surga. Oleh karena itu, Kisah Para Rasul menuliskan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus yang akan memampukan mereka menjadi saksi Kristus di Yerusalem (diceritakan dalam Kisah 2-7), seluruh Yudea dan Samaria (diceritakan dalam Kisah 8-12) dan sampai ke ujung bumi (diceritakan dalam Kisah 13-26). Hal ini bermakna bahwa para murid akan menjadi saksi Kristus, tetapi ada proses yang harus dilalui. Di mulai dari Yerusalem, yaitu orang-orang yang terdekat dengan dirinya, baik itu dirinya sendiri maupun keluarganya. Dilanjutkan menjadi saksi bagi Yudea, yaitu sesama orang-orang Yahudi yang seagama dengan mereka. Saksi bagi Samaria, yaitu orang-orang yang berbeda bangsa dan berbeda dogma ajaran agama dengan mereka. Saksi bagi seluruh bumi, yaitu semua orang yang ada, baik itu Yahudi maupun non-Yahudi. Sehingga sebelum para murid menjadi saksi Kristus yang melanjutkan karya Yesus membawa kedamaian dan keadilan bagi banyak orang, mereka harus benar-benar sudah selesai dengan kepentingan diri mereka sendiri. Sehingga benar-benar perubahan paradigma itu tidak hanya instan saat Yesus akan terangkat ke surga tetapi juga sampai paripurna tugas mereka. Itulah mengapa para murid harus menunggu di Yerusalem terlebih dahulu untuk diperlengkapi kuasa oleh Roh Kudus. Perubahan paradigma kehidupan inilah juga yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus. Mereka yang dipanggil menjadi milik Kristus telah diperlengkapi roh hikmat yang merubah paradigma kehidupan mereka untuk dapat menjadi saksi Kristus dan berkat bagi sesamanya.

Setelah memberikan tugas itu, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid-Nya. Berkat Tuhan menyatakan penyerahan perutusan-Nya kepada para murid sekaligus janji untuk mendampingi mereka melakukan tugas sebagai saksi-Nya. Para murid sujud untuk menghormati Yesus dan menerima tugas perutusan itu. Kali ini para murid tidak sedih atas kepergian Yesus, berbeda saat berhadapan dengan kematian Yesus, para murid merasa sangat ketakutan. Dengan berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka, para murid kembali ke Yerusalem dengan perasaan penuh sukacita dan kegembiraan. Mereka siap melanjutkan karya Yesus di dunia. Karya yang membawa kedamaian dan mengusahakan keadilan bagi yang terpinggirkan, tersisih, termarjinalkan, mengalami kesewenang-wenangan dalam kehidupan masyarakat maupun keagamaan. Walaupun mereka menyadari konsekuensinya untuk memperjuangkan itu semua, akan ada penolakan dan tantangan yang harus mereka hadapi. Tetapi para murid tetap bersukacita karena yakin kuasa Yesus akan melingkupi mereka. Kuasa dari Roh Kudus ini juga memberikan kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk bersaksi dan menaati perintah serta pengajaran Yesus sampai paripurna tugas dan tanggungjawab mereka. Para murid adalah saksi yang otentik karena mereka melihat dan mendengarkan Yesus dalam karya pelayanan-Nya serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

Ketiga bacaan menggarisbawahi tentang kesiapan para murid Yesus dan para orang percaya untuk melanjutkan karya Yesus setelah kenaikan-Nya ke surga. Para murid sudah memiliki modal, saat hidup bersama-sama dengan Yesus. Mereka dapat melihat langsung sebagai saksi akan apa yang telah Yesus lakukan di dunia, karya yang membawa kedamaian dan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan, tersisih, termarjinalkan dan mengalami kesewenang-wenangan dari penguasa pemerintah maupun pemimpin agama. Para murid juga mendengarkan langsung pengajaran-pengajaran Yesus yang melawan kesewenang-wenangan. Berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka akan memampukan mereka untuk melanjutkan karya Yesus di dunia, mulai dari Yerusalem (diri mereka dan keluarga mereka), Yudea (orang-orang yang seiman), Samaria (orang-orang yang tidak seiman), sampai ke ujung dunia (semua orang yang ditemui para murid). Walau akan ada konsekuensi berupa pertentangan dan penolakan yang mereka alami. Demikian juga dengan orang-orang percaya di Efesus, roh hikmat yang mereka terima memampukan mereka untuk hidup di dalam Kristus dan menjadi saksi Kristus, melayani sesama dengan penuh sukacita walaupun kepada sesama yang berbeda. Kuasa Roh Kudus akan senantiasa memampukan mereka setia menjadi saksi Kristus yang membawa kedamaian dan mengusahakan keadilan sampai paripurna kehidupan mereka.

Demikian juga kita sebagai orang percaya dipanggil menjadi seperti para murid. Menjadi saksi Kristus di dunia, menjadi saksi Kristus dimanapun kita berada, baik di lingkungan keluarga kita, gereja, masyarakat, dan pekerjaan. Bagaimana kita senantiasa menjadi pembawa damai dan mengusahakan keadilan di semua tempat. Tidak mudah, karena kita akan berhadapan dan berjumpa dengan kenyamanan dogma dan kesejahteraan hidup yang tidak mudah digoyahkan. Kemiskinan, ketidakadilan kehidupan, dan peradilan, sumber daya alam yang melimpah tetapi rakyat kesusahan mendapatkan hasil sumber daya alam tersebut, prasangka kepada orang-orang yang berbeda dengan kita atau yang beragama lain ataupun agamanya sama tetapi dogmanya berbeda, dan masih banyak lagi ketidakadilan yang akan kita temui. Semuanya itu ada di tengah kehidupan kita, semuanya nyata di depan mata kita. Lalu bagaimana kita sebagai orang percaya? Apakah kita benar-benar mau menjadi saksi Kristus di dunia untuk mengusahakan kedamaian dan keadilan bagi semua orang, walaupun resiko besar menanti kita, ataukah kita mengambil sikap nyaman dan berdiam diri untuk diri kita sendiri? Para murid telah dibuka hatinya sehingga ada perubahan paradigma dan mereka diberikan kuasa untuk berkarya. Maka kuasa yang sama itu juga akan diberikan kepada kita. Kita menjadi saksi Kristus di dunia yang membawa kedamaian dan mengusahakan keadilan. Jangan hanya berdiam diri, jangan takut dan berkecil hati karena kuasa dari Roh Kudus memperlengkapi dan memampukan kita menjadi saksi-Nya. Amin.

Renungan di atas dikutip dari laman Gereja Kristen Jawi Wetan.

Nah, itulah 3 khotbah Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga untuk Kamis, 9 Mei 2024. Selamat merenungkan firman Tuhan, detikers!




(afb/afb)


Hide Ads